Sekarang Makin Banyak Orang Traveling Usai Putus Cinta

Ilustrasi traveler
Sumber :
  • Pixabay/ Unsplash

VIVA.co.id – Banyak hal yang biasa dilakukan seseorang untuk dapat mengatasi rasa sakit usai mengalami perpisahan dengan pasangan. Di antaranya, memanjakan diri melalui berbagai cara, mulai dari menonton film, makanan, atau bertemu teman-teman.

Transformasi Pengalaman Traveling: Kolaborasi Garuda Indonesia dan UOB dalam Lifestyle & Pariwisata

Namun, belakangan ini, tren yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan rasa sakit dengan traveling, atau melakukan perjalanan wisata, terutama di kalangan para millennial. Bahkan, banyak postingan foto para traveler patah hati populer di media sosial.  

Dilansir dari laman Indiatoday,  Selasa 5 September 2017, berlibur bagi banyak orang sangat penting sebagai sarana untuk keluar dari rutinitas harian, secara fisik dan psikologi. Dr Michael Brein, seorang psikolog sosial, dalam percakapannya dengan Conde Nast Traveler, mengatakan konsep serupa bisa diterapkan dalam kasus traveling usai putus cinta.

Gak Perlu Ribet Lagi! Traveling ke Bali Kini Makin Dipermudah

''Jadi, mengapa berlibur banyak bermanfaat dan spesial bagi seseorang, karena ini adalah bentuk pelarian secara fisik dan psikologis dari rutinitas Anda,'' katanya.

Dijelaskannya, bukan hanya jadwal sibuk kita yang membuat kita menginginkan liburan, tapi juga usai perpisahan. Sebab, perpisahan sama melelahkannya dengan rutinitas sehari-hari yang dijalankan. Dan, untuk beristirahat dari kehidupan rutin seseorang (dalam kasus ini, setelah perpisahan) adalah dengan melakukan perjalanan wisata usai putus cinta.

300 Ribu Wisatawan Indonesia Diprediksi Bakal Kunjungi Korea di 2024, Ini Kata KTO

Di sisi lain, dengan berlibur ke tempat baru dapat memberikan kesempatan seseorang untuk mengeksplorasi hal yang belum diketahuinya dan menghidupkan kembali rasa keingintauannya. Seseorang bertemu orang baru tapi tanpa beban emosional, sesuatu yang kebanyakan kita sukai, terutama setelah akhir hubungan.

"Apakah Anda sedang menjelajahi tempat baru, bertemu orang baru, atau hanya mencoba menguasai beberapa kata dalam bahasa baru, traveling memiliki potensi untuk meningkatkan fungsi kognitif, "kata Dr Jessica O'Reilly, ahli seks dan hubungan Atroglide.

Keseluruhan gagasan ''move-on" adalah untuk memecahkan hambatan mental, mendorong diri sendiri selangkah lebih maju, dan tidak ada yang bisa lebih baik daripada melakukan perjalanan untuk mencapainya. Traveling tanpa gangguan dapat menenangkan tubuh dan pikiran Anda, dengan demikian menjadi salah satu cara penyembuhan dan tekanan yang lebih baik.

Bila Anda menjelajahi sebuah destinasi, akan ada kedamaian bahkan dalam hiruk-pikuk, ada kehangatan bahkan dalam keterasingan. Itulah yang mengilhami banyak orang untuk mengisi energi mereka yang hilang melalui traveling, baik bersama teman, atau pun solo travel. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya