Saut Bersungut-sungut, HMI Tersulut

Demonstrasi HMI mengecam Saut Situmorang di Banda Aceh.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA.co.id – Maaf dari Wakil Ketua KPK Saut Situmorang ternyata tak meredakan amarah massa HMI. Berunjuk rasa di depan Gedung KPK, wibawa lembaga antirasuah itu seakan pupus di mata mereka. Massa merusak kaca gedung dan melukai aparat yang berjaga. Logo besar KPK dicoret merah. Buntut bermulut besar, tak cukup kata maaf dari Saut. Dia diminta mundur dari jabatannya.
 
Bukan perkara ringan jika menyinggung salah satu organisasi besar yang diperhitungkan di negara ini. Hal tersebut yang kini menimpa Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Thony Saut Situmorang. Pria yang banyak makan asam garam di Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut dalam tiga hari terakhir diprotes keras oleh tokoh, pengurus, anggota hingga simpatisan HMI di Jakarta dan serentak di berbagai daerah.

Jokowi di Kongres HMI: Hati-hati, Jangan Salah Pilih Pemimpin!

Saut memang selama ini dikenal cukup gamblang jika mengemukakan sesuatu. Di antara ketua dan wakil ketua KPK lainnya, pria tersebut kerap melontarkan pernyataan lugas bahkan keras terkait kasus korupsi dan pelakunya. Sayangnya kali ini Saut ibarat takabur atas celotehannya sendiri.

Duduk perkaranya terjadi pada Jumat, 6 Mei 2016 lalu. Saut tampil dalam acara talkshow Benang Merah di stasiun televisi tvOne yang bertajuk “Harga Sebuah Perkara”. Dalam acara itu, Saut menyinggung soal kader HMI yang tersangkut kasus korupsi.

Mahfud MD Unggah Foto Bareng Anies dan JK: Siap Hadir ke Munas KAHMI

Meski pernyataan itu tak sepenuhnya keliru, karena memang sejumlah kader HMI dicatat menjadi pesakitan KPK, sayangnya Saut tak menerakan rinci pejabat yang dia maksudkan. Ucapannya kemudian dianggap generalisasi bahwa kader HMI adalah koruptor tatkala didapuk jabatan penting.

“Lihat saja tokoh-tokoh politik, itu orang-orang pintar semuanya, cerdas. Saya selalu bilang, kalau dia HMI minimal dia ikut LK 1. Saat mahasiswa itu pintar tapi begitu menjabat dia jadi curang, jahat, greedy,” kata Saut Situmorang.

Haris Pertama Ditunjuk Jadi Ketua Bidang KAHMI

Pernyataan itu lalu seakan “menyengat” pengurus HMI, mantan kader hingga simpatisan dan pihak yang berafiliasi dengan organisasi yang dibangun sejak tahun 1947 tersebut. Sebagai pejabat negara, Saut dicap sudah melakukan hal yang tidak pantas dan mencoreng citra HMI. Pernyataannya dianggap tendensius.

HMI tak lama mengultimatum Saut agar segera mencabut pernyataannya sekaligus meminta maaf atas ucapan yang dianggap mencederai organisasi dan para alumninya. Tak hanya itu, Saut bakal diancam dilaporkan ke polisi. Dan memang pada Senin, 9 Mei 2016 pelaporan direalisasikan Pengurus Besar (PB) HMI. Komisioner KPK itu dilaporkan ke Bareskrim Polri dengan tanda bukti lapor TBL/337/V/2016/Bareskrim dan nomor LP/479/V/2016.

“Kami menilai pernyataan tersebut sangat tendensius terhadap HMI, terlebih lagi pernyataan Saut tersebut dilontarkan di depan media massa, di mana seluruh masyarakat Indonesia dapat melihat dan mendengar secara langsung,” kata Ketua PB HMI Mulyadi P Tamsir.

Sementara Ketua Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) Mahfud MD yang pernah menjabat menteri, anggota DPR dan ketua MK tersebut menilai Saut salah kaprah dengan tudingannya. Dia meminta Saut lebih banyak belajar untuk melihat bahwa keberadaan KPK saat ini tak terlepas dari figur-figur kader HMI yang membela lembaga adhoc tersebut.

“Sampai 2013 sudah 12 kali KPK mau dilibas melalui judicial review di MK. Tapi alumnus HMI di MK memimpin untuk menyelamatkan KPK,” kata Mahfud yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.

Mahfud juga menyayangkan pernyataan tendensius karena seakan hanya membidik HMI. Padahal para koruptor bukan melulu mereka yang memiliki latar belakang sebagai kader himpunan mahasiswa itu.

“Saya tak habis pikir Saut bisa berbicara seperti itu, saya pribadi kenal dia sebagai orang yang cukup baik. Mungkin dia keseleo lidah saja,” kata Mahfud melalui akun Twitter di sela-sela proses ibadah umrahnya.
 
Maaf dari Gedung KPK

Saut Situmorang lalu secara resmi menyatakan minta maaf atas pernyataan yang dilontarkannya. Saut mengatakan tak bermaksud menyudutkan HMI dan elemen organisasi tersebut.

“Saya minta maaf atas pernyataan saya tersebut. Sekali lagi, saya minta maaf,” kata Saut di Gedung KPK, Jakarta, Senin 9 Mei 2016.

Lebih jauh dia meminta agar HMI yang dianggap motor penggerak aktivis itu bisa menjadi mitra KPK untuk memberantas korupsi.

Namun pernyataan Saut itu tak juga mendinginkan suasana. Massa HMI yang sebelumnya sudah mulai mendekati gedung KPK tak lama rusuh dan melempari gedung tersebut dengan batu berukuran besar. Dengan maksud menggeruduk Saut, massa HMI malah merusak beberapa jendela lobi gedung. Akibatnya, kaca-kaca pecah akibat lemparan batu.

Tak hanya itu, ada pula yang mencorat-coret tulisan besar KPK di depan gedung dengan pilox merah. Aksi jaharu itu belakangan menyebabkan dua aparat polisi terluka, berdarah di bagian kepala akibat lemparan batu. Aksi rusuh tak lagi memandang wibawa KPK yang selama ini dikenal sebagai pahlawan pemberantasan korupsi.

Keributan tak hanya terjadi di Jakarta. Ada juga di Indramayu, di Aceh dan Mamuju, Sulawesi Barat. Sama-sama membawa nama HMI, massa di jalan Sindang Indramayu sempat bentrok dengan polisi. Walau akhirnya keributan mereda setelah mereka diperbolehkan membakar ban di jalanan.

Itikad Saut meminta maaf secara luas tak sanggup meredam kemarahan massa HMI. Akhirnya, jalan yang kemudian akan ditempuh KPK adalah mengadakan pertemuan dengan pimpinan PB HMI maupun KAHMI. Hal tersebut diharapkan bisa meredakan ketegangan sehingga masalah ini tak berlarut-larut.

Menjaga Marwah

Respons atas pernyataan kontroversi Saut bermunculan baik melalui media arus utama maupun media sosial. Sejumlah pihak mempertanyakan kepantasan Saut dalam hal berkomunikasi. Dia dinilai seharusnya lebih cermat dan berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.

Mantan Ketua MK, Hamdan Zoelva juga salah satu yang cukup cepat mengecam pernyataan Saut tersebut.

“Tanya Saut Situmorang siapa tokoh-tokoh yang bentuk UU KPK. Kalau jadi pimpinan belajarlah rendah hati. Jangan karena dengki Anda lupa diri,” kata Hamdan Zoelva yang dituliskan melalui akun Twitter-nya.

Dengan posisi sebagai komisioner KPK maka pernyataan Saut, sekecil apapun itu akan menjadi perhatian publik. Apalagi kemudian disiarkan kepada masyarakat. Mengaku tanpa maksud menuding, HMI harusnya tak perlu dibikin kebakaran jenggot. Andai Saut berpikir dua kali sebelum berkata-kata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya