- VIVA.co.id/Bobby Agung
VIVA – Penyanyi beraliran jazz, Yura Yunita mengajak generasi muda Indonesia menjadi netizen atau warganet asyik, yang mengedepankan pemanfaatan positif media digital. Selain itu, ia juga mengingatkan para orangtua agar sadar teknologi di era digital saat ini.
"Orangtua harusnya bisa peka dengan digitalisasi, tapi itu belum banyak. Kalau menggunakan saja enggak ngerti, gimana mau mengedukasi anaknya?" ujar Yura kepada VIVA di Jakarta, Minggu, 5 November 2017.
Penyalahgunaan media digital tidak sedikit diarahkan kepada generasi muda saat ini yang dijuluki kids zaman now. Yura menilai, bahwa hal itu ada benarnya. Lantaran, menurutnya, generasi muda saat ini sangat mudah terpengaruh tanpa memahami risikonya.
Rentannya hal itu karena kurangnya edukasi, terlebih dari orangtua yang cenderung masih kaget dengan perkembangan digitalisasi. Padahal, peran lingkungan keluarga sangat erat pengaruhnya terhadap cara generasi muda menyikapi diri sebagai warganet atau masyarakat lingkup digital.
"Anak zaman sekarang, SD, SMP, atau yang pendidikannya kurang, hanya ikut-ikutan orang ngomong kasar. Itu perlu banget dikasih pendidikan, pengarahan agar enggak salah langkah," ucapnya.
Sebagai figur publik, dia mengaku memiliki pengalaman mendapatkan dampak dari penggunaan negatif media digital, yaitu dengan dilontari kritik menjatuhkan oleh warganet. Namun, ia lebih memilih untuk tidak meladeni. "Dibiarin aja. Kalau balas mengomentari malah semakin menjadi. Karena ada yang malah cari oppurtunity untuk menciptakan sensasi," kata Yura.
Ia pun berharap agar generasi muda Indoensia ke depannya akan semakin positif menyikapi era digital dengan adanya gerakan untuk saling mengingatkan. Sebagai figur publik, dia berniat untuk menyebarkan pesan netizen asyik, karena ia meyakini dapat berjalan efektif.
Kendati demikian, ia menekankan bahwa pesan tersebut dapat pula disampaikan serentak oleh banyak orang, untuk memberikan dampak lebih besar.
Sementara di lingkungan keluarga sendiri, Yura sudah tidak khawatir tentang penyalahgunaan media digital, karena keluarganya merupakan keluarga yang cukup paham akan penggunaan dan risikonya.
"Alhamdulillah keluargaku ada di lingkungan yang sangat positif, sangat kooperatif. Jadi enggak pernah ada yang main digital secara negatif," ucapnya.
