Ramadan Tanpa Gejolak Harga

Harga komoditas pangan jelang Ramadan tahun ini masih relatif stabil.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Kenaikan harga bahan kebutuhan pokok jelang Ramadan dianggap sudah biasa dan terus berulang setiap tahun. Komoditas seperti daging sapi, bawang, hingga cabai menjadi produk yang sering mengalami kenaikan harga.

Usai Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Daging Sapi Merangkak Naik

Kekhawatiran ini sempat muncul lagi menjelang Ramadan tahun ini. Komoditas produk yang sempat harganya tak stabil antara lain minyak goreng dan bawang putih. Tak stabilnya harga komoditas ini karena stok sempat menipis. Dengan permintaan yang banyak, namun stok sedikit membuat harga sempat naik.

Namun, pemerintah sepertinya berkaca dari pengalaman jelang Ramadan tahun lalu. Dibandingkan tahun lalu, antisipasi pemerintah jelang Ramadan tahun ini lebih baik. Koordinasi Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Pertanian bisa terjalin.

Meroketnya Harga Pangan Buat Nilai Tukar Petani Desember 2021 Naik

Kondisi ini terlihat bila sepuluh hari jelang Ramadan, mayoritas harga bahan pokok masih relatif stabil.

"Kalau perencanaan bagus agar supply demand terkontrol harusnya tidak naik. Kalau tahun lalu kan sempat persediaan kecil dibandingkan permintaan. Kayak daging sapi," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan, Rabu, 17 Mei 2017.

Airlangga: Harga Pangan yang Naik Akhir Tahun Untungkan Petani

Agar tak terulang kejadian tahun lalu, pemerintah disarankan menyiapkan regulasi seperti aturan harga bahan pokok. Upaya ini untuk meredam melambungnya harga komoditas bahan pokok seperti kejadian tahun lalu.

Perbandingan persediaan dengan kebutuhan masyarakat di berbagai daerah harus menjadi prioritas. Koordinasi pemerintah dengan pihak terkait seperti Badan Urusan Logistik (Bulog) hingga pemerintah daerah masing-masing mutlak dilakukan.

Sektor produksi dan distribusi harus seimbang untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan ini. Selama ini, kata Daniel, produksi tinggi belum tentu menjamin penurunan harga. Salah satu yang menjadi tolak ukur adalah teknis distribusi.

"Jangan diambil kebijakan distribusi di detik terakhir. Makanya model dibuat dari kebijakan sekarang," tutur Daniel.

Dari pemerintah, upaya meredam harga pangan pokok agar tak melambung dilakukan dengan menyediakan stok kebutuhan pangan. Tak hanya Ramadan, namun juga untuk menjamin terkendalinya stok pangan saat hari raya Idul Fitri.

Pengecekan juga sudah dilakukan pemerintah pusat dengan melihat langsung harga di pasar berbagai daerah. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, memberikan jaminan harga bahan pokok relatif aman jelang Ramadan tahun ini. Pengecekan ke berbagai daerah dilakukan pemerintah sejak jauh hari.

"Stok pangan terjamin, kita sudah cek hampir 70 persen dari seluruh provinsi," kata Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita di Medan, pekan lalu.

Selanjutnya, Siasat Pemerintah

Pemerintah terus melakukan pemantauan terkait persediaan bahan pangan jelang Ramadan di sejumlah titik daerah yang rawan. Jika persediaan aman, akan memengaruhi harga yang terkendali.

Untuk mendukung strategi pemerintah, pihak spekulan diingatkan agar tak macam-macam menaikkan harga pangan saat Ramadan. Sejauh ini kondisi harga komoditas seperti beras, gula, hingga daging masih terkendali.

"Kondisi stok dan harganya cukup terkendali. Jadi, beberapa bahan pokok itu semua aman," tutur Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.

Selain pengecekan langsung, pemerintah juga punya strategi lain dengan menyiapkan teknis distribusi agar lancar. Salah satu contohnya pendistribusian di Ibu Kota negara, DKI Jakarta.

Langkah di Jakarta ini dilakukan dengan cara mendistribusikan dengan sedikitnya 20 truk ukuran besar berisi bahan makanan pokok yang kemudian disebarkan ke sejumlah titik di Jakarta.

Namun, tak hanya Jakarta, pemerintah juga memberlakukan operasi pasar yang dinamakan Gerakan Stabilisasi Pangan. Kebijakan ini berlaku serentak di seluruh Indonesia. Bahan makanan pokok tersebut nantinya akan dijual ke konsumen oleh pedagang pasar.

Kemudian, sistem yang dipakai pemerintah dengan melakukan titip jual. Barang-barang yang didistribusikan pemerintah akan dijual oleh pedagang untuk menstabilkan harga khususnya jelang Ramadan.

Untuk mendukung upaya ini, Perum Bulog mengatur harga bahan pangan yang dititipkan ke pedagang. Cara ini untuk mencegah permainan harga yang dilakukan pedagang.

Contoh batas harga yang ditetapkan antara lain Beras Kita Rp56 ribu per kilogram, Beras Kita Pandan Wangi Rp69.500 per lima kilogram, dan gula pasir Rp11.900 per kilogram.

Terkait pencegahan praktik penimbunan bahan pangan, Polri juga akan menindak tegas terhadap pelaku. Tindakan tegas diterapkan untuk menjaga stabilitas harga pangan selama bulan Ramadan hingga perayaan Idul Fitri, sehingga tak dipermainkan para spekulan.

Rapat koordinasi dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan sudah dilakukan pada awal Mei. Tindakan tegas terhadap penimbun dan menjamin kelancaran distribusi jadi perhatian Polri.

Selain itu, persoalan yang terkait dengan persaingan usaha, sehingga menimbulkan penimbunan menjadi catatan Polri.

"Ini yang harus diperhatikan bagaimana teknis persoalan rantai distribusi. Jangan sampai ada upaya menimbun, mafia monopoli bahan pangan yang sebabkan penimbunan. Itu yang kami cegah," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, Rabu, 17 Mei 2017.

HARGA KOMODITAS PANGAN STABIL

Harga beras jelang Ramadan tahun ini masih relatif aman.

Selanjutnya, Suara Pedagang

Kekhawatiran sejumlah harga kebutuhan bahan pokok naik jelang Ramadan menjadi perhatian. Mengacu dua pekan sebelum Ramadan, beberapa komoditas seperti bawang putih dan cabai sempat mengalami kenaikan harga.

Permintaan yang tinggi, namun tak sebanding dengan jumlah stok persediaan menjadi penyebabnya. Meski sudah menjadi kebiasaan fenomena ini, tetap harus disikapi pemerintah. Antisipasi konsumsi masyarakat yang tinggi di awal Ramadan harus menjadi catatan pemerintah.

"Kecenderungan masyarakat memiliki pola konsumsi lebih tinggi di awal bulan Ramadan," ujar Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri, Selasa, 16 Mei 2017.

Ada beberapa saran ditujukan kepada pemerintah seperti pentingnya validitas data. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian harus memastikan stok bahan pokok tersedia dan mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadan. Data yang dimiliki pemerintah harus bisa dijelaskan ke publik dan harus dipertanggungjawabkan.

"Dan tentu pula harus bisa dipertanggungjawabkan di tataran teknis," tuturnya.

HARGA KOMODITAS PANGAN STABIL

Harga daging relatif masih aman dibandingkan jelang Ramadan tahun lalu

Kemudian, hal penting yang menjadi catatan adalah dengan memangkas rantai distribusi yang menghambat. Masalah distribusi yang menghambat harus diselesaikan agar bisa memastikan seluruh elemen untuk memperlancar proses distribusi pangan.

Upaya ini penting, meski stok pangan tersedia dan aman, tapi distribusi tak diperhatikan maka tak menjamin naiknya harga pangan terkendali. "Bila stok pangan tersedia, hal itu tidak serta-merta menjamin harga pangan bisa terkendali," tutur Mansuri.

Selain itu, ada persoalan lain yang dikhawatirkan dapat mengganggu proses distribusi. Contohnya seperti masalah infrastruktur dan cuaca. Tak ketinggalan, kejadian bencana alam ikut memengaruhi masalah distribusi.

Secara sederhana, bila stok bahan pangan aman, namun tak didukung akses jalan, maka bisa percuma. Kondisi ini yang nantinya memengaruhi lamanya proses pendistribusian ke daerah yang dituju.

"Seharusnya hanya empat jam, karena buruknya infrastruktur menjadi enam jam atau bahkan lebih," tuturnya.

Masalah teknis ini menjadi penghambat proses distribusi dan memengaruhi terhadap melonjaknya penambahan biaya distribusi. Imbasnya, biaya distribusi ini akan dibebankan terhadap harga barang. Masalah distribusi ini diibaratkan seperti persoalan hulu yang harus diperhatikan.

"Memantau kenaikan harga di pasar-pasar sama sekali tak akan efektif, apabila ternyata dalam masalah pada hulu yaitu ketersediaan stok pangan dan proses distribusi ini diabaikan," katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya