Dampak Mengerikan Jika Melewatkan Imunisasi Campak Rubella

Vaksinasi atas balita.
Sumber :
  • REUTERS/Janine Costa

VIVA.co.id – Beberapa hari lagi, program imunisasi measles rubella (MR) atau campak rubella akan dilaksanakan di seluruh sekolah di Pulau Jawa. Ini akan menjadi langkah kampanye pemerintah dalam memasukkan program imunisasi MR sebagai imunisasi wajib guna menghilangkan penyakit berbahaya ini.

WHO Sebut Campak Akan Jadi Ancaman Berbahaya Secara Global

Menurut Dr. dr. Toto Wishnu Hendrarto, SpA(K), DTM&H, sindrom rubella kongenital merupakan beban penyakit yang dapat memberatkan negara jika tidak dicegah sedini mungkin. Dari data WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia, terdapat 326 ribu kasus sindrom rubella kongenital per tahun di dunia. Sementara di Indonesia, terdadat 5.000 - 6.000 kasus per tahun.

"Program imunisasi ini untuk memutus mata rantai penularan, bukan hanya pada yang diimunisasi saja tapi juga janin pada ibu-ibu hamil. Selama ini masih ada mispersepsi, bahwa pencegahan pada anak padahal yang kita sasar adalah janin-janin yang akan dilahirkan," jelas Toto saat seminar media Hari Anak Nasional di Gedung IDAI, Jakarta, Kamis 27 Juli 2017.

Imunisasi Berlebihan, Berbahayakah bagi Anak?

Untuk mengetahui pentingnya imunisasi MR ini, lanjut Toto, harus dilihat bagaimana beban penyakit dari MR ini. Measles atau campak, harus dieliminasi karena dua hal. Pertama dan paling utama, penyakit ini tidak menular ke binatang dan hanya ada di manusia.

"Karena ada di manusia, kalau kita kontrol manusianya, maka proses infeksi pada manusia bisa dikontrol dan bisa dieliminasi penyakitnya," terang Toto.

Imunisasi Belum Maksimal, Indonesia Risiko Tinggi Campak Rubella

Alasan kedua kenapa campak harus dieliminasi adalah karena penyebabnya adalah virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus, kata Toto, hingga saat ini belum ada obat yang efektif menanganinya. Karenanya, paling bagus adalah dengan mencegah jangan sampai sakit.

Begitu pula dengan rubella, pencegahan penting dilakukan karena pada rubella ada penularan vertikal. Ini bisa jadi masalah.

"Khusus bagi rubella, karena tidak ada obatnya, saat menginfeksi dia akan masuk ke dalam sel. Itu akan dapat menetap sehingga suatu saat bisa reaktivasi virus. Makanya diusahakan jangan sampai masuk badan. Terutama ke anak perempuan," ujar Toto.

Karena itulah, pencegahan dini terutama pada perempuan sangat penting dilakukan karena jika ada sel ini di dalam diri perempuan, suatu saat dia hamil dan terjadi reaktivasi akan terjadi sindrom rubella kongenital. Anak yang dikandung bisa mengalami cacat seperti tuli, penyakit jantung bawaan, bahkan hingga kematian. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya