Kisah Mistis di Tengah Kawasan Seribu Rumah Gadang

Kawasan Seribu Rumah Gadang yang berada di Jorong Koto Baru
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id – Kawasan Seribu Rumah Gadang di Jorong Koto Baru, Kenagarian Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu, telah menjadi ikon pariwisata unggulan Kabupaten Solok Selatan. Lokasi ini berjarak tempuh sekitar empat jam melalui jalur darat dari Kota Padang, Sumatera Barat.

Virus Corona Belum Berdampak Serius terhadap Pariwisata Sumbar

Di kawasan wisata ini, pengunjung dapat melihat dan menikmati secara langsung keindahan artistik Rumah Gadang, rumah adat Masyarakat Minangkabau. Selain itu pengunjung juga akan menemukan kisah mistis di kawasan tersebut.  

Rumah Gadang milik Yarnelly (68), yang merupakan warisan leluhurnya merupakan salah satu rumah tertua di kawasan Seribu Rumah Gadang. Rumah Gadang miliknya diperkirakan dibangun pada 1856 silam.  

Genjot Wisata Bahari, Sumbar Bisa Jadi Destinasi Unggulan di Sumatera

Di samping merawat dan menjaga keasriannya, Nelly juga menjaga amanah menjaga benda-benda peninggalan laluhur, seperti perlengkapan kamar pengantin, tikar anyam, dan tongkat Raja terdahulu. Nelly sendiri merupakan seorang pensiunan guru dari Jakarta.

Setelah pensiun, ia memutuskan untuk kembali pulang ke Solok Selatan demi merawat Rumah Gadang peninggalan orang tuanya tersebut. Tak hanya memiliki nilai sejarah, benda-benda peninggalan leluhur Nelly juga diklaim memiliki kisah mistis.

Ada Destinasi Baru, Kampung Warna-warni Bernuansa Jokowi

Nelly menceritakan, ada satu buah tongkat Raja yang ia gantung di salah satu tonggak utama Rumah Gadang miliknya. Jika ia tidak menunjukkan tempat tongkat itu, biasanya tidak ada pengunjung yang dapat melihat tongkat itu, walau sebenarnya sangat mudah dilihat.

Bahkan tongkat itu pun diklaim, dapat meramal masa depan seseorang. Caranya pun unik, pengunjung cukup mengambil foto tongkat tersebut dengan menggunakan ponsel, dan hasilnya ditunjukkan kepada Nelly. Nelly lah kemudian yang akan mencoba menafsirkan hasil jepretan pengunjung.

Tongkat Raja yang diklaim mampu menerawang masa depan.

Selain tongkat, Nelly juga menceritakan kisah ranjang pengantin utama peninggalan tetua terdahulu. Biasanya ranjang pengantin utama ini digunakan pada malam pertama ketika ada keluarga yang menikah, dengan tujuan agar kehidupannya bahagia, langgeng dan cepat mendapatkan momongan.

Alkisah, kata Nelly, pernah di saat anaknya menikah, ia tidak merekomendasikan anaknya dan sang suami untuk tidur pada malam pertama di ranjang pengantin utama Rumah Gadang itu, melainkan di kamar lain. Karena, pada waktu itu, ia sudah mengubah susunan tata letak Rumah Gadang karena dijadikan homestay.

Sejak pernikahan hingga tahun kelima kata Nelly, sang anak tak kunjung mendapatkan momongan. Nelly kala itu berpikir, kenapa anaknya belum juga hamil, padahal sudah lama menikah.

Hingga akhirnya Nelly sadar karena dahulu ia tak mengizinkan anaknya untuk tidur pada malam pertama di ranjang pengantin utama. Nelly lantas meminta sang anak dan suaminya yang saat itu berada di Jawa untuk segera pulang ke Solok Selatan.

Setelah tiba di Solok Selatan, Nelly pun menceritakan kemungkinan penyebab kenapa anaknya belum mendapatkan momongan, dan mengizinkan untuk tidur di ranjang pengantin utama tersebut. Benar saja, seminggu setelah kembali ke Jawa, Nelly mendapatkan kabar jika anaknya tengah hamil muda.

 Kamar Pengantin Utama di rumah Gadang milik Yarnelly

Jadi kata Nelly, ranjang pengantin ini memiliki cerita mistis. Perkara benar atau tidak, Nelly tetap berpedoman kepada ajaran Islam. Semua rezeki termasuk anak, merupakan karunia Allah SWT.

Di kawasan Seribu Rumah Gadang, Nelly, yang juga merupakan koordinator pengelola homestay di Nagari Seribu Rumah Gadang, nyaris dikenal oleh seluruh warga. Ia juga kerap menerima tamu yang ingin menginap di homestay dengan nomor 01 miliknya.

Tak hanya itu saja, Rumah Gadang miliknya juga sering dipakai untuk lokasi syuting film, termasuk film Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka yang diramaikan oleh artis ternama seperti Laudya Chintya Bella dan Junot.

Yarnelly tengah memperlihatkan sejumlah benda peninggalan leluhurnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya