Studi Baru Ungkap Keterkaitan Tahi Lalat dan Kanker

Ilustrasi tahi lalat atau tanda lahir
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Pertumbuhan tahi lalat, sering dikaiitkan dengan penyakit kanker kulit atau biasa dikenal dengan istilah melanoma. Biasanya, dokter mendiagnosis adanya penyakit kanker kulit dari bentuk dan ukuran tahi lalat yang tak normal.

Namun penelitain baru justru mengungkap, mayoritas orang yang didiagnosis dengan bentuk kanker kulit paling mematikan,  memiliki kurang dari 20 tahi lalat di tubuh mereka. Penemuan ini sangat penting karena perubahan tahi lalat yang tidak teratur juga dianggap sebagai tanda utama dari melanoma.

Dilansir Daily Mail, studi terdahulu telah menunjukkan jumlah total tahi lalat bisa dikaitkan dengan risiko peningkatan kanker kulit. Tak hanya itu, pola pertumbuhannya dan ketebalannya juga harus dicurigai sebagai kanker.

Sekarang, para ilmuwan di Harvard T.H Chan School of Public Health menyarankan, para dokter jangan hanya mengandalkan tahi lalat sebagai satu-satunya tanda peringatan untuk penyakit ini.

Sebuah studi baru oleh para ilmuwan di Harvard telah menemukan mayoritas pasien yang didiagnosis dengan melanoma, digambarkan di bawah mikroskop, memiliki kurang dari 20 tahi lalat di tubuh mereka.

Dr Alan Geller, yang memimpin penelitian, mengatakan masih terus memperbarui jumlah dan jenis tahi lalat di tubuh seseorang yang terkait dengan risiko mereka terserang penyakit kanker kulit. Tetapi temuan timnya menunjukkan ada hubungan antara pola-pola yang kompleks.

Mereka memeriksa 566 pasien penderita melanoma dan, dari mereka, mayoritas (66,4 persen) memiliki nol sampai 20 tahi lalat total di tubuh mereka. Sementara itu, 73,3 persen (415 pasien)  ditemukan pula bentuk tahi lalat yang tidak teratur.

Pada pasien yang lebih muda dari 60 tahun juga sempat diteliti, memiliki lebih dari 50 tahi lalat. Melanoma atau kanker kulit juga sering dikaitkan dengan ketebalan tahi lalat. Secara umum, tumor berbentuk tahi lalat dengan ketebalan  kurang dari 1mm juga memiliki kesempatan yang sangat kecil untuk menyebar menjadi kanker kulit.

Tapi, ukuran ketebalan tahi lalat yang lebih tebal, perlu diwaspadai, bisa menjadi kanker. Ini merupakan laporan dari American Cancer Society.

Dr Alan Geller, yang memimpin penelitian pun mendesak pasien dan dokter untuk menyadari bahwa perubahan tahi lalat bukan satu-satunya tanda melanoma---bentuk kanker kulit paling mematikan.

Faktor risiko untuk melanoma termasuk memiliki rambut merah, kulit putih, mata berwarna terang atau mereka yang  sering terpapar sengatan matahari di masa lalu.

Tapi kurang dari setengah penderita melanoma, terdeteksi kanker dilihat dari tahi lalat yang ada. Tahi lalat bisa berkembang menjadi kanker kulit kapan saja, paling sering ditemukan di kaki pada wanita.

The American Cancer Society memperkirakan penyakit ini bisa menyerang 76.380 orang tahun ini di Inggris, sementara sekitar 10.130 orang akan meninggal akibat melanoma pada tahun 2016.

Di Inggris, melanoma maligna adalah kanker paling umum kelima, menyebabkan lebih dari 2.000 kematian setiap tahun.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal JAMA Dermatology.

Deteksi Kanker Kulit

Melanoma dapat muncul di manapun pada tubuh, tetapi mereka paling sering muncul di punggung, kaki, lengan dan wajah dan bahkan di bawah kuku.

Meskipun kurang umum, kanker ini sering menyebar ke organ lain di dalam tubuh, membuat mereka menjadi penyakit lebih mematikan.

Para ahli setuju bahwa perubahan tahi lalat masih merupakan indikator penting dari melanoma, dan jika mereka muncul tiba-tiba, segera periksakan diri ke dokter. Perubahan umum tahi lalat seperti semakin besar, perubahan bentuk, warna, berdarah atau menjadi berkerak, gatal atau nyeri, tanda ini juga bisa dicurigai sebagai kanker kulit.

Sebuah cara yang bermanfaat untuk membedakan antara tahi lalat normal dan melanoma adalah checklist 'ABCDE': Asimetris - melanoma memiliki dua bagian yang sangat berbeda dan bentuk yang tidak teratur. Bentuk - melanoma memiliki bentuk berlekuk atau tak teratur. Warna - melanoma akan menjadi campuran dari dua atau lebih warna. Diameter - diameter melanoma sering lebih besar dari 6mm (1/4 inci).

Pembesaran atau elevasi - tahi lalat yang berubah ukuran dari waktu ke waktu lebih mungkin untuk menjadi melanoma.
Faktor risiko lain untuk melanoma termasuk memiliki kulit bintik-bintik  atau rambut merah.

Curiga Terkena Kanker Kulit, Lakukan Langkah Ini

Enam Cara Kenali Tahi Lalat Berbahaya pada Tubuh

Tak sedikit orang menganggap keberadaan tahi lalat ini lumrah.

img_title
VIVA.co.id
26 Januari 2016