Menanti Rio Haryanto Lewati Garis Finis di F1 GP Bahrain

Pembalap Manor asal Indonesia, Rio Haryanto
Sumber :
VIVA.co.id –
Sirkuit F1 di Indonesia akan Dibangun Megah, Begini Komentar IMI
Adu balap Formula 1 (F1) memasuki seri kedua, yang berlangsung di GP Bahrain akhir pekan ini. Seri ini menjadi peluang terbaik bagi pebalap kebanggaan Indonesia, Rio Haryanto, untuk melewati dan menyaksikan bendera finis dikibarkan di akhir balapan.

Alasan Legenda F1 Lewis Hamilton Ingin Ganti Nama

Balapan nanti akan berlangsung di Bahrain International Circuit, Minggu 3 April 2016, pukul 22.00 WIB. Bila berbicara soal sirkuit yang berada di wilayah Sakhir ini, Rio memiliki catatan cukup baik pada sirkuit yang pertama kali menggelar F1 pada 2004 ini.
RI Bakal Bangun Sirkuit F1 di Bintan, Begini Persiapannya


Pembalap asal Indonesia yang pada musim lalu masih berlaga di GP2 itu, mampu menjadi juara di GP Bahrain. Memang adu balapan GP2 dengan F1 tidak bisa disamakan, bahkan spesifikasi mesin dan mobil kedua ajang tersebut cukup berbeda.

Berdasarkan data yang dilansir oleh F1 Fanatic dari 11 seri berbeda sepanjang 2015, mobil GP2 rata-rata lebih lambat 7,23% ketimbang F1. Memang tidak terlalu baik, bila menaruh harapan yang terlalu tinggi pada Rio.

Gelar juara GP Bahrain yang diraihnya sendiri, adalah di musim ketiga terjun di ajang GP2. Belum lagi, pembalap berusia 23 tahun itu menyandang status sebagai rookie atau pembalap debutan, yang akan bersaing dengan para pembalap sarat pengalaman dan memiliki mobil lebih baik.


 Akan tetapi, setidaknya Rio yang membela Manor Racing sudah sedikit paham akan situasi sirkuit yang melangsungkan balapan sebanyak 57 laps itu. Di atas kertas, peluang Rio untuk memperbaiki hasil pada seri pembuka di GP Australia cukup terbuka lebar.


Gagalnya finis Rio di GP Australia sendiri dikarenakan masalah teknis yang terjadi pada putaran ke-17 itu, mobil MRT05 miliknya mengalami kebocoran oli dari belakang gearbox.  Rio mengaku enggan terlalu memikirkan lama-lama soal kegagalan di debutnya.


"Saya tak mau berpikir terlalu banyak soal kegagalan yang lalu. Banyak hal positif yang bisa diambil. Dan saya senang dengan kecepatan saya," kata Rio, dalam rilis yang diterima VIVA.co.id.


Berbicara targetnya di balapan nanti, pembalap asal Surakarta itu pun tidak terlalu memasang target yang muluk-muluk. Rio hanya ingin menyelesaikan balapan dengan baik dan menyaksikan kibaran bendera finis di tepi lintasan.


"Balapan malam pertama bagi saya akan sangat spesial. Secara keseluruhan, saya pikir akhir pekan ini akan lebih lancar, dan saya bisa dapat pengalaman bagus di setiap area. Dari semua itu, saya sudah tak sabar untuk melihat bendera kotak-kotak (di garis finis)," ujar Rio.


Target dan Strategi Manor

Target dan Strategi Manor

Bila Rio hanya menarget bisa menyelesaikan balapan, Manor cukup optimistis dengan balapan GP Bahrain. Tim yang bermarkas di Inggris ini optimistis Rio dan Pascal Wehrlein bisa tampil lebih baik dari seri pembuka.


Racing Director Manor, Dave Ryan, melihat dua pembalapnya ketinggalan terlalu jauh dari pembalap lainnya. Dan ada beberapa momen untuk menyalip para pesaingnya di depannya dan finis di posisi tengah.


"Kami ingin selalu berada di grid, itu adalah harapan minimum. Di luar itu, saya pikir kami bisa berada di posisi 14 atau 16, di mana itu akan menjadi posisi yang bagus untuk kami," kata Ryan dikutip
Planet1. 


"Kami mengetahui kelemahan kami, dan akan memperbaikinya. Namun, perbaikan tersebut tidak bisa dilakukan dengan cepat, tapi saya mengenali mereka," imbuhnya.


Ryan juga menyebut bila timnya harus benar-benar memilih strategi yang tepat untuk GP Bahrain. Mengingat cuaca yang tak menentu di sekitar sikuit, bisa membuat tim mengubah strategi dengan cepat.


Sirkuit di GP Bahrain memang dikelilingi gurun pasir, dan angin pun tak bisa diprediksi. Bahkan musim lalu, awal balapan sempat terganggu badai pasar, maka kondisi trek bisa sangat berbeda-beda di saat latihan, kualifikasi ataupun balapan.


"Balapan ini selalu menghadirkan sedikit kejutan, ya? Terutama jika Anda mempertimbangkan cuaca yang kami hadapi di sini selama beberapa hari terakhir,” kata Ryan di situs resmi Manor.


“Hujan hanya sedikit mempengaruhi, karena akan cepat menguap, tapi angin akan menjadi pengganggu bagi para pembalap. Jadi ada banyak yang harus dipertimbangkan para mekanik dan pebalap untuk mengambil keputusan strategi yang tepat," sambungnya.


Ancaman Kualifikasi

Ancaman Kualifikasi


Regulasi baru soal kualifikasi pada gelaran F1, memang menjadi salah satu penghambat Rio dan pembalap lainnya. Pada seri GP Australia, Rio harus tereliminasi dan memulai balapan dari posisi terakhir.


Sistem kualifikasi baru ini awalnya diusulkan oleh Direktur Eksekutif F1, Bernie Ecclestone. Kemudian, disetujui oleh bos-bos tim F1 usai uji coba musim dingin lalu karena diharapkan bisa mengubah posisi peserta di grid.


Namun, nyatanya hal tersebut tak mengubah apa-apa dan urutan masih didominasi oleh tim-tim besar. Alhasil, aturan baru untuk babak kualifikasi memang sudah mendapat kritikan dari banyak pihak, seperti pembalap, tim hingga penonton.


Rio sendiri merasa aneh dengan aturan baru ini, di mana sesi kualifikasi berjalan cukup singkat. Alhasil, dia harus tereliminasi dan memulai balapan dari posisi belakang, dan juga kena hukuman penalti tiga grid karena menabrak pembalap lain di
free practice
3.


"Sebelumnya sistem Q1 membuat pembalap punya waktu 20 menit memaksimalkan potensi terbaik mobilnya. Rasanya cukup aneh jika punya waktu kualifikasi yang singkat," kata Rio, seperti dikutip
Formula Spy.


Awalnya, tersiar kabar bila aturan tersebut takkan kembali dipakai pada GP Bahrain dan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, tetap bakal menggunakan sistem eliminasi dalam kualifikasi karena tidak tercapai kesepakatan dalam voting, untuk menentukan perubahan pada sistem baru.


Sebagian pihak, justru memilih proposal alternatif untuk hanya merubah sebagian sistem kualifikasi yang baru. Memang dibutuhkan suara mutlak, untuk membawa usul perubahan regulasi ke dewan Federasi Otomotif Internasional (FIA).


Artinya, tidak bakal ada perubahan untuk GP Bahrain dan kualifikasi bakal dilakukan dalam tiga babak. Pembalap dituntut mencapai waktu terbaik sejak babak kualifikasi pertama, yang berlangsung selama 16 menit dan eliminasi ditentukan pada tujuh menit pertama.


Pembalap paling buncit bakal tereliminasi, seleksi dilanjutkan dalam durasi 90 detik sampai tersisa 15 pembalap yang bisa lanjut ke babak kualifikasi kedua. Hanya 15 menit diberikan di babak kedua dengan proses eliminasi berlangsung sama seperti babak pertama, namun dilakukan sejak menit keenam.


Pencatatan waktu terlambat kembali dilakukan dalam durasi 90 detik, hingga tersisa delapan pembalap. Babak kualifikasi ketiga berlangsung selama 14 menit, hingga tersisa hanya dua pembalap, yang bakal bertarung untuk memperoleh posisi terdepan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya