Biaya Perjalanan Keluarga Kerajaan Inggris Rp71,3 Miliar

Ratu Elizabeth
Sumber :
  • REUTERS/Hannah McKay

VIVA – Melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara sahabat, merupakan hal biasa yang dilakukan oleh kepala negara. Kunjungan kenegaraan ini tak lain untuk mempererat hubungan antara kedua negara. 

Meghan Markle Ungkap Penyebab Putranya Tak Diberi Gelar Pangeran

Salah satu kepala negara yang memang menjadi sorotan publik adalah Ratu Elizabeth II dan keluarga. Baru-baru ini terungkap, biaya perjalanan kenegaraan yang dilakukan oleh keluarga kerajaan. 

Dilansir dari laman express, Jumat 27 Oktober 2017, biaya kunjungan kenegaraan periode 2016/2017, yang dilakukan Keluarga Kerajaan Inggris adalah sebesar 4,5 juta eur,o atau setara dengan Rp71,3 miliar. Biaya perjalanan keluarga kerajaan itu pun berasal dari pungutan pajak masyarakat Inggris. 

6 Fashion Anggota Kerajaan Inggris, Gaun Putri Diana Paling Ngeri

Biaya itu pun tidak hanya untuk perjalanan Ratu saja, melainkan meliputi biaya perjalanan lainnya. Seperti Pangeran Philip, Pangeran Charles dan Duchess of Cornwall, Pangeran Andrew, Putri Anne, Duke dan Duchess of Cambridge, George dan Charlotte, serta anggota dekat lainnya saat mereka menjalankan bisnis resmi.

Pangeran Williams ajak Keluarga ke Polandia

Kampanye Politik Pakai Nama Sussex, Meghan Markle Dikritik

Anggaran yang paling besar, adalah pembelian tiket perjalanan. Seperti perjalanan yang dilakukan oleh Duke dan Duchess of Cambridge di sekitar India dan Bhutan. Mereka mengeluarkan uang sebesar 62.331 euro, atau setara dengan Rp988 juta untuk menyewa jet pribadi. 

Tahun ini pun tagihan perjalanan yang dilakukan oleh keluarga kerajaan diketahui meningkat sebesar 500 ribu euro, atau setara dengan Rp7,9 Miliar dibandingkan tahun sebelumnya. 

Para wajib pajak sering terkejut, dengan jumlah biaya pajak yang dikeluarkan mereka untuk mengirim keluarga kerajaan ke seluruh dunia.

Meskipun demikian, Clive Alderton, sekretaris pribadi utama Prince menyatakan bahwa penting untuk memperbaiki hubungan dengan berbagai negara di seluruh dunia untuk menjaga perdamaian.

"Saya merasakan bahwa hubungan pribadi, atau apa yang mungkin disebut 'jargon orang-ke-orang', akan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan bab baru dalam hubungan dengan teman dan tetangga kita di seluruh dunia," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya