Konsumsi Kenari Mampu Mengontrol Nafsu Makan

Ilustrasi Kacang Kenari
Sumber :
  • Pixabay/ 955169

VIVA.co.id – Seorang yang secara teratur mengonsumsi kenari, salmon dan minyak canola, yang kaya akan lemak tak jenuh ganda, cenderung mengalami perubahan hormon yang dapat mengendalikan nafsu makan, dan membuat mereka merasa tidak mudah lapar. Hal ini dibuktikan oleh suatu penelitian studi dari universitas Georgia.

TERPOPULER: Tips Alami Tambah Berat Badan dan Penyakit Tersembunyi yang Wajib Diwaspadai!

Dilansir Indian Express, Sabtu, 17 Juni 2017, penelitian itu mengungkapkan bahwa mengonsumsi diet tinggi lemak tak jenuh menyebabkan penurunan signifikan ghrelin, yaitu hormon yang meningkatkan rasa lapar.

Selanjutnya, diet kaya lemak tak jenuh juga menyebabkan peningkatan signifikan peptida YY (PYY), hormon yang meningkatkan rasa kenyang.

Rahasia Cantik Sophia Latjuba, Makin Menua Makin Awet Muda dan Bersinar

"Hormon nafsu makan memainkan peran penting dalam mengatur berapa banyak yang kita makan," kata pimpinan peneliti Jamie A. Cooper, dari University of Georgia.

"Temuan ini memberi tahu kami bahwa mengonsumsi makanan yang kaya dengan lemak tak jenuh, seperti yang ditemukan di kenari, dapat mengubah hormon nafsu makan dengan baik sehingga kita bisa merasa kenyang lebih lama," ujar Cooper.

Terpopuler: Tips Diet ala Ade Rai sampai Kekacauan di Gunung Everest

Untuk penelitian yang dirinci dalam jurnal Nutrition, tim tersebut mendaftarkan 26 pria dan wanita sehat (usia 18-35) yang diberi diet tujuh hari lemak tak jenuh atau diet kontrol yang terdiri dari pola makan khas Amerika.

Diet kaya lemak tak jenuh mencakup makanan utuh seperti kenari, salmon Alaska, tuna, minyak biji rami, minyak biji anggur, minyak canola, dan suplemen minyak ikan. Semua makanan disediakan oleh para periset.

Diet kontrol terdiri dari tujuh persen lemak tak jenuh ganda, 15 persen lemak tak jenuh tunggal, dan lemak jenuh 13 persen. Dibandingkan dengan makanan kaya PUFA yaitu 21 persen lemak tak jenuh ganda, sembilan persen lemak tak jenuh tunggal, dan lima persen jenuh. lemak.

Peserta mengalami peningkatan PYY saat berpuasa, dan setelah mengonsumsi makanan. Jenis perubahan hormon ini menyiratkan kontrol nafsu makan yang lebih baik, kata periset. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya