Kenapa Orang Indonesia Berisiko Tinggi Katarak

Ilustrasi penderita mata katarak
Sumber :
  • Pixabay/karosieben

VIVA.co.id – Paparan matahari dalam waktu lama, ternyata mampu meningkatkan risiko katarak pada mata. Iklim Indonesia yang berdaerah tropis, ternyata memicu peningkatan risiko katarak tersebut.

Ancaman Kebutaan Mengintai! 111,8 Juta Penduduk Indonesia Berisiko Glaukoma di Tahun 2040

Indonesia dikelilingi oleh wilayah pantai dan pegunungan. Meski menyenangkan bisa berdampingan dengan alam, risiko penyakit dapat mengintai. Salah satunya, katarak.

"Katarak itu terjadi dan berisiko tinggi pada orang-orang yang mendapatkan paparan matahari tinggi, seperti di pantai dan pegunungan. Makanya, orang indonesia berisiko tinggi katarak, karena wilayahnya yang dikelilingi pantai dan pegunungan," ujar spesialis mata, dr. Gustri kusuma wardhani SpM, kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.

Cegah Kebutaan, BNI Gelar Operasi Katarak di Indonesia Timur

Menurut Gustri, pegunungan menjadi tempat strategis matahari untuk menumpahkan sinar UV. Hal ini karena datarannya yang cukup tinggi untuk mendapatkan sinar matahari. Sedangkan, orang-orang yang tinggal dan bekerja di pantai biasanya sangat berisiko katarak, karena tidak ada penghalang sinar matahari ke mata.

"Profesi nelayan biasanya berisiko tinggi alami katarak. Karena mereka sehari-hari bekerja di pantai dan tanpa penghalang pada mata seperti topi atau kacamata," tambahnya.

BNI-Kemenkes Berikan Bantuan Peralatan untuk RS Apung doctorSHARE

Terlebih, Gustri menambahkan adanya faktor kemalasan masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi sayur mayur. Padahal, kandungan baik dalam sayuran mampu mencegah katarak sejak dini.

"Orang Indonesia juga jarang makan sayur. Kurangnya asupan sayur, membuat anti antioksidan menurun, sehingga radikal bebas di tubuh bisa bebas merusak sel, termasuk organ mata," paparnya.

Ilustrasi mata.

Glaukoma Lebih Berbahaya Daripada Katarak

Glaukoma yaitu penyakit mata yang terjadi ketika tekanan dalam bola mata meningkat secara bertahap, menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Ini lebih bahaya dari katarak.

img_title
VIVA.co.id
23 Maret 2024