Lebih Baik Mana, Beri Uang Saku Anak Bulanan atau Harian?

Ilustrasi mengelola keuangan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Saat anak mulai tumbuh besar dan mulai masuk sekolah, kebanyakan orang tua seringkali memberikan anak mereka uang jajan. Beda orang tua, berbeda pula cara pemberian uang jajan kepada sang anak.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Beberapa memilih memberikan uang jajan secara harian. Sementara lainnya memberikan secara mingguan dan bulanan. Hal ini juga dilakukan oleh aktris Mona Ratuliu yang mengaku memberi uang jajan anaknya secara bulanan.

Meski demikian, dari hasil hitung-hitungannya, Mona sendiri sengaja memberikan uang jajan sedikit di bawah dari harga makanan atau jajan sang anak di sekolah.

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

“Misal dia beli bakmi harga Rp20 ribu, sekolah selama 20 hari, berarti kan harus ada Rp40 ribu, belum nanti minum kurang lebih Rp100 ribu selama sebulan. Jadi kan total kurang lebih Rp500 ribu. Tapi aku sengaja hanya kasih Rp350 ribu," ucap Mona saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu, 20 September 2017.

Menurut Mona, hal itu membuat sang anak belajar cara menata dan mengelola uang. Otomatis mereka akan memutar otak agar kebutuhan jajan selama sebulan tetap terpenuhi, meski dengan uang yang sedikit tidak mencukupi.

Ajak Si Kecil Main Berkualitas di Akhir Pekan, Coba 4 Trik Ini Moms

"Jadi kadang bawa bekal, kadang beli makanan dan bawa minum, kadang sebaliknya. Jadi memang sengaja juga biar dia mengajukan (untuk ditambah), tapi sampai sekarang enggak," kata Mona.

Sementara itu, menurut Faradita Khrisnanda, Content Development dari WeCan Psychology Consultant, tidak ada aturan baku mengenai pemberian uang saku bulanan atau harian kepada anak. Semua kembali pada kesepakatan orangtua dan sistem pendidikan anak yang dibangun atau disepakati dalam keluarga.

"Masing-masing keluarga itu kan punya sistemnya sendiri dengan keunikannya masing-masing. Tapi memang umumnya uang bulanan dikasih ke anak yang usianya lebih besar, misalnya anak SMP," ucap Dita ditemui di kesempatan yang sama.

Hal itu karena menurutnya, pada usia tersebut anak sudah memiliki pemahaman yang lebih matang tentang uang. Di samping itu, semakin dewasa kegiatan dan kebutuhan mereka pasti bertambah sehingga butuh uang ekstra.

"Nah, di usia itu sebenarnya diharapkan mereka sudah lebih bisa mengelola uangnya. Sudah bisa ambil keputusan secara mandiri, dan bisa lebih tanggung jawab atas keputusan yang diambil, dan sudah bisa berpikir jangka panjang," kata Dita.
 
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hal penting yang harus diketahui orangtua sebelum memberi uang saku pada anak itu adalah anak harus paham dahulu tentang kegunaan uang.

"Bukan sekadar untuk digunakan saja, tapi juga ditabung. Orangtua mampu memberi uang jajan anak dalam jumlah tertentu dan jumlahnya juga balik lagi dengan kesepakatan dan kemampuan orangtua masing-masing," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya