Orang Bertato Tak Leluasa Kunjungi Jepang, Mengapa?

Ilustrasi tato.
Sumber :
  • Pixabay/Mbragion

VIVA.co.id – Tato mungkin telah menjadi hal biasa dari arus budaya, khususnya bagi budaya barat. Namun, bagaimana tato bisa membuat Anda dilarang menikmati pemandian atau spa di Jepang?

Private Tour Anti Ribet, Pilihan Ideal Trip Ke Jepang

Diketahui memang, tak semua negara dapat menilai orang-orang bertato dengan terbuka. Lantaran, mereka memiliki pandangan yang mungkin berbeda.
 
Dilansir Fox News, di Jepang, kecintaan seseorang yang bertato benar-benar bisa membuatnya dilarang dari tempat-tempat tertentu, termasuk onsen yang sangat populer di Jepang. Di mana onsens merupakan sumber air panas di Jepang yang banyak dikunjungi turis.

Selain itu, lebih dari separuh hotel di Jepang juga tidak akan membiarkan pengunjung dengan tato memasuki area pemandian umum mereka. Hal itu pun didapatkan menurut sebuah survei pemerintahan di Jepang.

Kenapa Tiket ke Jepang Lebih Mahal Belakangan Ini?

Survei yang dilakukan oleh Japan Tourist Agency pada 2015, menemukan bahwa 56 persen hotel dan penginapan di seluruh negeri tidak mengizinkan orang-orang dengan tato memasuki area pemandian umum. Studi lain yang dilakukan oleh Japan Tourist Agency pada 2014 pun menemukan bahwa sepertiga turis asing mengindikasikan onsen adalah salah satu alasan utama mereka untuk berkunjung ke negara tersebut.

Mengapa hal itu dilarang, karena di Jepang, tato dikaitkan dengan yakuza atau anggota mafia. Banyak institusi publik melarang orang yang memilikinya sebagai cara untuk mencegah gangster keluar.

Jerome Polin Bagikan Tips Traveling Anti-Mainstream ke Jepang Tanpa Khawatir Dompet Kering

Tapi Dinas Pariwisata Jepang menginginkan waktu untuk berubah, paling tidak saat kedatangan turis asing. Tahun lalu, instansi pemerintah memohon kepada operator onsen untuk lebih memperhatikan latar belakang budaya para turis non-Jepang bertato. Bagi pengunjung Jepang, pelarangan itu masih bisa diterapkan.

Dengan jumlah wisatawan ke Jepang yang sedang naik daun, Shogo Akamichi, pejabat Dinas Pariwisata Jepang yang bertanggung jawab atas promosi pariwisata mengatakan bahwa badan tersebut berharap perubahan tersebut dapat berarti bahwa semua wisatawan dapat menikmati onsen sepenuhnya di Jepang.

Seperti diketahui hal ini menjadi perhatian, bahwa pada 2013 lalu, benturan budaya mengumpulkan banyak perhatian media setelah seorang wanita bernama Maori berpaling dari pemandian umum di Hokkaido karena tato wajahnya yang tradisional. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya