Sumber :
- Khairiyyah Sari
VIVAlife - Memiliki karier cemerlang di New York, Amerika Serikat tidak membuat pria kelahiran Malang, 2 Desember 1974 ini melupakan tanah kelahirannya. Iwan Setyawan memutuskan kembali ke Indonesia setelah menghabiskan 10 tahun di New York hanya untuk alasan sederhana. Kembali pada keluarga.
"New York sudah banyak mengubah hidup saya. Jadi saya ingin berbuat yang lebih berarti untuk hidup saya. Kembali ke ibu." Ujar pria yang mengaku ingin menjadi guru yoga ini.
Dulu ia nekat pergi ke New York tanpa bekal bahasa Inggris yang bagus hanya demi sebuah mimpi. Ia ingin memiliki kamar sendiri di rumahnya, di Batu, Malang. Iwan memang tak suka keramaian, ia lebih senang dengan ketenangan. Sayang, rumahnya yang ia tinggali sejak kecil terasa ramai. hanya berukuran 6x7 dan dihuni tujuh orang. Ayah, Ibu, dan empat saudaranya. Ia juga harus tidur bersama kakak dan adiknya, dalam satu kamar.
Mimpinya terwujud. Iwan bahkan sudah bisa membangun lebih dari sekadar kamar pribadi. Lelaki ramah ini juga berhasil memberi kebanggaan untuk ayahnya yang seorang sopir angkot dengan menjabat sebagai Director Internal Client Management di perusahan riset ternama asal Amerika.
Sekarang ia kembali ke Indonesia, menjadi penulis. Lewat novelnya, 9 Summers 10 Autumns, yang kini juga di film-kan ia ingin berbagi pengalaman hidupnya. Ia kerap diundang menjadi pembicara, namun ia tak suka disebut motivator. Menurutnya, kegiatan yang dilakukannya sekarang ini merupakan kebahagiaan tersendiri. Ia merasa dirinya lebih berarti dengan berbagi kepada orang lain.
Meski sudah memiliki banyak penggemar, Iwan tidak ingin pembaca bukunya disebut sebagai fans. "Saya suka gatel kalau ada orang yang bilang fans." Ujarnya.
Ingin mengenal Iwan Setyawan lebih jauh, simak wawancaranya melalui
Baca juga
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sekarang ia kembali ke Indonesia, menjadi penulis. Lewat novelnya, 9 Summers 10 Autumns, yang kini juga di film-kan ia ingin berbagi pengalaman hidupnya. Ia kerap diundang menjadi pembicara, namun ia tak suka disebut motivator. Menurutnya, kegiatan yang dilakukannya sekarang ini merupakan kebahagiaan tersendiri. Ia merasa dirinya lebih berarti dengan berbagi kepada orang lain.
