Produk Ini Bisa Tekan Dampak Buruk Rokok Konvensional

Ilustrasi dilarang merokok.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Saat ini, hampir separuh konsumen rokok dunia berada di Asia, termasuk Indonesia. Berdasarkan riset Atlas Tobacco, jumlah perokok di Indonesia pada 2016 telah mencapai lebih dari 90 juta jiwa dan diperkirakan akan terus naik setiap tahunnya.

Alkohol dan Tembakau Lebih Bahaya dari Narkoba, RI Terdampak

Telah terbukti secara klinis, rokok atau produk tembakau yang dikonsumsi dengan dibakar memicu berbagai macam masalah kesehatan seperti jantung dan kanker. Upaya untuk menghentikan konsumsi produk ini bukanlah perkara mudah.

"Kondisi ini membuat kami para pemerhati kesehatan publik di Asia merasa terdorong untuk segera mencari solusi paling efisien untuk menekan risiko produk tembakau yang dibakar. Negara-negara di Asia harus segera bergerak," ujar Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, Achmad Syawqie Yazid dalam rilis Asia Harm Reduction Forum (AHRF) yang diterima VIVA, Jumat, 10 November 2017.

5 Makanan Diklaim Hilangkan Nikotin dalam Tubuh

Syawqie menyebut, inovasi dari produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi efisien untuk mengatasi masalah adiksi rokok. Konsep pengurangan risiko atau bahaya (harm reduction) merupakan strategi ilmu kesehatan masyarakat yang bertujuan mengurangi konsekuensi negatif kesehatan dari sebuah produk atau perilaku.

"Tidak mudah mengatasi adiksi masyarakat terhadap rokok, sehingga perlu solusi strategis untuk menekan dampak buruknya. Salah satu cara paling efisien adalah dengan memperkenalkan produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan lebih rendah melalui penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi," tutur dia.

Kontroversi Rokok Elektrik di Kalangan Anak Muda

Menurut Syawqie, saat ini masih banyak penafsiran yang salah terkait produk tembakau alternatif seperti nikotin tempel, snus, rokok elektrik atau vape, dan produk tembakau yang dipanaskan, bukan dibakar. Padahal, produk-produk tersebut telah terbukti secara klinis dapat menjadi alternatif untuk menekan dampak buruk dari pembakaran akibat dari mengonsumsi rokok.

Pada 2016, YPKP Indonesia secara independen melakukan penelitian terhadap salah satu produk tembakau alternatif, yaitu rokok elektrik. Hasilnya, produk tembakau alternatif tersebut diyakini berisiko rendah terhadap kesehatan.

"Hasilnya, produk alternatif ini memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dibanding rokok yang dikonsumsi dengan dibakar. Hal ini terjadi karena produk yang tidak dibakar dapat mengeliminasi tar, racun berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran tembakau dan sebagian bersifat karsinogenik," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya