Tiga Wanita Inspiratif di Dunia Kuliner

Ilustrasi restoran/kafe.
Sumber :
  • Pexels/Life Of Pix

VIVA – Bak selebriti film, para bintang di industri makanan juga memiliki pengaruh yang kuat bagi khalayak luas. Mereka punya daya tarik sebagai trendsetter yang gagasan-gagasannya diikuti tidak hanya oleh para penggemar kuliner, tetapi juga menjadi kiblat bagi pengusaha makanan pemula.  

Inspiratif! Kedermawanan Abu Jaber Bagikan Ribuan Makanan Buka Puasa di Makkah Selama Bulan Ramadhan

Namun, tahukah Anda beberapa di antara mereka memulai bisnis dengan modal seadanya? Dilansir dari Huffington Post, Senin, 4 Desember 2017, berikut ini tiga wanita yang berhasil membangun bisnis makanan mulai dari titik nol. Siapa tahu kisah mereka menjadi inspirasi bagi Anda yang juga tengah merintis bisnis yang sama.

Kristen Kish: Lakukan hal yang membuatmu takut

Kisah Mualaf Ibu dari Crazy Rich Surabaya Gegara Melihat Orang Islam Lakukan Ini

Pencapaian seribu mil dimulai dari langkah pertama. Pepatah ini agaknya sesuai untuk menggambarkan perjalanan Kristen Kish yang kini sukses meraih gelar Top Chef.

Awalnya, Kish bertemu Barbara Lynch, seorang koki restoran di Boston, Amerika Serikat, yang mendorongnya untuk mengikuti ajang Top Chef. Kish mengaku sangat tidak percaya diri dengan keahlian memasak yang ia rasa tradisional. Namun, ia tak ingin mengecewakan Lynch hingga bersedia mencoba. Tak disangka, Kish berhasil memenangkan ajang itu yang menjadi awal bagi kesuksesan kariernya di dunia memasak.

Kisah Inspiratif Cristiano Ronaldo dari Masa Kecil yang Sulit Menuju Puncak Kejayaan

“Saya awalnya menolak karena saya pikir tidak bisa melakukannya. Tapi saya tidak ingin mempermalukan Barbara dan diri saya sendiri. Barbara mendorong saya melakukannya, dan akhirnya berhasil. Saya berpikir jika tidak menang, proses yang saya lalui akan menjadi pengalaman yang membangun hidup saya,” ujar Kish.

Menurut Kish, yang ia cari adalah keseimbangan dan tidak takut menghadapi kegagalan. Jika semua berjalan sempurna dan sangat mulus, saya akan melempar kunci pas, hanya untuk mengetahui apa yang terjadi karena saya perlu tahu hal apa lagi yang ada di luar sana.

Kate Kavanaugh: Membangun komunitas dengan makan malam

Kate Kavanaugh adalah pendiri Western Daughters Butcher Shop. Kisah awal ia terjun menekuni dunia kuliner dimulai dari perubahan pada pola makannya sendiri. Ia mengaku menjadi vegetarian selama hampir 15 tahun. Namun, karena tertarik pada praktik pengelolaan makanan dan pemeliharaan ternak, ia lantas memutuskan untuk mulai makan daging.

“Saya telah menjadi vegetarian selama hampir 15 tahun. Tapi saya tertarik pada praktik pengelolaan lahan dan pemeliharaan ternak berkelanjutan dan bagaimana keduanya dapat bekerja secara simbiosis. Jadi saya memutuskan untuk mulai makan daging serta mendukung sistem tersebut,” ujarnya.

Dengan niat kuat, Kavanaugh memutuskan untuk magang di sebuah toko daging di New York. Hingga pada tahun 2013, ia bersama Josh, kekasih sekaligus mitra bisnisnya, membuka sebuah toko yang diberi nama Daughters Butchers Shoppe di wilayah Denver.

Ia bercerita bahwa tokonya bisa sukses berkat memanfaatkan jejaring komunitas yang telah ia bangun. Dengan kata lain, ia menjalin kerja sama dengan semua pemilik peternakan. Pendekatan yang Kate lakukan adalah dengan cara mengajak mereka makan malam bersama keluarga mereka.

“Kami makan malam di meja mereka bersama keluarga mereka. Yang membawa kita semua ke meja adalah makanan. Ini adalah tentang kesepakatan, dan ternyata efektif untuk menyentuh semua orang,” cerita Kate.

Anne Saxelby: Berani menentukan jalan

Berkali-kali ditolak bukan alasan bagi Anne Saxelby untuk menyerah. Ketik berkunjung ke Italia, ia menemukan sebuah restoran yang menyajikan hidangan keju yang sangat enak. Ia lantas bergumam, ‘Aku suka makanan, terutama keju dan wine. Kenapa tidak berusaha untuk bekerja di restoran itu dan belajar dari sana?’.

Restoran yang dimaksudnya adalah Murray’s Cheese Shop. Saxelby mencoba untuk melamar bekerja di restoran tersebut. Namun, ia ditolak hingga akhirnya diterima pada lamaran yang keempat kalinya.

Dari pengalaman yang didapat selama bekerja di restoran,  ia kemudian membuka toko sendiri yang diberi nama Saxelby Cheesemongers, beberapa tahun setelahnya. “Saya mulai dengan sedikit uang pinjaman dan benar-benar membangunnya dari sana,” kenang Saxelby.

Awalnya ia ragu apakah tokonya akan ramai pengunjung. Namun, ia kemudian bertemu dengan seorang pria Prancis bernama Benoit yang membuka jalan baginya hingga sukses menjual keju ke 150 restoran dan toko di New York. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya