Restoran Kota Ini Patok Harga Lebih Mahal untuk Turis Asing

Salah satu tempat makan di Bruges, Belgia
Sumber :
  • Pixabay/CC0 Public Domain

VIVA.co.id – Salah satu kota di Belgia, Bruges menetapkan kebijakan biaya makanan untuk para turis yang datang. Hal ini mungkin bisa menjadi perhatian bagi para traveler bahwa selain penduduk lokal, Anda akan dikenakan biaya 10 persen lebih tinggi untuk menikmati kuliner di restoran kota tersebut.

Kronologi Tim SAR Gabungan Evakuasi Turis Perancis di Objek Wisata Bukit Sipiso-piso Sumut

Namun hal ini telah dianggap sah oleh lembaga perlindungan konsumen negara tersebut. Karena itu, pemilik restoran menawarkan diskon kepada para pengunjung berdasarkan aksen bahasa mereka.

Praktik ini terungkap saat seorang turis menyadari bahwa dia membayar harga lebih mahal daripada pengunjung lokal di sebuah toko populer di Bruges, Brugsch Friesthuys. Pendiri toko tersebut, Gauthier Gevaert, membela diri saat protes datang dari pengunjung yang bukan penduduk lokal dan memiliki dialek asing.

Jangankan Turis Asing, Predator Seks India Perkosa Biawak Rame-rame demi Nafsu Seksual

"Diskon 10 persen di Bruges, itu secara eksplisit di kuitansi. Mengapa kita melakukan itu? Untuk pelanggan tetap kami, tidak untuk pariwisata massal, tapi juga membangun hubungan dengan siapa pun yang sering datang ke sini," ujar pemilik toko tersebut seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu, 1 Juli 2017.

Terkait kebijakan itu, dia dapat mengklasifikasikan jenis pengunjung saat mereka berbicara, tanpa meminta memperlihatkan paspornya. Karena itu, akan lebih baik jika turis menggunakan bahasa lokal.

Heboh Bule Lakukan Aksi Cari Pria Lajang di Bali, Reaksi Netizen Bikin Bengong

Kebijakan ini sengaja diberlakukan dan dipertahankan oleh Walikota Bruges, Renaat Landuyt, yang mengklaim langkah tersebut diambil untuk membantu menjaga harga yang terjangkau untuk penduduk lokal, di kota yang telah mengalami perubahan harga sangat mahal.

Bruges bukan satu-satunya tujuan wisata di Eropa yang menawarkan potongan harga kepada penduduk setempat. Salah satu turis yang enggan disebut namanya pun mengungkapkan pengalamannya bertransaksi di kota Belgia tersebut saat bersama dengan warga lokal.

"Saya adalah pengunjung tetap ke Venesia dan ketika saya bersantap dengan penduduk lokal di kota, kami biasanya diberi diskon 20 persen, sama halnya untuk penyewaan kapal dan jasa lainnya," ujar dia.

Dia menambahkan bahwa praktik itu sudah berlangsung bertahun-tahun dan dia tidak mempermasalahkannya. Menurutnya, kota itu telah diserbu turis dan harga-harga menjadi sangat mahal.

"Diskon kecil untuk penduduk lokal bisa sangat membantu," katanya.

Sementara itu, harga ganda untuk para turis juga terjadi di Kuba. Dan di negara-negara berkembang lainnya, seperti India dan Kamboja, yang mamatok harga lebih mahal kepada turis asing saat mengunjungi tempat-tempat populer, seperti Taj Mahal dan Angkor Wat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya