Lokasi Temuan Gajah Stegodon Dijadikan Museum

Para arkelog mengeskavasi fosil Gajah Stegodon di Desa Banjarejo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu, 2 Agustus 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong pembangunan museum purbakala di lokasi penemuan fosil hewan purba Gajah Stegodon di Desa Banjarejo, Kabupaten Grobogan. Lokasi itu diyakini akan menjadi destinasi wisata purbakala baru seperti Sangiran.

Haikal Hassan: Holocaust Itu Hoax Terbesar!

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan berdasarkan berbagai sumber yang diterimanya, kawasan Banjarejo dimungkinkan berusia lebih tua dari kawasan Sangiran, Kabupaten Sragen, yang kini telah mendunia.

"Semua arkelog kini datang ke Banjarejo, karena situs purbakala itu diperkirakan lebih tua dari Sangiran," kata Ganjar Saat mengunjungi lokasi, Rabu, 2 Agustus 2017.

Ada Museum Holokos di Minahasa, Apa Tujuannya?

Perkiraan itu rupanya diperkuat dengan temuan Gajah Stegodon di daerah itu. Fosil tersebut ditemukan tak sengaja di ladang jagung milik Rusdi (70 tahun) pada awal Juni 2017 lalu. Potongan bagian tubuh hewan purbakala bernama Stegodon itu diperkirakan berumur sekitar 500 ribu sampai satu juta tahun.

Untuk membangun museum di Badarejo, Ganjar juga sempat berkomunikasi dengan Rusdi selaku pemilik lahan. Ia menanyakan apakah nantinya dia bersedia jika tanahnya dibebaskan untuk dijadikan museum.

MUI Sebut Museum Holocaust di Minahasa Langgar Konstitusi

"Kalau nanti tanahnya bisa dibeli pemerintah, nanti ini jadi lokasi wisata. Izin ke saya nanti kita percepat. Kita lalu bisa membuat rencana induk untuk museum purbakala ini," ujarnya.

Ganjar berharap, dalam pembuatan museum nantinya harus bagus. Sehingga museum itu bisa menjadi tempat ilmu pengetahuan, pendidikan, serta berkembangnya ekonomi masyarakat. "Kalau bisa pembuatan museumnya yang bagus, keren, yang wow gitu lho," ujarnya.

Saat ini, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, yang menangani instalasi bangunan museum, masih melakukan proses ekskavasi di kawasan itu. Dimungkinkan, masih banyak fosil purba yang tertanam di kawasan ladang warga.

"Kemungkinan di semua area ini ada (fosil), bahkan menarik lagi diperkirakan dulu ini laut. Karena ada temuan kerang dan ikan purba juga di sini," ujar dia.

Dibuat replika

Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Budhi Sancoyo, mengatakan proses ekskavasi di lokasi temuan Gajah Stegodon sudah berlangsung 25 hari. Tim yang terlibat terdiri dari beberapa ahli, 12 orang untuk menggali serta lima orang lagi untuk pencetakan.

Diterjunkan pula tim untuk mendokumentasikan gambar setiap tahapan. Dalam lima hari ke depan, fosil akan diambil untuk selanjutnya dilakukan pencetakan dengan silikon guna dibuatkan replika.

"Untuk tahapannya mulai rekonstruksi, reservasi, kemudian akan dibuatkan atap permanen. Selanjutnya, cetakan fosil akan dikembalikan pada posisinya ketika ditemukan. Dari dinas kebudayaan kabupaten Grobogan akan membuat atapnya, sudah dianggarkan," kata Budhi.

Lebih jauh, Budhi menyatakan, selain fosil stegodon, di kawasan Banjarejo juga telah ditemukan fosil buaya dan tanduk banteng. Usia fosil itu diperkirakan hampir sama dengan yang ada di Sangiran. "Bedanya di wilayah Grobogan ini diperkirakan dahulu merupakan lautan, " ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya