69 Cara Menjadi Lajang Bahagia

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA.co.id – Memilih menjadi lajang, terutama bagi perempuan, masih dinilai sebuah hal yang tabu di masyarakat Indonesia. Menjadi lajang kemudian juga kerap dihubung-hubungkan dengan hal negatif.

Mantan Menlu Indonesia Beberkan Pengalaman Diplomasi Indonesia-Singapura

Mereka pun mendapat tekanan sosial untuk segera menikah. Walau mungkin mereka lebih bahagia dan banyak hal yang bisa dilakukan di masa lajang. 

"Di Indonesia, menjadi lajang di atas usia 25 tahun bukanlah sesuatu yang menguntungkan. Berbagai cibiran dan stigma tertuju kepada lajang, mulai dari tidak Iaku kedaluwarsa atau expired, pemilih dan lain sebagainya," ungkap Feby Indirani, penulis buku non fiksi, pada saat peluncuran buku terbarunya 69 Things To Be Grateful, di kawasan Cikini, Rabu malam, 6 September 2017.

Didominasi Rumah Tapak, Pra Penjualan Lippo Karawaci Kuartal III-2023 Capai Rp 3,36 Triliun

Menariknya angka 69 sendiri dipilih Feby selain karena seringkali dikaitkan dengan posisi seksual, angka itu, kata Feby, juga merupakan taijitu atau simbol yin dan yang, untuk mewakili konsep yang berlawanan.

Lewat buku terbarunya ini, penulis buku Bukan Perawan Maria ini, mengajak pembacanya untuk merefleksikan diri, bahwa menjadi lajang juga bisa bahagia.

AHY Tegaskan Tak Bahas Politik di Acara Peluncuran Bukunya

Lewat tulisan pendeknya, yang mudah dikutip,  Feby seolah menegaskan bahwa ada banyak hal yang bisa disyukuri dengan menjadi lajang.

Ditambah dengan ilustrasi yang ciamik dari Muhammad Taufiq (MT), buku ini menjadi sebuah hadiah yang lengkap, terlebih untuk mereka yang tengah dalam sebuah hubungan yang salah, demikian kata Feby.

"Tadinya itu memang ingin semacam notes pendek, konteksnya itu memang hadiah. Jadi bukan sesuatu yang hanya dibaca sekali tapi, yang bisa dibaca berulang ulang. karena hadiah kan penampilannya harus keren, kemudian cari ilustrator akhirnya ketemu MT," kata Feby.

Ia menuliskan salah satu cara agar hidup melajang dan bahagia adalah "Bebas untuk Melanjutkan Sekolah atau Kursus ke Luar Negeri". Menurutnya menjadi lajang memiliki keuntungan karena mereka bisa memilih melanjutkan pendidikan lebih tinggi ke luar negeri.

"Cari beasiswa, pilih program (studi) dan negara yang kamu inginkan. Percayalah, ini hal yang relatif lebih sulit kamu lakukan ketika sudah menikah," katanya.

Menurutnya dengan menuntut ilmu di negeri orang akan memberikan sejumlah pengalaman baru, dan memiliki teman baru dari berbagai negara. Ia pun mengajak para lajang untuk mengambil kesempatan sekolah atau mengikuti program di luar negeri untuk jangka waktu tertentu.

Pada akhirnya, lewat buku setebal 144 halaman ini Feby ingin mengajak pembaca untuk tetap tersenyum, dan berkontemplasi meski berstatus lajang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya