Musikimia Siap Menggilas PADI?

Musikimia Luncurkan Single "Dan Bernyanyilah"
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Fadly, Rindra, dan Yoyo. Tiga nama yang tidak asing di industri musik Tanah Air. Ketiganya dikenal berkat karya mereka lewat grup band PADI. Band asal Surabaya ini sangat terkenal di era tahun 90-an.

VIDEO: Kisah Band Padi Dicemooh Ahmad Dhani

Lagu-lagu mereka berhasil menjadi jawara di sejumlah tangga lagu. Sebut saja Sobat, Mahadewi, Semua Tak Sama, dan Kasih Tak Sampai.

Bahkan, album mereka bertajuk Sesuatu yang Tertunda berhasil terjual dengan angka yang fantasis. Album yang keluar tahun 2001 itu terjual sebesar 1,8 juta kopi.

VIDEO: Kisah Sedih Piyu Jadi Cleaning Service Dibayar Murah

Suara sang vokalis, Fadly yang berkarakter dan racikan musik dari Piyu, Rendra, Yoyo, dan Ari membuat lagu-lagu band yang berdiri tahun 1997 ini meraih sukses besar. 

Sayangnya, sejak Agustus 2010 lalu, grup band tersebut tak pernah terdengar lagi gaungnya. Para personel menolak dikatakan bubar. Mereka sepakat menyebut vakum sementara. 

VIDEO: Satu Jam Lebih Dekat dengan Piyu

Namun, ketiga personel Padi, Fadly, Rindra, dan Yoyo justru membentuk band baru bernama Musikimia. Band ini juga digawangi Stephan. 

Musikimia siap meramaikan musik Tanah Air. Intersisi, nama album mereka yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini. 

Bergabungnya tiga personel PADI di sini, sangat membuat publik penasaran. Adakah kehadiran ketiganya itu pertanda Musikimia akan menggilas nama PADI? Seperti apa album terbaru Musikimia? Berikut wawancara lengkap VIVA.co.id dengan sang vokalis, Fadly.

Single terbaru Musikimia bercerita soal apa? 

Judulnya, Dan Bernyanyilah. Memang, kami berempat punya obsesi untuk membuat lagu tentang musik. Bagaimana musik memengaruhi kami, sampai kami bisa akhirnya benar-benar menjadikan musik jadi bagian penting dalam hidup. 

Kami bersyukur masih bisa bikin lagu seperti ini dan dibantu oleh co-produser luar biasa. Dan, ya intinya musik itu bisa mengurangi kesedihan, menambah kesenangan, dan membuat kita bernyanyi bersama.

Ada banyak co produser dengan elemen musik berbeda yang terlibat, apakah memengaruhi Musikimia?

Kami saling memengaruhi dengan lima co-produser itu. Kami bersenyawa satu sama lain. Yang menyenangkan, dalam album ini kami bawa stage yang baru, tidak hanya sekedar nyanyi bareng, tetapi berkolaborasi dalam ide musikal.

Musikimia itu partisipatif, kolaboratif dan eksperimental, tetapi bukan musik eksprimental. Tetapi, kami eksperimen dengan ide-ide yang ada tanpa harus takut nanti menghilangkan karakter kami. Musik itu adalah ungkapan rasa.

Sejauh mana para co-produser membantu kalian di album ini?

Jadi, perlu diketahui co-produser di sini tidak memainkan musik di dalam album ini. Co produser yang memberi ide selain Musikimia. Dan, enaknya punya co produser itu, kalau kami sendiri yang produseri, lama berdebatnya. Kalau ini, ada satu yang benar-benar, kami cepat dapat solusi.

Siapa aja co-produser itu?

Lima co-produser ada 10 lagu, masing-masing dua lagu, Bondan Prakoso mengerjakan Sebebas Alam dan Taman Sari Indonesia,  Eden 'Burger Kill', Redam dan Pesanku.

Nikita Dompas, Dan Bernyanyilah, serta Bertahan Untukkku. Peppy item, Hitam Gak Selalu Gelap dan Isu. Gugun 'Blues Shelter', Hangus dan Meski Kau Tak Ingin.

Akan seperti apa musiknya nanti?

Akan jadi mainan baru, dan sesuatu yang baru buat saya dan mudah-mudahan juga buat pendengar. Bahwa Musikimia itu proyek musik yang berdasarkan konsep.

Ada lagu andalan?

Andalannya semua lagu. Enggak pernah bilang satu andalan yang lain sampiran. Berkarya jangan setengah-setengah. Banyak lagu yang punya karakter sendiri.

Karakter suara Fadli sudah melekat di PADI, bagaimana menanggapi itu?

Ya, enggak ada masalah. Hehehe. Bagi saya, saya tidak sedang melawan takdir, mengalir saja. Tetapi, karakter (aransemen musik) dari lima co-produser juga bikin punya warna.

Musikmia akan mengubur PADI?

Enggak. Kita tidak sedang membuat PADI Perjuangan. Musikimia bukan PADI perjuangan, karena dibentuk pada saat PADI vakum. Kami tidak bisa berhenti, kami punya karya yang harus punya tempat untuk dikeluarkan. Ini benar-benar fokus ke musik tanpa ada tendensi lain.

Apakah yang terjadi dengan PADI, apakah bubar?

Oh enggak bisa dibilang bubar. PADI itu vakum, masih tetap berlima dan tidak bubar.

Kapan PADI siap eksis lagi?

Enggak tahu kapannya. Saya cuma satu bagian dari lima orang. Jadi, harus ada pembicaraan lima orang dan itulah PADI. Kalau saya, belum tahu sampai kapan, tunggu lima orang ini memutuskan kapan.

Masih adalah tawaran off air buat PADI?

Dari lima tahun lalu ada. Karena PADI vakum, tawaran-tawaran itu tidak dijawab. Tapi satu lagi, PADI tidak bubar dan Musikimia bukan pengganti PADI.

Suka disebut Fadly PADI atau Musikimia?

Fadli PADI-Musikimia. Itu seru. Jadi, kayak Maynard Keenan, vokalis yang saya jadikan salah satu teladan. Dia punya Band Tool yang dia besarkan. Ia juga di A Perfect Circle dan band Puscifer. Juga tidak masalahin mau disebut Maynard "Tool", atau Maynard "Puscifer". Enggak ada. Ini state of art.

Penjualan fisik sedang drop, kok kalian tetap bikin album?

Kalau penjualan fisik drop, ya kita jangan drop. Karena bukan tugas kita untuk drop. Tugas kita sebagai seniman berkarya. Kalau tak punya karya, artinya harus dipertanyakan. 

Mimpi saya di album ini menyemangati lagi teman-teman bahwa ada enggak ada industri, kemungkinan terburuk, musisi harus tetap ada. Seni harus tetap ada. Itu bagian peradaban, tanda kita punya budaya. Tugas bersama untuk saling menyemangati. Bagus atau jelek, tinggal Anda lagi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya