Pernah Melihat Hantu? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi mata.
Sumber :
  • pixabay/Twnynina

VIVA.co.id – Jika Anda pernah melihat hantu, atau setan, Anda mungkin sudah mencari di google untuk mendapatkan pengusir setan. Tetapi, lebih masuk akal, jika datang ke seseorang ahli optik, seperti diperingati oleh ahli mata terkemuka.

Ancaman Kebutaan Mengintai! 111,8 Juta Penduduk Indonesia Berisiko Glaukoma di Tahun 2040

Ini bisa jadi, tanda sindrom langka yang dapat memengaruhi siapa saja, yang mempunyai masalah penglihatan. Degenerasi makula, penyebab utama kebutaan, yang menyebabkan penderita kehilangan penglihatan tepi mereka. 

Namun, hal itu, dan banyak kondisi lain juga dapat menyebabkan Bonnet Syndrome (CBS), di mana orang bisa melihat apapun yang berhubungan dengan halusinasi aneh.

Transformasi Digital Kian Optimalkan Kualitas Layanan Kesehatan Mata

Dr. David Allamby, laser ahli bedah di Focus Klinik London, percaya pengalaman nyata bisa terjadi, karena kondisi tersebut. Ia menambahkan, ini tidak mengherankan bahwa penderita seperti ini berasumsi bahwa mereka telah memiliki pengalaman paranormal atau supranatural.

Kenyataannya, bagaimana pun, adalah apa yang mereka lihat adalah hanya gejala dari sesuatu yang mereka tidak sadari. "Jika Anda melihat hantu, peri, setan, atau bahkan alien, Anda harus mencari obat tetes mata sebelum mencari simbol agama." 

Peduli Akan Kesehatan Mata Dengan Vitamin Mata Terbaik Eyebost

Dilansir laman Daily Mail, kondisi seperti glukoma, katarak, dan degenerasi makula menyebabkan orang kehilangan penglihatannya. Tetapi, untuk mengompensasi kurangnya informasi yang diterima, otak mencoba untuk mengisi celah tersebut.

Namun, yang sering terjadi adalah otak akan memasukkan hal-hal yang bentuknya tidak ada. Hal ini diyakini bahwa sampai setengah dari semua penderita degenerasi makula, penyebab utama kebutaan pada orang dewasa, mungkin mengalami halusinasi di beberapa tempat. (asp)

Ilustrasi mata.

Glaukoma Lebih Berbahaya Daripada Katarak

Glaukoma yaitu penyakit mata yang terjadi ketika tekanan dalam bola mata meningkat secara bertahap, menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Ini lebih bahaya dari katarak.

img_title
VIVA.co.id
23 Maret 2024