Cerdas Memilih, Tak Selamanya Beras Putih Sehat

Beras.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Coba bayangkan, jika di hadapan Anda ada tiga kaleng bera, beras pertama berwarna cokelat dan berkulit ari, kemudian beras nomor dua juga berwarna cokelat namun sedikit lebih cerah warnanya dari beras jenis pertama, hanya saja tidak ada lagi kulit ari yang menempel, sedangkan beras nomor 3 sangat berbeda dengan penampilan beras pertama dan kedua. Beras nomor 3 ini terlihat putih bersih tanpa ada sedikit pun kulit ari yang tersisa. Dari ketiga jenis beras tersebut, mana yang Anda pilih?

Jangan Malas Makan Beras Merah, Bisa Cegah Obesitas Hingga Bantu Detoks

Umumnya, beras yang dipilih untuk dikonsumsi masyarakat adalah beras sosoh (beras yang sudah dibersihkan hingga hilang selaput bijinya) dan berwarna putih. Selain itu, pilihan beras yang ada di Indonesia juga ditentukan dari jenis dan aromanya misalnya beras pulen pandan wangi, dan lain sebagainya.

Namun tahukah Anda, jika ternyata jenis beras sosoh yang biasa kita konsumsi tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh?

7 Makanan yang Mampu Cegah Penyakit Diabetes, Sangat Mudah Didapatkan

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Pusat, Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P., mengungkapkan bahwa beras yang biasa dikonsumsi masyarakat ternyata telah kehilangan semua kadar nutrisi, yang tersisa hanyalah karbohidratnya.

"Kadar vitamin yang baik dari beras terdapat pada kulit ari dan bagian 'lembaganya' umumnya kedua bagian tersebut telah hilang ketika di proses di mesin penggilingan padi," ujar Rindit kepada VIVA.co.id beberapa waktu yang lalu.

Diet Tanpa Konsumsi Nasi Bikin Cepat Langsing, Begini Penjelasan Dokter

Lebih lanjut Rindit mengungkapkan bahwa jika di perhatikan dengan mikroskop, tiap butiran beras di Indonesia sudah pecah dan terpotong bagian ujungnya, padahal bagian tersebutlah letak nutrisi penting beras vitamin B1. Selain itu bagian kulit ari yang kaya nutrisi juga sudah terbuang.

"Beras utuh sebelum dikupas mengandung banyak sumber tenaga seperti karbohidrat, vitamin, protein lipida, lemak, mineral dan serat. Namun setelah disosoh, yang tersisa hanya tinggal karbohidratnya saja," ujarnya.

Konsumsi karbohidrat baik untuk tubuh, namun jika dilakukan setiap hari bisa berisiko pada kadar gula dalam tubuh.

"Beras sumber tenaga, tapi tanpa vitamin B1 tidak akan menjadi sumber tenaga. Karena karbohidrat tidak bisa dibongkar tubuh menjadi tenaga," katanya.

Kekurangan vitamin B1 berdampak pada kesulitan berpikir, lambat bergerak, hingga mata sayu.

Lebih lanjut, Rindit menyarankan agar masyarakat memperbanyak variasi konsumsi bahan makanan pokok, Misalnya beras merah, beras pecah kulit (brown rice) yang kaya nutrisi, atau mungkin umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya