Trump dan Rencana Besarnya

Donald Trump dan Melania Trump
Sumber :
  • REUTERS/Lucy Nicholson

VIVA.co.id – Banyak orang masih tidak percaya, pengusaha properti Donald Trump resmi diambil sumpahnya untuk memimpin Amerika Serikat.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Trump resmi terpilih menjadi presiden, setelah berhasil memenangkan electoral college pada November 2016 lalu. Ia melampaui Hillary Clinton dengan perolehan suara 304 electoral votes. Sementara itu, Hillary yang menjadi kompetitornya, hanya meraih 227 electoral votes.

Pelantikan Trump resmi dilakukan pada Sabtu dinihari waktu Indonesia, atau Jumat waktu setempat. Panitia inaugurasi sudah menyiapkan lahan luas yang dapat dimanfaatkan warga untuk menyaksikan langsung prosesi pelantikan dan parade.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Dilansir dari Reuters, Minggu 22 Januari 2017, menurut Juru Bicara Gedung Putih, Sean Spicer, ada sekitar 1,8 juta orang yang menyaksikan acara pelantikan Trump menjadi Presiden AS. Sayangnya, menurut beberapa media yang ada di negara tersebut, angka itu tidak benar.

Warga AS berdiri mendengarkan lagu kebangsaan di konser Selamat Datang Trump.

5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani, Iran Akan Balas Dendam?

Warga AS yang mengunjungi konser selamat datang Donald Trump

Dari gambar yang tersebar di dunia maya, terlihat lapangan besar yang disediakan hanya diisi sedikit penonton. Bahkan, jumlahnya kalah jauh bila dibandingkan dengan saat pelantikan Presiden AS sebelumnya, Barrack Obama, yang berlangsung pada 2009.

Sementara, data yang tercatat di pengelola kereta bawah tanah di Washington DC menunjukkan, jumlah pengguna kereta yang turun tidak jauh dari lokasi saat acara inaugurasi kurang dari setengah saat acara pelantikan Obama.

Namun, hal tersebut dibantah oleh Spicer. Ia bahkan menuduh media telah memanipulasi foto yang beredar di dunia maya, yang menunjukkan perbedaan jumlah penonton acara inaugurasi Trump dan Obama.

“Upaya untuk mengubah fakta tentang antusiasme masyarakat adalah salah dan memalukan,” ungkapnya.

Proses alih jabatan dari Obama ke Trump juga sempat membuat kacau akun Twitter resmi Presiden AS, @POTUS. Dikutip dari Theverge, ratusan ribu pengguna Twitter kaget saat akun mereka terdaftar dalam daftar pengikut akun itu.

Menurut bos Twitter, Jack Dorsey, terjadi kesalahan pada sistem saat transisi akun. Ketika Obama tidak lagi menjabat sebagai presiden, pengelola akun @POTUS memindahkan semua pengikutnya ke @POTUS44.

Sayangnya, perpindahan itu tidak berjalan mulus. Semua pengikut @POTUS44 secara otomatis terdaftar di @POTUS, meski mereka sebelumnya unfollow akun tersebut.

Selanjutnya….AS di bawah pimpinan Trump

Selain dua masalah di atas, Trump juga membuat heboh publik dengan semua rencana kebijakan pemerintahan AS.

Tak lama usai Trump mengambil sumpah jabatan, Gedung Putih merilis beberapa pernyataan. Salah satunya terkait kebijakan luar negeri. Dikutip dari Reuters, yang pertama kali Trump lakukan adalah memberantas kelompok Islam radikal yang mengancam AS.

Salah satu kelompok yang dimaksud adalah Islamic State of Iraq and Syria, atau yang lebih dikenal dengan ISIS.

Di bawah pimpinan Trump, AS juga akan mundur dari Trans Pacific Partnership (TPP), sebuah perjanjian kerja sama antara AS dengan negara-negara yang ada di Asia. Sekadar informasi, perjanjian ini dimotori oleh AS, saat masih di bawah perintah Obama.

Trump juga disebutkan akan bernegosiasi ulang dengan Kanada dan Meksiko, terkait perjanjian North American Free Trade Agreement atau NAFTA. Jika hasil negosiasi tidak seperti yang diharapkan, maka AS akan mundur dari perjanjian tersebut.

Ilustrasi kilang minyak di Arab.

Ilustrasi kilang minyak

Soal kebijakan energi, Trump berencana untuk tidak lagi mengandalkan organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC). Ia juga akan mengurangi biaya pengeluaran yang selama ini ditujukan untuk mengatasi perubahan iklim.

Sebelum resmi menjadi presiden, Trump dikenal sebagai salah satu orang yang tidak percaya bahwa bumi sedang mengalami pemanasan global. Menurutnya, semua kampanye soal iklim adalah berita bohong yang sengaja dibuat oleh China.

The concept of global warming was created by and for the Chinese in order to make U.S. manufacturing non-competitive.

— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 6, 2012

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Trump yakin, adanya penghapusan dana untuk mengatasi perubahan iklim akan bisa menaikkan taraf hidup warga AS hingga US$30 miliar, dalam tujuh tahun ke depan.

Usai dilantik, suami dari Melania Trump itu juga langsung memecat semua duta besar asing yang diangkat oleh Obama. Trump menyampaikan kepada tiap duta besar di seluruh dunia yang ditunjuk Obama, wajib meninggalkan kantor mereka, tanpa masa tenggang sedikit pun.

Tercatat ada 80 duta besar untuk negara, lembaga, dan lainnya dibuang sekaligus oleh Trump. Para duta besar itu di antaranya termasuk Jerman, Inggris, Kanada, dan negara penting sekutu lainnya. Pemecatan juga berlaku untuk duta besar di China, India, Jepang, dan Arab Saudi.

Sementara itu, mantan istri Trump, Ivana Trump, dilaporkan telah menyatakan minatnya untuk menjadi duta besar untuk Republik Ceko. Presiden Republik Ceko, Milos Zeman, juga telah menyatakan dukungannya.

Selanjutnya...aksi demonstrasi besar-besaran

Semua ide yang dilontarkan Trump, baik sebelum maupun sesudah menjadi presiden, membuat banyak warga AS tidak senang. Mereka menumpahkan rasa kekesalan dengan cara menggelar aksi unjuk rasa.

Demonstrasi digelar saat pelantikan Trump di Capitol, Washington DC. Mereka bergerak menyusuri jalanan sembari melakukan perusakan pada gedung-gedung yang dianggap menjadi simbol kapitalis, seperti Bank of America dan gerai McDonald’s.

Polisi bahkan harus menggunakan alat antihuru-hara untuk membubarkan massa, seperti gas air mata dan granat kejut. Dikabarkan, puluhan orang ditangkap saat kejadian tersebut. Namun ternyata, penangkapan itu tidak membuat massa anti-Trump patah semangat.

Massa yang semua anggotanya perempuan pada Sabtu malam waktu setempat, kembali turun ke jalan untuk memprotes terpilihnya Trump sebagai Presiden AS. Tidak hanya di Washington DC, para perempuan yang sebagian besar mengenakan topi berwarna merah muda itu juga menggelar aksi di New York, Boston dan Chicago.

Mereka menyatakan khawatir dengan sikap Trump yang dianggap terlalu mementingkan ras tertentu. Selain itu, Trump juga dikenal suka melontarkan pernyataan yang merendahkan kaum perempuan.

Demo anti-Trump

Demonstrasi anti-Trump (Foto: REUTERS)

Salah satu peserta aksi, Pam Foyster (58 tahun) mengatakan, aksi demo yang ia ikuti itu mengingatkannya pada aksi yang sama di 1965. Kala itu, ia juga turun ke jalan untuk mengecam aksi pemerintah AS yang mengirim pasukan ke Vietnam.

“Atmosfernya sama persis seperti saat unjuk rasa perang Vietnam. Saya tidak percaya, kami harus melakukan ini lagi,” ungkap wanita asal Colorado itu.

Uniknya, jumlah peserta yang turut serta dalam aksi demonstrasi ini jauh lebih banyak ketimbang warga yang menyaksikan acara inaugurasi.

Dari data pengelola kereta bawah tanah di Washington DC, jumlah penumpang yang turun saat aksi digelar adalah sekitar 275 ribu orang. Angka itu jauh lebih banyak dari jumlah penonton acara inaugurasi.

Selain warga biasa, aksi juga diikuti oleh beberapa pesohor, baik musisi maupun bintang film. Salah satunya Charlize Theron. Pemeran film Mad Max: Fury Road itu ikut meramaikan unjuk rasa yang berlangsung di Utah.

Bintang film lainnya yang juga turun ke jalan adalah Scarlett Johansson. Wanita yang menjadi pemeran utama dalam film animasi Ghost in The Shell itu ikut berunjuk rasa di Washington DC.

Pemeran karakter Hermione Granger dalam film Harry Potter, Emma Watson, juga ikut menunjukkan sikap protes atas terpilihnya Trump sebagai presiden. Tak ketinggalan pula aktris Melissa Benoist, yang terkenal lewat serial Glee dan Supergirl.

Sementara itu, beberapa musisi yang tidak setuju dengan jabatan Trump sebagai orang nomor satu di negara tersebut yakni Alicia Keys, Cher dan Miley Cyrus. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya