Klik 'Like' di Medsos Bisa Picu Masalah Kejiwaan

Ilustrasi media sosial.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Memang menyenangkan menghabiskan waktu untuk berselancar di media sosial. Tak jarang aktivitas 'like' dan 'unlike' sering kita lakukan saat berselancar di dunia maya. Namun siapa sangka, meng-klik tombol 'like' dan 'unlike' atau aktivitas lain saat berselancar di dunia maya ternyata berpengaruh pada kondisi kesehatan kejiwaan seseorang?

Depresi, Pria Muda Bunuh Diri Loncat dari Lantai 8 Apartemen

Menurut sejumlah ahli, apa yang Anda kirim dan sukai di media sosial seperti Facebook dapat mengungkapkan apakah Anda mengalami gejala awal depresi atau schizofrenia.

Sejumlah peneliti dari Universitas Cambridge dan Stanford meyakini bahwa mempelajari bagaimana orang berprilaku di jaringan media sosial lebih efektif daripada mempelajari prilaku mereka di dunia nyata.

Supaya Lebih Gembira, Ibu di Inggris Ubah Nama dan Gaya Jadi Unicorn

Hal ini karena orang, khususnya remaja, menunjukkan indikator yang lebih emosional dibandingkan ketika melakukannya secara offline.

"Facebook luar biasa populer dan dapat memberikan kita banyak data untuk meningkatkan pengetahuan kita akan gangguan kesehatan mental seperti depresi dan schizofrenia," ujar pemimpinn penelitian Dr Becky Inkster dalam tulisannya di Lancet Psychiatry seperti dikutip Independent.co.uk.

Depresi, Anggota Kostrad Diduga Tusuk Diri Sendiri di Kemayoran

Dr Inkster melanjutkan, jangkauan Facebook yang sangat luas juga dapat menyentuh kelompok yang sulit dijangkau seperti remaja tuna wisma, imigran, orang-orang dengan masalah mental, dan lansia.

Para peneliti juga percaya bahwa pertanda sehalus apapun seperti foto yang disukai dan kiriman seseorang di Facebook dapat memprediksi prilaku di dunia offline.

Rekan peneliti Dr Michal Kosinski mengatakan, informasi yang dipasang di Facebook lebih mudah untuk dianalisis dibandingkan data dari kehidupan nyata.

Dalam penelitian sebelumnya juga telah mengungkapkan betapa besarnya pengaruh media sosial terhadap manusia.

Dihapus dari pertemanan membuat seseorang bisa diliputi perasaan negatif. Sementara pergantian linimasa juga dapat memengaruhi suasana hati.

Meski demikian, Facebook tidak hanya bisa digunakan untuk mengenali masalah kesehatan jiwa, tapi juga bisa digunakan untuk menanganinya.

"Pertemanan di Facebook dapat membantu mereka yang kurang percaya diri dan memberikan persahabatan bagi individu yang tersingkir secara sosial," kata Dr Inkster.

Orang dewasa yang terisolasi secara sosial, lanjut Dr Inkster, rentan mengalami depresi dan memiliki pikiran bunuh diri. Jadi, batu loncatan dalam dunia online ini bisa menjadi dorongan untuk membentuk hubungan sosial secara offline.

Likebook, mengubah timeline menjadi buku

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya