Bukan Thailand, Negara Ini Pesaing Berat RI Soal Pariwisata

Turis menyaksikan matahari terbit di kawasan wisata Pantai Sanur, Bali.
Sumber :
  • REUTERS/Agung Parameswara

VIVA.co.id – Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut bahwa pesaing Indonesia di bidang pariwisata bukan lagi Malaysia, Singapura, atau Thailand. Negara tersebut adalah Vietnam.

Wajib Halal Oktober 2024, BPJPH Yakin Dorong Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di RI

Dia menuturkan, Vietnam saat ini sudah melakukan banyak perubahan regulasi yang mendukung investasi bertumbuh di negaranya, terutama di sektor pariwisata. Menurutnya, sudah selaiknya Indonesia meniru negara tersebut dalam meningkatkan pariwisatanya.

"Vietnam saat ini sudah sedemikian hebatnya. Kita harus tiru mereka melakukan deregulasi besar-besaran. Mereka sangat pro terhadap investasi, itu bagus terhadap negaranya," kata Arief di Kementerian Pariwisata, Rabu 12 Juli 2017.

Harga Tiket Pesawat Domestik Bikin Masyarakat Menjerit, Sandiaga Uno: Itu Kelas Bisnis!

Sementara itu, mengenai Indonesia yang kalah bersaing dengan negara Asia Tenggara lainnya, dia mengatakan, karena terbentur urusan regulasi. Menurut Arief, regulasi Indonesia yang terlalu rumit bagi para investor.

"Kita kalah, karena sulitnya regulasi. Kita ini sangat lamban, terlalu banyak regulasi yang menjerat diri sendiri," kata dia.

Labuan Bajo Siap Sambut Wisatawan! Temukan Peluang Baru di Webinar Outlook Kepariwisataan NTT

Karena itu, dia mengusulkan, agar setiap daerah membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk investasi. Dengan adanya KEK, dapat mempermudahkan investor untuk melakukan perizinan investasi di daerah masing-masing.

"Jadi, perlakukan secara khusus investor di KEK. Kita juga butuh melakukan training, tetapi butuh waktu lama untuk itu. Negara butuh saat ini juga, sehingga aktivitas bisnis kita bisa berjalan dengan baik," ujarnya.

Arief mengatakan, pertumbuhan industri pariwisata di Thailand, Singapura, dan Malaysia saat ini mengalami penurunan hingga lima persen. Sementara Vietnam justru mengalami pertumbuhan positif sebesar lima persen. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya