Ini Rahasia Hubungan Langgeng

Wanita mengungkapkan perasaan pada kekasihnya.
Sumber :

VIVAlife - Banyak tips beredar di media massa mengenai cara mempertahankan hubungan. Namun, studi terbaru Fakultas Kedokteran Bonn University di Jerman menyebutkan bahwa faktor utama yang bisa membuat hubungan langgeng bukanlah penampilan menarik atau kepribadian mengagumkan.

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Melainkan jumlah hormon berpelukan alias oksitosin yang dikeluarkan otak ketika bersama pasangan. 

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 

Dilansir Daily Mail, dalam penelitian tersebut, 40 partisipan yang seluruhnya berjenis kelamin pria, disemprotkan hormon oksitosin melalui hidung. Sebagian partisipan disemprot dengan hormon placebo. Setelah itu, relawan diperlihatkan foto pasangan kemudian dilakukan pindai otak. 

Hasil pindai otak menunjukkan bahwa mereka yang disemprotkan oksitosin, bagian tengah otak menyala lebih terang, dibanding mereka yang tidak. 

Top Trending: Habib Bahar Akui Kemenangan Prabowo Gibran hingga Seorang Ulama Kritik Nabi Muhammad

Dalam kajian selanjutnya, diketahui oksitosin meningkatkan keinginan untuk memeluk dan menyentuh pasangan. Dua hal yang kerap diasosiasikan dengan ekspresi rasa sayang. 

Oksitosin diproduksi oleh otak bagian tengah dan pada wanita berfungsi sebagai hormon yang membantu kelahiran serta memicu keluarnya air susu ibu. Selain itu, oksitosin kerap disebut hormon bahagia, karena diproduksi dalam jumlah banyak setelah berhubungan intim, baik pada pria maupun wanita.

Para peneliti Bonn lebih suka menyebutnya hormon berpelukan, karena semakin tinggi level oksitosin dalam tubuh, semakin kuat keinginan untuk menyentuh pasangan.  

"Hal tersebut menunjukkan bahwa hormon oksitosin berperan penting dalam mempertahankan suatu hubungan," papar Ketua Peneliti Dr Dirk Scheele yang menerbitkan hasil peneltiannya tersebut di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Sebaliknya, ketika kadar oksitosin dalam tubuh menurun, keinginan untuk menyentuh pun berangsur berkurang dan bahkan bisa hilang sama sekali. Karenanya, Dr Scheele menyarankan untuk terus menstimulasi produksi oksitosin lewat berbagai kegiatan yang melibatkan kebersamaan dengan pasangan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya