Diabetik Retinopati Tak Hanya Mengancam Penderita Diabetes

Ilustrasi mata.
Sumber :
  • pixabay/Twnynina

VIVA.co.id – Sepertiga dari pasien diabetes, ternyata mengidap diabetik retinopati. Namun, di antara sebagian yang mengidap penyakit ini justru tidak  menderita diabetes.

Sempat Alami Kebutaan Usai Divaksin, Joko Mudah Demam dan Flu

Diabetik retinopati adalah kelainan retina yang terjadi pada hampir semua pasien diabetes melitus. Komplikasi umum yang terjadi pada kondisi ini adalah Diabetik Makular Edema (DME) yang bisa memicu kerusakan mata hingga kebutaan.

Yang mengkhawatirkan, diabetik retinopati ini memengaruhi pembuluh darah pada jaringan peka cahaya yang disebut retina yang melapisi bagian belakang mata. Ini adalah penyebab paling umum kehilangan penglihatan di antara orang dengan diabetes dan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada orang dewasa usia kerja.

Sebabkan Kebutaan, Mata Merah Bisa Menandakan Gula Darah Tinggi

Dokter spesialis mata Dr. Rumita Kadarisma saat diskusi Diabetik Makular Edema, di Hotel Hermitag, Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan, bahwa faktor risiko berkembangnya DME terkait erat dengan seberapa lama pasien telah hidup dengan diabetes dan tingkat keparahan dari diabetik retinopati.

"Jadi semakin lama menderita diabetes makin besar potensinya mengalami diabetik retinopati," ujarnya, Kamis 20 Oktober 2016.

Jika Lihat Ini di Mata, Waspada Idap Katarak

Selain diabetes, yang menjadi faktor tingginya risiko seseorang terkena diabetes retinopati ialah kondisi hiperglikemia (naiknya kadar gula dalam darah), dan juga hiperlipidemia (meningkatnya kadar kolesterol dalam darah).

"Faktor risiko pada penderita hipertensi juga harus diperhatikan, untuk itu diharapkan penderita diabetes juga punya tensi yang baik,” ujarnya menambahkan.

Tidak hanya itu, diabetes retinopati juga mengancam ibu hamil yang memiliki riwayat diabetes.

Selain beberapa hal yang disebutkan sebelumnya, diabetes retinopati juga berpotensi menyerang seseorang yang memiliki gaya hidup tidak sehat.

"Ada juga faktor risiko yang kurang konsisten, seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, kurang aktif secara fisik. Namun kondisi tersebut masih bisa diperbaiki (dengan memperbaiki pola hidup)," ujarnya.

Ilustrasi Memahami Karkter Orang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya