Kuliah di Eropa Cuma Rp8 Juta Setahun

Ilustrasi Universitas Frankfurt, Jerman,
Sumber :
  • e-campusradio.com

VIVA – Pameran Perguruan Tinggi Eropa atau European Higher Education Fair (EHEF) 2017, kembali digelar untuk yang kesembilan kalinya di Indonesia. Pameran ini menghadirkan berbagai institusi pendidikan di Eropa.  

Merdeka Belajar dan Keterbaikan Masa Depan Bangsa

Program Officer EHEF 2017, Destriani Nugroho, menjelaskan, tujuan dari diselenggarakannya pameran ini adalah untuk membuka kesempatan kepada para anak bangsa, agar bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau di Eropa.

"Karena di Eropa itu jaminan kualitasnya sangat baik, sehingga kualitas universitas-universitasnya pun dijamin sangat tinggi," ujar Destriani saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Sabtu 4 November 2017.

Pentingnya Memberikan Pendidikan Moral dan Karakter Anak Sejak Dini

Selain itu, Destriani mengatakan bahwa umumnya pemerintah Eropa akan memberikan subsidi yang sangat tinggi untuk universitas-universitas di sana. "Sehingga beberapa negara Eropa itu biaya kuliahnya kalau tidak gratis, ya sangat-sangat murah. Tentunya karena ada subsidi itu," ujarnya.

Saking murahnya biaya kuliah di Eropa, Destriani mengaku kerap mendapatkan pertanyaan dari para pengunjung pameran, mengenai kualitas universitas, dan pendidikannya, jika dibandingkan dengan murahnya biaya tersebut.

Alternatif Menanggulangi Kekerasan di Dunia Pendidikan

Maka, dia pun akhirnya harus menjelaskan mengenai adanya subsidi dari pemerintah Uni Eropa terhadap universitas-universitas tersebut, sehingga biaya yang harus dikeluarkan memang cenderung terjangkau ditambah dengan banyaknya beasiswa yang ditawarkan. Biaya kuliah, seperti di Jerman dan Prancis, berkisar 500 euro atau sekitar Rp8 juta setahun.

"Jadi kadang-kadang kalau pengunjung tanya berapa biaya kuliahnya, kalau seperti di Jerman atau Prancis kan dibilangnya hanya sekitar €500 setahun. Lalu, banyak pengunjung heran, 'Kok murah banget? Apakah universitasnya berkualitas?'," kata Destriani.

"Jadi kalau dari kualitas, di sana ada badan penjamin mutu untuk universitas-universitas dan perguruan tinggi. Tapi kenapa biayanya murah, ya karena ada subsidi dari pemerintah-pemerintah di Eropa itu tadi," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya