Tradisi Unik di Peringatan Maulid Nabi

Acara Maulid Nabi di Bali
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan (Bali)

VIVA.co.id - Maulid Nabi Muhammad SAW, yang merupakan peringatan hari kelahiran nabi terakhir, selalu dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia setiap tahun. Peringatan yang dilakukan tidak hanya sesuai dengan ajaran agama, tetapi juga diperkaya dengan tradisi masing-masing daerah.

Namun, Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini diperingati dua kali di Indonesia. Pertama, Maulid Nabi Muhammad 1436 Hijriyah (H), yang jatuh pada 3 Januari 2015 dan perayaan Maulid Nabi Muhammad 1437 H, yang dirayakan pada Kamis 24 Desember 2015, atau tepat sehari sebelum peringatah hari kelahiran Nabi Isa Al-Masih, 25 Desember 2015.

Sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, perayaan Maulid Nabi di Tanah Air dijadikan hari libur Nasional. Ini untuk menghormati umat Muslim, agar bisa merayakannya.

Biasanya, tiap daerah melakukan perayaan-perayaan keagamaan, seperti pembacaan salawat nabi dan pengajian. Meski begitu, ada beragam tradisi unik di tiap daerah untuk menyemarakan perayaan Maulid Nabi. Misalnya, tradisi berebut koin 'berkah'.

Berebut koin 'berkah' merupakan tradisi turun termurun yang dilakukan warga Madiun, Jawa Timur, yang masih terjaga hingga saat ini sejak zaman Keraton Surakarta pada masa Pakubuwono.

Tradisi dan Mitos di indonesia Saat Momen Gerhana Bulan

Disebut berebut koin 'berkah', karena dalam perayaan ini, sejumlah koin disebar dan warga saling berebut. Diyakini, yang berebut maupun yang menebar koin akan mendapat keberkahan.

Tradisi ini dilakukan usai zuhur dan sebelum koin disebar, musik Gembrung akan lebih dulu dimainkan oleh kebanyakan orang, yang usianya mayoritas sudah sepuh.

Alunan musik itu yang akan membawa masyarakat Dusun Sukorejo, Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun berduyun-duyun mendatangi rumah peniggalan Ngali Munthoha, yang disebut sebagai utusan Keraton Surakarta pada masa Pakubuwono, untuk menyebarkan agama Islam di daerah ini.

”Beliau adalah kakek buyut kami, yang babat desa ini,” ujar Sudarmoko, yang mengaku keturunan keempat Ngali Munthoha, Kamis 24 Desember 2015.

Setelah itu, akan dilakukan salawat nabi, baru kemudian koin yang telah dicampur dengan beras kuning, mulai disebar. Uang koin merupakan salah satu cara untuk menarik simpati, sekaligus menyantuni warga. Bukan hanya keturunan Ngali Munthoha saja yang menyebar koin, tetapi siapa saja yang secara finansial mampu.

Seiring perkembangan zaman dan menurunnya nilai uang koin, tradisi ini pun ikut menyesuaikan, yakni dengan menyebarkan tidak hanya uang koin, tetapi juga uang kartal alias kertas pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu.

Apa Itu Tedak Siten, Ritual Atta-Aurel untuk Ameena

Beragam tradisi

Berbeda daerah, berbeda juga tradisi yang dilakukan. Di Denpasar, Bali, khususnya masyarakat di Kampung Islam Kepaon, Kecamatan Denpasar Selatan, memilih merayakan Maulid Nabi dengan menggelar pawai Bale Suji, mengenakan pakaian serba putih, dan berjalan sambil menyerukan nama rasul.

Bale Suji merupakan rangkaian dari batang pohon pisang, telur, dan berbagai hiasan, berupa bunga kertas warna-warni. Rangakain ini memiliki filosofi bahwa para orang tua --yang disimbolkan kelopak batang pisang bagian dalam-- mengayomi yang muda --disimbolkan lapisan batang pisang paling luar-- di Kampung Islam Kepaon untuk melanjutkan tradisi ini. 

Selanjutnya, Bale Suji diarak keliling kampung Islam yang telah berusia ratusan tahun tersebut.

"Ini ungkapan kegembiraan warga pada perayaan Maulid Nabi. Tradisi ini sudah kami gelar rutin secara turun temurun," kata Padani, tokoh masyarakat setempat, Kamis 24 Desember 2015.

Tokoh Kampung Islam Kepaon lainnya, Ishaq, menambahkan bahwa telur dalam rangakain bale suji melambangkan rukun Islam, yakni syahadat, salat, zakat, puasa dan haji. Di akhir acara, bale suji akan diletakan di depan pintu masuk Masjid Al-Muhajirin.

Bergeser ke Mojokerto, Maulid Nabi dirayakan dengan acara berebut onde-onde oleh wanita dan anak-anak. Onde-onde ini dirangkai menjadi gunungan raksasa setinggi tiga meter, yang diletakkan di lapangan Surodinawan, Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Meski dalam aksi berebut kue bulat ini sangat rawan terjatuh dan luka, namun mereka nekat untuk bisa mendapatkan onde-onde, karena meyakini usahanya dalam mendapatkan onde-onde dengan berebut dapat memberi keberkahan.

Selain berebut jajanan khas kota tersebut, warga Mojokerto juga melakukan keduri 5.000 layah.
 
Masih banyak perayaan lain yang dilakukan di tiap daerah, seperti di Kendal, dengan melakukan tradisi unik 'weh-wehan', di mana warga akan saling bertukar makanan yang diletakkan di depan rumah masing-masing.

Sementara itu, warga Meureubo, Aceh Barat melakukan zikir berjemaah, dengan berbagai acara, seperti sambil duduk, berdiri, bahkan menari.

Banyak lagi tardisi unik yang dilakukan warga di daerah lainnya di Indonesia. Meski berbeda, namun substansinya tetap sama, yakni mengungkapkan syukur dan kegembiraan memperingati hari lahirnya nabi besar junjungan umat Islam. (asp)

Ngeri! 5 Tradisi Suku Pedalaman Papua Nugini Ekstrem
Padusan Boyolali

8 Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Indonesia: Dari Nyorog Sampai Megibung

Dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini, ada beberapa tradisi unik di Indonesia yang berbeda-beda. Namun, memiliki tujuan yang sama sebagai bentuk rasa syukur.

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2024