Lawan Diabetes Tipe 2 dengan Kurangi Berat Badan?

Ilustrasi cek kolesterol.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Diabetes melitus adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan jumlah kadar gula darah di atas normal. Jenis utama penyakit ini adalah tipe 1 dan 2.

Terobosan Baru Ini Terbukti Sembuhkan Diabetes Tipe 2

Keduanya sama-sama membutuhkan terapi insulin dan tidak dapat disembuhkan, sehingga keduanya memiliki andil yang sama dalam tingkat keparahan.

Terlebih, jika penyakit ini tidak dikontrol secara berkelanjutan, mereka sama-sama dapat mengakibatkan komplikasi serius. Diabetes tipe 2, merupakan kondisi yang diakibatkan pola makan dan gaya hidup tidak sehat.

Menurut ilmuwan, kondisi dan pola makan yang tidak sehat kerap membuat manusia mengalami kegemukan, lalu memicu diabetes. Diabetes sendiri muncul akibat menumpuknya lemak di pankreas.

Dikutip dari laman IB Times UK, Jumat 4 Desember 2015, studi terbaru menunjukkan bahwa diabetes tipe 2, ternyata tidak terlalu kronis dan ada kemungkinan bisa disembuhkan. Caranya dengan mengurangi berat badan. Hal ini sangat berpotensi dilakukan oleh mereka yang mengalami diabetes tipe 2 akibat obesitas.

"Studi ini menunjukkan, penambahan berat badan memicu diabetes. Karena itu, menurunkan berat badan sampai ukuran ideal, bisa membebaskan seseorang dari diabetes dan ketergantungan terhadap insulin," demikian ujar Naveed Sattar, profesor jurusan Metabolic Medicine, dari University of Glasgow.

Lanjutnya, tidak hanya menghilangkan diabetes dalam tubuh, pengurangan berat badan juga akan membuat manusia menjadi lebih aktif secara fisik.

Menteri Riset Ingin Sel Punca Sembuhkan Semua Penyakit di RI

"Penelitian yang kami lakukan menunjukkan jika meningkatnya jumlah lemak pada pankreas, berhubungan dengan hadirnya diabetes tipe 2 di tubuh pasien," ujar Profesor Roy Taylor, dari pusat riset Diabetes Newcastle University. Ia menjelaskan, telah melakukan riset ini bertahun-tahun.

Menurutnya, penurunan jumlah lemak pada pankreas, hanya akan berkhasiat pada mereka yang memiliki penyakit diabetes tipe 2. "Bagi mereka yang memiliki diabetes tipe 2, mengurangi berat badan bisa mengurangi kelebihan lemak di pankreas. Ini akan membuat fungsi pankreas kembali normal, khususnya dalam memproduksi insulin," ujar Taylor.

Untuk jumlah lemak yang harus dikurangi, Taylor mengatakan jika hal itu bergantung pada jumlah yang ada di pankreas. "Jika ditanya seberapa banyak berat badan yang harus dikurangi untuk membuat diabetes hilang, jawabannya satu gram. Namun dalam satu gram ini haruslah pengurangan pada lemak yang ada di pankreas," tambahnya.

Ditegaskan Dr. Alasdair Rankin dari lembaga Diabetes UK, studi ini sangat penting bagi industri kesehatan. Artinya, ada ikatan antara jumlah lemak di pankreas dengan diabetes tipe 2.

"Sekali lagi, ini menegaskan betapa pentingnya mengurangi berat badan dengan cara sehat untuk mengurangi risiko terkena penyakit, tidak hanya diabetes, tapi juga penyakit lain. Penurunan berat badan ini bisa didapat melalui diet sehat atau melalui operasi," ujar Rankin.

Fungsi penting Insulin

Dokter Deffy Leksani dari laman Meetdoctor menjelaskan, tujuan dari penelitian di atas lebih pada penekanan dampak negatif dari adanya obesitas pada manusia.

“Diabetes tipe 2 terjadi pada saat organ pankreas dalam tubuh penderita tidak memproduksi cukup insulin, untuk memertahankan kadar gula darah normal. Kadar gula darah, biasanya dikendalikan hormon insulin yang diproduksi pankreas,” jelas sang dokter, Jumat 4 Desember 2015.

Insulin sendiri, berfungsi untuk memindahkan gula dari darah ke sel-sel tubuh yang akan mengubahnya menjadi energi. Risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada orang yang mengalami kondisi tersebut, karena penumpukan lemak.

Alasannya, lemak di sekitar bagian perut akan memertinggi risiko, karena dapat melepas senyawa kimia yang mengacaukan sistem kardiovaskular dan metabolisme.

“Menurunkan berat badan sebanyak lima persen, dan rutin olahraga. Dua faktor tersebut, juga dapat mengurangi setengah dari risiko terkena diabetes. Sehingga, dengan kata lain, pengaruh penurunan berat badan pada penderita yang sudah divonis menderita diabetes tipe 2, hanya bertujuan sebagai pengendali, bukan menyembuhkan total,” jelasnya.

Menjaga pankreas


Pankreas dijelaskan Deffy, merupakan salah satu organ di dalam struktur pencernaan manusia, yang tugasnya memproduksi hormon dan enzim untuk menghancurkan makanan di perut. Karena fungsinya sangat vital, maka semua orang wajib menjaganya, agar dapat bekerja normal.

Ilmuwan Temukan Cara Baru Sembuhkan Diabetes Tipe 2

Ilustrasi pankreas

Ilustrasi Pankreas.

Mulailah membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat, dengan menjauhi rokok dan minuman alkohol. Selain itu, Anda disarankan menghindari makanan yang tidak sehat yang dapat menyebabkan obesitas.

Seara umum, diabetes tipe 2 terjadi pada saat organ pankreas dalam tubuh penderita yang tidak memroduksi cukup insulin untuk memertahankan kadar gula darah normal. Penyebab lain karena sel-sel tubuh menjadi kurang peka terhadap insulin, yaitu dikenal dengan istilah resistansi insulin.

Kadar gula darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi pankreas. Insulin berfungsi memindahkan gula dari darah ke sel-sel tubuh yang akan mengubahnya menjadi energi.

Faktor risiko di balik kekurangan produksi insulin oleh pankreas dalam diabetes tipe 2, lebih bahaya dihadapi orang yang berusia di atas 40 tahun, orang yang mengalami obesitas, atau orang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit sama.

“Meski diabetes tidak bisa disembuhkan, pendeteksian sejak dini memungkinkan kadar gula darah penderita diabetes dikendalikan. Ini dilakukan agar kadar gula darah tetap dalam batas normal, dan gejala-gejalanya dapat dikendalikan untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi,” kata dokter itu.

Banyak terjadi di Indonesia

Deffy menganjurkan penderita diabetes tipe 2 selalu menjaga kesehatan dengan seksama. Caranya memulai gaya hidup sehat, mengonsumsi obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah, serta pemantauan rutin kadar gula darah.

“Jenis diabetes yang paling umum terjadi memang yang tipe 2. Sekitar 80 persen pengidap diabetes di Indonesia menderita penyakit ini. Sehingga, dapat disimpulkan, banyak penduduk Indonesia mengalami hal tersebut,” terang Deffy.

Bicara tentang pengobatan diabetes, sayangnya metode pengobatan stem cell atau sel punca, yang banyak dikagumi di dunia medis, ternyata tetap saja belum bisa menyembuhkan penyakit diabetes.

Menurut Prof. Dr.dr. Agung Pranoto,MSc, SpPD-KEMD, FINASIM, spesialis penyakit dalam, sekaligus konsultan endrokin metabolik diabetes dari Rumah Sakit Darmo, pengobatan diabetes menggunakan sel punca masih bersifat eksperimental, sehingga belum dapat digunakan sebagai terapi pengobatan diabetes. Jadi, meskipun hasilnya positif, belum bisa dideklarasikan sebagai terapi yang well establish.

"Masih clinical trial, fase satu atau dua. Sementara, kalau pengobatan itu harus dihitung number need to treat-nya. Kalau number need to treat-nya ratusan, ribuan, mengobati 1.000 orang dapat satu sembuh, itu tidak boleh dipakai secara luas," ungkap Agung, ditemui beberapa waktu lalu.

Ilustrasi sel punca

Ilustrasi sel punca. Foto: Pixabay.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya