Menghapus Stigma Kutukan pada Epilepsi

Ilustrasi Otak
Sumber :
  • iStockphoto

VIVAlife - Ajakan untuk lebih peduli terhadap epilepsi diserukan di seluruh dunia dalam rangka menyambut World Purple Day yang diperingati setiap tanggal 26 Maret setiap tahunnya. 

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Penyakit epilepsi yang menyerang sekitar satu persen penduduk dunia harus dikontrol karena dapat menurunkan kualitas hidup penyandangnya. “Epilepsi merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pelepasan muatan listrik berlebihan dan berkala dari sekelompok sel di otak," ucap dokter Suryani Gunadharma, dalam Seminar Media yang diselenggarakan Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi di Indonesia (PERPEI) dan PT Abbott Indonesia.


Angka kejadian epilepsi saat ini masih tinggi terutama di negara berkembang. "Belum diketahui penyebab yang pasti, namun diduga terdapat beberapa faktor ikut berperan, misalnya perawatan ibu hamil, keadaan waktu melahirkan, trauma lahir,kekurangan gizi dan penyakit infeksi,” ujar dokter Fitri Octaviana, Ketua PERPEI Jakarta pada acara yang sama.

“Angka insiden epilepsi di negara berkembang mencapai 50-70 kasus per 100.000 penduduk. Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta maka diperkirakan jumlah pasien epilepsi berkisar antara 1,3-16,8 juta jiwa,” ujarnya lebih lanjut.

Namun, menurut Fitri, masih banyak penyandang epilepsi yang belum terdata. Penyebab umumnya, mereka malu mengaku sebagai penyandang epilepsi.

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

"Sebagian besar masyarakat masih menganggap epilepsi sebagai penyakit kutukan. Stigma buruk pada penyandang epilepsi inilah yang harus dihilangkan sehingga mereka dapat hidup sejajar dengan masyarakat lainnya tanpa merasa rendah diri,” kata Fitri.

Kepatuhan penyandang epilepsi terhadap pengobatan, tingginya stigma pada penyandang epilepsi sendiri dan keluarga (self-stigma) serta stigma masyarakat (sosial) merupakan masalah yang sering terjadi pada penyandang epilepsi.

Oleh karena itu perlu didorong terbentuknya komunitas penyandang epilepsi yang berbentuk kelompok bantu diri untuk berbagi pengalaman dan memotivasi kemandirian mereka. Edukasi mengenai epilepsi kepada masyarakat juga penting untuk terus menerus dilakukan.

World Purple Day merupakan sebuah gerakan Internasional yang menyerukan kepedulian terhadap penyakit epilepsi. World Purple Day bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan epilepsi, serta memberikan dukungan terhadap kepatuhan pengobatan penyandang epilepsi.

Menginspirasi Generasi Baru, Fashion Crafty Jakarta Hadirkan Kolaborasi Fashion Photos Project 5

“Peringatan World Purple Day di Indonesia diharapkan dapat menjadi ajang kesadaran tentang epilepsi untuk seluruh lapisan masyarakat serta mengimbau pemerintah untuk memberikan dukungan penuh kepada penyandang epilepsi,” ujarnya.

Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024