Miris, Ratusan Kuliner Khas Palembang Nyaris Punah

Ilustrasi kue tradisional.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK Putra (Palembang)

VIVA – Bicara soal kuliner, banyak sekali makanan yang menggugah selera di Palembang, Sumatera Selatan. Palembang sendiri, selama ini selalu dikenal dengan makanan khasnya yang terbuat dari daging ikan yakni pempek ataupun kerupuk.

Sandiaga Uno Terkesan dengan Kue Tradisional Langka Jambi

Namun, makanan khas Palembang bukan hanya itu saja. Banyak camilan lezat nan nikmat dimiliki oleh kota tertua di Indonesia ini. Hanya saja, makanan-makanan tersebut sudah nyaris punah. Bahkan bisa dijumpai pada acara-acara tertentu saja.

Ketua Kerukunan Warga Palembang, Ki Agus Abdul Rozak mengatakan bahwa sebenarnya Palembang punya ratusan makanan khas Palembang yang selama ini tidak diketahui masyarakat.

Bolu Bhoi, Kue Tradisonal Seserahan Pengantin Aceh Sejak Dahulu

Menurutnya, jika dikelola dengan baik di pasaran, penjualan camilan-camilan khas Palembang juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tak kalah dengan pempek atau kerupuk.

Rozak mencontohkan, salah satunya yakni Mentu. Mentu adalah jenis makanan ringan yang dahulunya selalu disiapkan pada perayaan besar, seperti Lebaran, ataupun pernikahan.

Klepon Jadi Trending Disebut Kue Tidak Islami, Yuk Intip Resepnya

Makanan yang terbuat dari tepung terigu dan diisi dengan campuran abon ikan ini memiliki rasa yang agak manis. Namun ada juga rasa asin dan gurihnya.

"Mentu itu rasanya manis dan sedikit asin. Itu sangat enak. Tetapi sudah jarang yang jual," kata Cek Rozak, sapaan akrab bapak tiga orang anak ini, saat berbincang dengan VIVA.co.id, Kamis, 26 Oktober 2017.

Banyaknya makanan khas Palembang yang mulai menghilang, lantas membuat pihaknya bergerak untuk mendokumentasikan seluruh makanan khas mereka agar resep pembuatan tetap terjaga.

"Kita sekarang masih mendata. Sekitar ratusan makanan khas yang dimiliki Palembang. Tetapi hampir setengahnya sudah hilang. Karena kurangnya penerus ataupun resep yang sudah tidak diwarisi lagi. Kami sedang merencanakan untuk membuat buku resep khusus makanan Palembang," ujarnya.

Resep makanan khas Palembang, nantinya bisa dipelajari seluruh warga asli ataupun luar Sumsel untuk membuat beraneka makanan yang memiliki nilai jual.

“Memang selama ini pempek menjadi idola. Tetapi banyak makanan lain yang tak kalah enaknya bahkan lebih enak. Nah, dari buku itu nanti warga bisa mempelajari cara membuatnya. Sehingga bisa dijual," jelas Cek Rozak.

Jajanan pasar atau kue tradisonal Palembang.

                                        (VIVA.co.id/Aji YK Putra)

Hasil Betah di Dapur

Pada dasarnya, ratusan kuliner yang dimiliki Palembang sendiri dikarenakan kegemaran para kaum hawa di sana menghabiskan waktu di dapur.

Orang Palembang, kata Rozak, dahulu dikenal doyan makan. Dalam satu hari, begitu banyak makanan yang selalu disediakan.

“Aslinya wong Palembang memang doyan makan. Karena perempuannya suka di dapur terus. Sehingga banyak makanan yang dibuat. Bahkan menunya selalu berubah. Dari pagi sampai malam," katanya.

Sementara itu, menurut seniman dan budayawan Palembang, Kemas Anwar Beck yang akrab disapa Yaii Beck, Palembang sebenarnya memiliki kekayaan kuliner yang tinggi. Sayang, dari ratusan makanan khasnya, saat ini hanya sedikit sekali yang dikenal orang.

"Melihat fenomena ini kita prihatin. Karena anak muda sudah tidak tahu lagi makanan khas Palembang. Hanya mengenal pempek," ujarnya.

Ia pun menyebutkan beberapa kuliner yang dimiliki Palembang, seperti Model, Celimpungan, Lakso, Maksuba, Enggka, Dadar Jiwo, Gandus, Putu Embun, Bangkit, Tapel, Pare, Lumpang, Manam Sahmin, Kumbu Kacang dan lain-lain. Banyak di antaranya yang berada di ambang kepunahan.

Salah satunya, Dadar Jiwo yang dibuat menggunakan telur dadar, namun dibentuk menjadi dadar gulung dan diisi dengan sayuran seperti tumisan pepaya muda. Sedangkan bagian luarnya ditaburi dengan bawang goreng, daun sop, irisan cabai hingga ada taburan abon yang membuatnya semakin gurih.

"Menurut saya makanan Palembang masih banyak yang belum terekspos dan diangkat. Padahal makanan-makanan tersebut enak, lho. Kalau yang saya tahu, makanan jadul ini masih ada di daerah 5 Ulu. Harapan saya kuliner Palembang dipelajari lagi dan dikembangkan," ucap Kemas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya