Cara Kenali Anak yang Jadi Korban Bullying

Ilustrasi anak.
Sumber :
  • Pixabay/ Skitterphoto

VIVA.co.id – Memulai komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus terkait bullying cenderung sulit. Salah satunya, anak pengidap autisme, yang cenderung sulit untuk mengekspresikan apa yang dirasakannya. Terlebih lagi, korban bullying cenderung pendiam, dan tak berani menceritakan apa yang menimpanya.  

Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Gimana Cara Tunjukkan Kepedulian?

Tapi mungkin ada beberapa tanda yang bisa dikenali, ketika anak berkebutuhan khusus menjadi korban bullying. Salah satunya melalui tanda-tanda fisik.

"Tanda-tanda fisik seperti memar, luka, mengompol, perilaku stimulasi diri, cedera diri, atau penolakan untuk pergi ke sekolah," kata Karen Kabaki-Sisto, Ahli Pendidik Autisme, seperti dilansir dari Autism Parent Magazine.

5 Rekomendasi Permainan, Bisa Tingkatkan Motorik Kasar dan Halus Anak Berkebutuhan Khusus

Karen juga menekankan untuk memerhatikan laporan dari guru mengenai perilaku di sekolah, seperti kurangnya minat mengikuti pelajaran, enggan berpartisipasi dengan teman di kelas.

Dia juga menambahkan, bahwa anak penderita autisme yang mengalami bullying cenderung mengalami penolakan. Seringkali juga terjadi perubahan emosi seperti gelisah dan mudah marah.

Melawan Stigma Buruk Autisme di Indonesia

"Karena beberapa anak autis mungkin tidak menunjukkan tanda yang dapat diamati, mulailah percakapan dengan lebih dekat," kata dia.

Biasakan tanyakan siapa saja teman bermainnya, dan dengan siapa mereka tidak berteman. Tanyakan juga pengalaman di sekolah, dan gunakan kata tertentu yang dapat dimengerti anak.  

"Seperti, 'Kenapa kamu suka Jen? Hal baik dan baik apa yang Jen katakan kepada kamu dan lakukan untuk mu?," kata dia mencontohkan

"Di sekolah, adakah orang yang tidak kamu sukai atau tidak cocok denganmu?"

Percakapan seperti ini membantu mengidentifikasi niat tulus orang lain dan orang lain yang berbuat tidak senonoh kepada anak anak penderita autisme.

Anak autis mungkin tidak selalu bisa membedakan teman sejati mereka dari 'teman yang disebut' yang sebenarnya adalah pengganggu.

"Karena anak autis memiliki ingatan yang sangat bagus, mereka dapat membacakan kata demi kata yang dikatakan sehingga Anda memiliki pemutaran ulang apa yang terjadi agar Anda dapat mengatasinya secara langsung," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya