Tak Hanya Mengajar, Guru Juga Harus Pandai Keuangan

Seminar dan talkshow bertajuk 'Guruku Cerdas, Guruku Berkarakter'.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA – Guru merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan, di mana guru yang ikut membentuk karakter, kualitas moral, serta kemampuan akademis peserta didik. Namun, di zaman yang semakin modern seperti sekarang, tentu guru juga dituntut untuk terus mengembangkan diri, agar sesuai dengan perubahan pola mengajar saat ini.

Mau Lebaran, Dua Kepala Sekolah Malah Jadi Tersangka Korupsi PPPK di Langkat

Sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas guru-guru di Indonesia, Permata Bank membuat program Guruku Permataku. Ini merupakan program pengembangan dan pelatihan para guru mulai dari PAUD/TK, SD hingga SMA.

Di tahun keenam, program Guruku Permataku mengajak 150 guru untuk mengikuti seminar mengenai bagaimana menjadi guru yang cerdas dan berkarakter, serta workshop literasi keuangan.
 
"Tahun ini kami juga meluncurkan program baru untuk komunitas disabilitas. Karena itu, kami juga melibatkan guru-guru SLB," ujar Richele Maramis, direktur Permata Bank, saat ditemui di kantor Permata Bank, Jakarta, Kamis, 23 November 2017.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Tak hanya membentuk tenaga pengajar yang berkualitas dan mengikuti zaman, program ini juga memberikan pendidikan literasi keuangan bagi para guru.

"Pendidikan literasi keuangan itu penting supaya guru juga mengetahui, dengan menabung itu membuat investasi uang kita lebih terjamin dan bisa menyumbang ekonomi,” ucapnya.

Guru PAI Dapat THR Lebaran, Kemenag Pastikan Tidak Ada yang Tertinggal

Selain itu, dengan pendidikan literasi keuangan ini, guru juga bisa mengerti bagaimana membuat satu langkah kecil yang bisa berdampak pada ekonomi. Guru juga bisa mengatur bagaimana mengelola keuangannya, berapa yang harus dialokasikan untuk biaya pendidikan, kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan untuk dirinya.

"Tujuan kita adalah berdasarkan yang disampaikan Kementerian Pendidikan dan OJK, untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di tahun 2019 menjadi 75 persen," kata Richele.

Saat ini, inklusi keuangan baru mencapai tiga persen. Jadi, kata Richele, butuh banyak pihak untuk menyumbangkan kontribusi, sehingga masyarakat bisa cerdas kelola keuangan untuk investasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya