Media Sosial Jadi Pelarian Penderita Depresi dan Stres

Wanita ini terlihat kesal akibat membaca komentar pedas.
Sumber :
  • indianexpress

VIVA.co.id – Sebuah penelitian menemukan, orang-orang yang merasa dilecehkan atau dihina orang lain akan mengalami depresi dan stres yang tinggi. Hal ini mendorong mereka beralih ke telepon selular dan media sosial untuk mendapatkan 'penerimaan'.

Nonton Final Piala Dunia, Baju Via Vallen Bikin Salah Fokus

Dilansir laman The Indian Express, Selasa 27 Juni 2017 sejumlah peneliti dari Baylor University di Amerika Serikat menemukan, bahwa lingkaran sebab-akibat di atas akan lebih lengkap jika pihak yang menjadi korban sering masuk ke dunia maya untuk menemukan 'penguatan'.

Hal itu didapatkan dalam bentuk 'like', 'share', dan komentar positif di media sosialnya. Penelitian tersebut mengungkap hubungan antara pelecehan, keterikatan dengan media sosial, depresi, kecemasan, dan stres.

Bowo Alpenleibe Mengaku Sempat Dicekik Cewek

"Saat seseorang dilecehkan, dia merasa diasingkan dari sosial, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan perhatian," ujar Meredith David, asisten profesor di Baylor University.

Alih-alih beralih kepada interaksi tatap muka untuk mengembalikan rasa diterima, para partisipan penelitian malah beralih ke media sosial untuk mendapatkan perasaan dimiliki.

4 Bahaya Akibat Sembarangan Unggah Foto Anak di Medsos

Profesor di Baylor University James A. Robert mengatakan, para partisipan mencari secara online apa yang tidak mereka dapatkan secara offline. Ini adalah lingkaran yang nyata.

Sebagai bagian dari penelitian mereka, para peneliti mensurvei lebih dari 330 orang melalui dua penelitian. Mereka menemukan bahwa hampir separuh partisipan yang mengalami penghinaan menghabiskan lebih dari 1,5 jam untuk bermain ponsel setiap hari.

Selain itu, seperempat dari partisipan yang mengalami penghinaan dilaporkan menghabiskan lebih dari 90 menit sehari untuk situs media sosial. Sementara itu, lebih dari sepertiga partisipan yang mengalami penghinaan terindikasi bahwa mereka beralih ke media sosial untuk berinteraksi dengan orang baru.

Sedangkan lebih dari separuh partisipan yang mengaku mereka dihina, menyatakan bahwa media sosial membuat hidup mereka lebih baik dan berkualitas. Sebagian besar partisipan juga mengatakan kalau komentar yang mereka dapat di media sosial membuat mereka merasa dikuatkan dan diterima. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya