TB Tidak Menular Melalui Alat Makan

Ilustrasi tuberkulosis
Sumber :
  • http://sirupgurah.com

VIVA.co.id – Data Badan Kesehatan Dunia menyebut, penyakit Tuberkulosis atau TB masuk ke dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia.

AS Donasikan US$1,6 Juta untuk RS Muhammadiyah

Penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis ini menjadi salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi sebagian masyarakat dunia termasuk di Indonesia.

Saking menakutkannya, penyakit yang menular ini, membuat stigma di kalangan masyarakat Indonesia. Ini disebabkan pemahaman masyarakat di Indonesia yang kurang mengenai penyakit ini. Stigma ini membuat orang lain enggan untuk mendekati mereka. Hal itu membuat pasien kerap merasa terisolasi.

Bukan Hanya COVID-19, Penyakit Ini Juga Tak Kalah Mematikan

"Ini sebenarnya tidak boleh seperti ini. Kasihan penderitanya," kata dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Erlina Burhan dalam acara diskusi media bertajuk Penyakit Tuberkulosis, di Hotel Royal Kuningan Jakarta, Minggu 1 Oktober 2017.

Ia mengatakan, banyak masyarakat Indonesia termasuk keluarga pasien yang mendiskriminasi para penderita dengan memisahkan piring makan, gelas minum dan pencucian pakaian. "Banyak yang membedakan piring makan, gelas, sampai memisahkan baju ketika hendak dicuci. Padahal TB tidak menular itu, tetapi melalui udara," ujarnya.

Pemuda di Tebet Gantung Diri Diduga Sakit TBC Bertahun-tahun

Menurut Erlina, untuk itu bagi keluarga yang anggota keluarganya memiliki penyakit TB diharuskan untuk membuka semua pintu dan jendela agar adanya pertukaran udara masuk di dalam rumah. "Makanya saya selalu bilang, buka semua jendela ketika pagi hari. Biarkan adanya sirkulasi udara di rumah. Supaya virus itu keluar dan terkena matahari. Karena matahari bisa matikan kuman," kata dia.

Menurut dia, masyarakat yang menderita TB bisa sembuh jika mau berobat secara teratur. Tak hanya itu, ketika seseorang yang telah menjalani pengobatan rutin selama dua minggu risiko penularan akan menurun.

"Setelah diberi obat, kuman akan menurun drastis di bawah 10 ribu kuman per cc dahak dan kuman yang keluar sedikit hingga tidak ada lagi. Jadi setelah dua minggu diobati pasien akan aman." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya