Piknik Lebaran di Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Fundrika

VIVA.co.id – Kawasan Kota Tua yang berlokasi di Jakarta Barat, memang mempunyai daya tarik tersendiri. Khususnya dalam hal wisata sejarah. Kompleks gedung-gedung tua yang masih dijaga keasliannya membuat banyak wisatawan datang dan berkunjung, khususnya di saat libur Lebaran ini.

DKI Revitalisasi Kali Besar, Terintegrasi dengan Taman Fatahillah

Kota ini merupakan pusat Kota Batavia dan pernah jadi wilayah paling sibuk di masanya. Kota Tua dipenuhi dengan bangunan-bangunan bersejarah yang bisa dikunjungi. 

Setidaknya ada beberapa museum bersejarah yang bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki. Sebut saja Museum Fatahillah, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik, yang lokasinya membentuk segitiga di Kota Tua.

Tips Jalan-jalan ke Kali Besar Tanpa Ongkos, Begini Caranya

Kawasan ini, menjadi destinasi liburan yang tepat, khususnya bagi para orangtua yang ingin mengenalkan, serta mengajarkan sejarah Indonesia kepada sang anak. Tidak hanya itu, untuk menjelajah Kota Tua, Anda juga tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, karena biaya retribusi untuk masuk tiap museum sangat terjangkau.

Nah, bagi orang tua yang tak ingin jauh-jauh mengajak si kecil berwisata ke luar kota, kawasan Kota Tua bisa jadi pilihan yang murah dan edukatif untuk si kecil. Berikut beberapa museum yang dikunjungi VIVA.co.id, yang bisa menjadi referensi.

Keliling Kota Tua dengan Kereta Kuda

Museum Fatahillah

Museum yang terkenal dengan 'Museum Fatahillah ini menyimpan  sekira 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replika. Gedung yang pada awalnya merupakan Balai Kota (Stadhuis) ini,  diresmikan oleh Gubernur Jendral Abraham Van Riebeeck pada tahun 1710.

Dari sejumlah koleksi barang bersejarah di Museum Fatahillah, beberapa koleksi penting diantaranya ialah Prasasti Ciaruteun peninggalan Tarumanagara, Meriam Si Jagur, Patung Dewa Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670) dan Pangeran Diponegoro (1830).

Ada pula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda dari 1602-1942, alat pertukangan zaman prasejarah dan koleksi persenjataan. Untuk masuk ke museum ini, pengunjung cukup membayar retribusi sebesar Rp5 ribu untuk dewasa, dan Rp2 ribu untuk anak-anak.

Museum Wayang

Seperti namanya, museum ini menyimpan berbagai jenis wayang baik  wayang indonesia maupun wayang dari mancanegara. Sejumlah koleksi mulai dari wayang kulit, wayang golek, koleksi wayang dan boneka dari negara negara tetangga, seperti seperti Malaysia, Thailand, Suriname, Cina, Vietnam, Perancis dan India juga bisa ditemui di museum ini.

Tidak hanya koleksi wayang, dalam museum ini pengunjung juga bisa menemukan koleksi piring sebagai tanda batu nisan Jan Pieterszoon Coen.

Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta

Museum yang awalnya didedikasikan  untuk menampilkan, memajang, dan mengedukasi sejumlah koleksi rupa tradisional dan keramik dari Indonesia, kini telah menjadi pusat pelestarian seni rupa bertaraf internasional.

Di museum ini, pengunjung bisa menyaksikan koleksi keramik, dan karya seni rupa dari berbagai masa bukan saja dari mancanegara. Tidak hanya itu sebagai pusat pelestarian, tempat ini juga dijadikan tempat untuk merawat, dan meneliti sejumlah koleksi seni rupa.

Untuk masuk ke museum ini, pengunjung cukup membayar retribusi sebesar Rp5 ribu untuk dewasa dan Rp2 ribu untuk anak-anak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya