Satu Detik Lebih Cepat yang Berharga

Kecepatan Akses Internet.
Sumber :
  • speedtest.net

VIVA.co.id – Belakangan, mengakses sebuah web semakin lambat. Bahkan dengan kondisi kecepatan koneksi internet saat ini yang diklaim sudah cukup cepat, membuka satu web dianggap masih sangat lama.

Hore, Internet Kini Makin Cepat

Menurut riset internal Google, yang dipublikasikan dalam blog resmi Google, lambatnya akses suatu web menjadi hal buruk bagi sebuah bisnis yang dijalankan dalam web tersebut. Bahkan, delay seperlima detik bisa mengurangi minat pengunjung untuk mengakses sebuah website.

"Waktu loading sebuah web merupakan hal yang berperan penting bagi keinginan seseorang untuk mengaksesnya. Meskipun delay hanya seperlima detik, maka pengunjung bisa berubah pikiran dan mengurungkan niatnya untuk menghabiskan waktu di web yang diinginkan," ujar Jake Brutlag, Web Search Infrastructure Google, dalam blog resmi Google.

Puncak Arus Balik Lebaran 2024 di Bandara Soetta Mulai Menurun

Dipaparkan Brutlag, banyak hal yang membuat sebuah halaman web diakses sangat lambat, di luar padatnya penggunaan bandwidth, yakni ukuran satu halaman web yang dianggap semakin hari kian besar. Hal ini dikarenakan banyaknya komponen yang ada di suatu halaman web dan ukurannya hampir sama dengan sebuah aplikasi game di komputer.

"Komponen yang memberatkan di dalam sebuah halaman web tersebut di antaranya gambar dengan resolusi tinggi, animasi, video, iklan, dan skrip analitik," ujar Brutlag.

Meyakini Kebangkitan Marc Marquez di MotoGP Spanyol 2024

Namun, tidak hanya komponen tersebut yang patut disalahkan. Fakta lainnya adalah, saat mengakses sebuah web, semua komponen tersebut harus di-download secara bertahap dan hal ini membutuhkan kerja browser untuk membuat permintaan terpisah ke web server. Jika salah satu dari permintaan itu terhenti, kecepatan loading akan melambat dan menyebabkan halaman tidak bisa ditampilkan secara baik.

Inilah yang kemudian membuat CloudFlare merasa bangga karena telah menemukan teknologi baru yang bisa memangkas kebutuhan permintaan terpisah yang dilakukan browser ke web server.

CloudFlare kemarin, telah secara luas mengaktifkan protokol aplikasi distribusi sistem informasi baru, HTTP/2 Server Push. Teknologi itu memungkinkan server web memuat konten tanpa menunggu request. Makanya, teknologi ini dikatakan memungkinkan halaman web dan pemuatan aplikasi bisa 15 persen lebih cepat.

Dengan demikian, Cloud Flare menjadi perusahaan yang pertama kali mengaktifkan teknologi HTTP/2 Server Push.

"Biasanya, peningkatan performa internet memotong hanya beberapa milidetik. Namun, sekarang teknologi server push itu akan memangkas waktu loading dalam hitungan detik. Ini merupakan sebuah lompatan performa yang belum ada ditawarkan perusahaan penyedia layanan web manapun," kata Chief Executive Officer (CEO) CloudFlare, Matthew Prince, dikutip dari ZDnet.

Dia mengatakan, dengan teknologi yang CloudFlare tersebut, maka akan terjadi penghematan dan efisiensi dalam trafik serta akses internet.

"Jika satu tahun dari saat ini, kita mampu rata-rata memotong satu detik setiap memuat halaman pada seluruh jaringan CloudFlare, akan menghemat 10 ribu tahun waktu setiap hari dari menunggu loading internet," kata dia.

Selanjutnya...Cara Kerja HTTP/2 Server Push

Cara Kerja HTTP/2 Server Push

Ketika mengunjungi sebuah website, browser akan berkomunikasi dengan server lewat bahasa bernama HTTP atau hypertext transfer protocol. Itulah sebabnya selalu ada Http:// dalam setiap alamat situs yang dikunjungi, agar browser tahu dan mengerti halaman web yang dituju.

Pada 1997, muncul HTTP 1.1, yang masih dominan sampai sekarang. Sayangnya, masa HTTP 1.1 tidak bisa lagi bertahan di tengah perkembangan internet yang semakin modern, seiring dengan penggunaan foto, video, dan konten interaktif lainnya dalam sebuah web. Halaman web pun mampet di satu rongga dan menyebabkan kelambatan loading.

Google pernah mengumumkan bahwa mereka memiliki versi HTTP sendiri, disebut SPDY (Speedy). SPDY diklaim memungkinkan komponen yang ada di sebuah halaman web muncul secara simultan. Ternyata, SPDY digadang-gadang sebagai modifikasi dari HTTP 2.0 yang menjadi standard web sejak Februari tahun lalu.

Usut punya usut, SPDY dan HTTP/2 merupakan peningkatan dari HTTP 1.1. Bedanya, HTTP/2 memiliki fitur yang dinamakan Server Push. Fitur inilah yang memungkinkan web server berkomunikasi dengan browser dan menjelaskan hal apa yang harus dimunculkan.

Artinya, browser tidak harus menebak alamat web yang harus dimunculkan itu karena server telah memberitahukannya secara langsung. Inilah kekuatan dari Server Push, yang diklaim bisa membuat proses loading web lebih efisien dan terorganisasi, bahkan memangkas waktu loading, baik di browser dan aplikasi.

"Ini merupakan komponen paling menarik dari standar HTTP/2 yang baru. Ini merupakan peningkatan yang besar dan penting bagi industri. Hasilnya bisa sangat mengejutkan," ujar Ilya Grigorik, tenaga ahli Google, seperti dikutip dari Tech Review.

Dengan kata lain, Server Push membuat proses loading lebih cepat dengan menghilangkan kebutuhan browser men-download dan memproses dokumen HTML, baik gambar, video ataupun konten yang ada di dalamnya. Web Server bisa mengirimkan semua file yang diinginkan dalam satu waktu, tanpa harus menunggu permintaan dari browser.

Google Chrome dan Mozilla Firefox sudah menyatakan dukungannya untuk HTTP/2 dan server Push. Sementara itu, dukungan Apple masih dalam tahap uji coba. Lain halnya dengan Microsoft Edge yang mengatakan baru akan mendukung HTTP/2 nanti.

Siapa CloudFlare

CloudFlare merupakan perusahaan analitik dan performa web asal Amerika Serikat. Mereka mengklaim telah memegang kendali 10 persen dari total trafik internet yang ada di dunia.

Perusahaan itu juga melayani konten web milik lebih dari dua juta website yang berlangganan. Dari jutaan website tersebut, sebanyak tujuh persen merupakan situs populer di dunia, termasuk Reddit dan OkCupid.

CloudFlare disebut juga dengan perusahaan jaringan pengiriman konten (content delivery network/CDN). Proses kerjanya, jika pengguna internet mengunjungi website yang menggunakan CloudFlare, otomatis lokasi keberadaan pengunjung akan terdeteksi dan mengarahkan jaringan ke server yang terdekat.

Layanan CDN dan security web yang diberikan CloudFlare gratis, sehingga semua pemilik situs bisa menggunakannya dan membuat situs mereka lebih cepat diakses pengguna. Bahkan, untuk menikmati akselerasi loading itu pemilik situs bisa melakukannya secara manual. Tinggal mendaftar akun gratis di CloudFlare, login dan masukkan nama domain yang ingin diakselerasi.

Meski memiliki 23 data center di seluruh dunia, CloudFlare belum memiliki operasional di Indonesia. Namun, di Asia Tenggara, CloudFlare terdekat ada di Singapura.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya