Pengobatan Imunoterapi untuk Sembuhkan Kanker Kulit

Ilustrasi kulit bermasalah
Sumber :
  • Pixabay/ Kjerstin_Michaela

VIVA – Penanganan kanker kulit bisa dilakukan dengan beberapa cara yang disesuaikan dengan kondisi dan stadium kanker. Tapi, keberhasilan dalam terapi ini tidak terlalu tinggi.

Hindari Kanker Kulit, Ini Pentingnya Re-Apply Sunscreen

Hingga sekarang muncul jenis terapi baru yang disebut dapat menghasilkan respons lebih baik, yaitu dengan imunoterapi. Salah satu contoh kasus yang berhasil dalam menjalani terapi ini adalah mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter. Jimmy yang usianya sudah lebih dari 80 tahun ini dinyatakan “remisi” atau sembuh dari melanoma, kanker kulit paling ganas, yang sudah metastasis atau menyebar dengan pengobatan imunoterapi anti PD-1.

Medical Director MSD Indonesia Dr. Suria Nataatmaja menjelaskan, imunoterapi anti PD-1 dapat digunakan mengobati melanoma sebagai salah satu pilihan pengobatan melanoma selain radioterapi dan kemoterapi.

Kerja Luar Ruangan Sebabkan 1 dari 3 Kematian Akibat Kanker Kulit, WHO Beri Saran Ini

“Saat ini anti PD-1 merupakan satu-satunya imunoterapi yang sudah masuk ke Indonesia. Tahun lalu, anti PD-1 mendapatkan izin BPOM untuk terapi kanker paru, dan sejak September 2017 lalu mendapatkan tambahan indikasi untuk terapi melanoma,” jelas dr. Suria saat ditemui di Jakarta.

Penelitian Fase 1-3 pengobatan melanoma dengan PD-1 menunjukkan suatu respons positif baik pada kulit Kaukasian dan kulit Asia. Dalam penelitian, imunoterapi dibandingkan dengan kemoterapi, dan hanya 8 persen pasien yang mendapatkan kemoterapi yang bertahan.

Waspada, 5 Tanda Peringatan Kanker Ini Sering Disalahartikan Sebagai Ketombe

Pasien yang diberikan imunoterapi memiliki perbaikan atau kesempatan hidup empat kali lebih lama, dan rata-rata memiliki usia 9 bulan lebih lama (2 kali lebih panjang dibandingkan kemoterapi).

Suria menjelaskan, cara kerja imunoterapi anti PD-1 adalah mengaktifkan sistem imun tubuh. Limfosit, salah satu sel imun tubuh secara alamiah akan menyerang benda asing yang mengancam kesehatan, termasuk sel kanker. Tetapi ada kondisi di mana sel kanker menghasilkan protein PD-L1 yang membuat ia tidak dikenali sel limfosit.

"Obat anti PD-1 akan mencegah ikatan PD-1 dengan PD-L1 pada limfosit dan sel kanker sehingga ia dapat mengenali sel tumor sebagai benda asing yang harus dihancurkan," ujar Suria.

Di Indonesia, sesuai dengan indikasi yang disetujui, imunoterapi diberikan untuk terapi lini pertama pada pasien melanoma yang unresectable. Ada perlakuan berbeda imunoterapi untuk kanker paru dan melanoma. Jika untuk kanker paru harus dilakukan pemeriksaan jumlah PD-L1 terlebih dahulu,
maka untuk melanoma tidak perlu karena hampir semua kanker melanoma (hampir 100 persen) mengekspresikan PD-L1.

Anti PD-1 diberikan dalam bentuk suntikan setiap tiga minggu, selama enam bulan. Sayangnya, terapi ini masih menjadi terapi yang cukup mahal di mana satu suntikan berharga Rp35-50 juta. Terapi ini juga masih belum masuk ke dalam program BPJS, namun Suria menjanjikan akan terus berusaha menjadikan imunoterpi PD-1 ke dalam BPJS sehingga jangkauannya semakin luas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya