Dubes Yordania, Walid Abdel Rahman Jaffal Al Hadid

Bhinneka Tunggal Ika Jadi Panutan Yordania

Dubes Kerajaan Yordania untuk Indonesia, Walid Abdel Rahman Jaffal Al Hadid.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Yordania termasuk negara yang berpengaruh di Timur Tengah. Bangsa Palestina patut berutang budi kepada Yordania, yang berperan mengupayakan kemerdekaan bagi mereka lewat jalan diplomasi dan bantuan kemanusiaan.

Menginap di VW Tua, Hotel Unik Terkecil di Dunia

Begitu pula dengan para tetangga lainnya, Suriah di sebelah utara, Arab Saudi di timur dan selatan, Irak di timur laut, serta Israel di sebelah barat. Mereka tak bakal lupa dengan peran penting Yordania sebagai stabilisator keamanan di Timur Tengah, yang rawan dengan konflik.

Peran Yordania ini “setali tiga uang” dengan peran Indonesia di Asia Tenggara. Stabilitas keamanan dan perdamaian di negara-negara anggota ASEAN itu tidak akan berjalan mulus tanpa peran dan pengaruh Indonesia. 

Duta Besar Yordania Tawarkan Ini ke Masyarakat Indonesia

Itulah salah satu kesamaan yang dilihat oleh Walid Abdel Rahman Jaffal Al Hadid setelah kurang lebih empat tahun menjabat sebagai Duta Besar Kerajaan Yordania untuk Indonesia. Bagi Walid, peran besar yang diemban Indonesia dan Yordania di kawasan masing-masing sudah tak terbantahkan lagi dan menjadi inspirasi bagi banyak negara.

Selain itu, Walid melihat hubungan bilateral Indonesia dan Yordania sudah mengakar kuat. Memang, baru tiga puluh tahun lalu kedua negara saling membuka kantor diplomatik, namun hubungan diplomatik kedua negara sudah berlangsung sejak 1950.

Dubes Yordania: Islam Bukan Agama Penebar Teror

Puncak hubungan persahabatan kedua negara ditandai dengan kunjungan kenegaraan Raja Hussein dan Ratu Noor ke Indonesia pada 1-6 April 1986, dan kunjungan kenegaraan balasan Presiden Soeharto ke Yordania pada 11-14 November 1996.

Tali silaturahmi antar-pemimpin ini kemudian dilanjutkan Raja Abdullah II – putra mendiang Raja Hussein – saat berkunjung ke Indonesia pada 12-13 Oktober 2005. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian membalasnya pada 2-3 Mei 2006.

Saat berbincang dengan tim VIVA.co.id di kantornya beberapa waktu lalu, Dubes Walid memuji Indonesia sebagai negara Muslim yang moderat. Bertugas di Jakarta sejak November 2013, Walid pun mengingatkan bahwa Yordania dan Indonesia selalu berperan aktif dalam upaya membangun perdamaian dunia.

Keduanya sama-sama berkontribusi di Gerakan Nonblok (GNB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa. Walid pun mengungkapkan bahwa negaranya mengadopsi konsep kenegaraan milik Indonesia. Apa itu? Simak wawancara khususnya berikut ini.

Bagaimana perkembangan dan contoh kerja sama dari hubungan erat Indonesia dan Yordania hingga saat ini?

Pertama-tama, saya sangat senang dan menjadi sebuah kehormatan bisa melakukan wawancara ini. Hubungan baik kedua negara telah dibangun sejak 67 tahun silam.

Dubes Kerajaan Yordania untuk Indonesia, Walid Abdel Rahman Jaffal Al Hadid.

Dubes Walid sangat antusias bicara hubungan erat kedua negara (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar).

Hubungan kedua negara banyak terjalin di beberapa aspek. Tapi, yang sangat penting adalah kerja sama saling berbagi. Itu intinya.

Yordania dan Indonesia adalah negara yang mewakili Islam moderat yang perdamaian dan toleransi. Pengalaman Indonesia sendiri membuktikan bahwa Islam, demokrasi dan modernisasi, sangat berkaitan satu sama lain. Tidak kontradiktif.

Kami sangat menghormati demokrasi di Indonesia. Bagaimana memilih para pejabat (proses pemilu), cara mengekspresikan pendapat. Saya sangat bangga bisa mewakili negara saya di sini dan berkontribusi untuk memperkuat hubungan kedua negara.

Adakah perbedaan tertentu antara Muslim di Yordania dengan Indonesia?

Karena kedua negara sudah lama berhubungan erat, menurut saya hal itu tidak menjadi masalah. Seperti yang pernah dikatakan Raja Abdullah II Ibnu al-Hussein al-Hashimi, bahwa Indonesia yang damai dan sejahtera adalah suatu hal yang baik.

Tidak saja bagi Indonesia dan kawasan (Asia Tenggara), tetapi juga dunia. Ia melihat Indonesia bisa menyatukan berbagai kebudayaan dan agama yang beragam menjadi satu dalam harmonisasi.

Pernah, dalam sebuah pidato tiga tahun lalu, Raja Abdullah II menyebut semboyan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, adalah contoh yang bisa diadopsi.

Semua negara seharusnya mengadopsi prinsip bersatu dalam perbedaan seperti yang dianut oleh Indonesia. Meskipun Yordania adalah negara kecil, namun tetap memiliki perbedaan. Baik itu agama maupun kebudayaan.

Akan tetapi, rakyat kami memiliki hak yang sama dalam mendapatkan akses apa pun. Terlepas dari latar belakang seperti etnis maupun agama. Sama seperti Indonesia.

Begitu pula dari segi politik. Beberapa asas yang sama-sama kita miliki yaitu tidak campur tangan masalah internasl negara lain, kemudian meyakini bahwa untuk menyelesaikan masalah harus ditempuh secara damai melalui dialog.

Dalam kunjungan Raja Abdullah II ke Indonesia yang kali kedua bulan Februari 2014, telah ditandatangani nota kesepahaman terkait konsultasi politik yang bertujuan menyumbangkan stabilitas di kawasan serta menjadi garda depan bagi dunia Islam.

Mungkinkah Indonesia menjadi pintu gerbang bagi Yordania?

Sangat bisa. Kami melihat Indonesia, tidak saja dari sisi politik ekonomi dan sosial, saja sebagai gerbang bagi Asia Tenggara. Kita tahu bahwa Jakarta adalah rumah bagi Sektretariat ASEAN.

Dubes Kerajaan Yordania untuk Indonesia, Walid Abdel Rahman Jaffal Al Hadid.

Pemerintah Yordania menawarkan paket wisata 3 in 1 (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar).

Saya, selain sebagai Duta Besar, juga Observer bagi ASEAN. Kami pikir Indonesia adalah jembatan bagi seluruh negara anggota ASEAN untuk produk unggulan kami.

Sektor apa yang ingin Anda perkenalkan lebih jauh ke Indonesia mengenai Yordania?

Sektor pariwisata. Karena, negara kami sangat kaya dan banyak tempat bersejarah. Yordania bisa dikatakan sebagai sebuah museum kecil. 

Sejak 8.000 tahun silam, Yordania telah menjadi tuan rumah bagi banyak peradaban. Banyak turis dunia mengenal kompleks kuil Petra, sebagai salah satu keajaiban dunia.

Itu adalah situs kota batu yang pernah hilang ribuan tahun. Petra menawarkan tempat sejarah yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. 

Kita juga punya Laut Mati. Meskipun Anda tidak bisa berenang, namun itu sangat baik bagi kesehatan, khususnya kulit. Di Laut Mati Anda akan mendapatkan lebih banyak oksigen. Jadi, ini sangat baik bagi paru-paru, dan hanya ada di Yordania.

Kita juga punya kota Dekapolis, artinya Sepuluh Kota, termasuk Jerash. Kemudian, Yordania ada empat musim dalam setahun. Saya bisa katakan Anda juga bisa merasakan dua sampai empat musim hanya dalam satu hari.

Selain itu, keramahan dari orang Yordania sudah mendunia, sehingga kami ingin meningkatkan hubungan antarmasyarakat (people-to-people contact) melalui turis. Sektor ini tidak hanya berkontribusi bagi negara, tetapi meningkatkan kesepahaman antarnegara.

Selanjutnya...Cara Melancong ke Yordania

Apalagi yang bisa Yordania tawarkan untuk turis Indonesia?

Untuk bisa ke Yordania, kami punya paket 3 in 1. Artinya, hanya butuh satu jam untuk ke Mekkah, satu jam ke Madinah, dan satu jam ke Yerusalem. Ini lebih ke wisata religi. Tentu sangat positif untuk turis Indonesia.

Di Yordania, terdapat 27 objek yang berhubungan dengan sejarah Islam, mulai dari makam para nabi seperti Nabi Sulaiman AS, Nabi Harun AS, Nabi Syuaib AS, Nabi Daud AS, Nabi Luth AS, Nabi Nuh AS, sampai sahabat Nabi seperti Jafar Bin Abu Thalib, Bilal bin Rabah, serta lokasi perang Yarmuk.

Bagi umat Kristiani, terdapat juga sejumlah situs bersejarah yang bisa dikunjungi, seperti Baptism Site, Bukit Elijah, sampai peninggalan gereja-gereja tua. Total ada puluhan situs yang bisa menjadi pilihan peziarah dari sejumlah negara.

Kemudian, jika tinggal (stay) dua malam akan dikasih visa bebas. Bisa juga Anda gunakan uangnya untuk Jordan Pass Program, yang membawa Anda ke seluruh tempat bersejarah di Yordania dalam satu tiket.

Bagaimana dengan kulinernya?

Saya jamin semuanya halal. Yordania juga penghasil buah zaitun dan kaya akan rempah-rempah. Untuk kuliner, ada beberapa rekomendasi untuk bisa dicicipi.

Dubes Kerajaan Yordania untuk Indonesia, Walid Abdel Rahman Jaffal Al Hadid.

Konflik Timur Tengah tidak berimbas ke Yordania (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar).

Sawani, makanan yang bahan pembuatannya dari daging domba yang dipotong kecil. Memasaknya dengan campuran cabai rawit, sehingga rasa cabai rawitnya lumayan kuat. Umumnya sawani disajikan dengan tambahan bahan lain yaitu kentang dan jamur.

Makloubeh, ayam panggang utuh. Makanan ini mempunyai rasa agak manis dikarenakan adanya campuran kismis serta keunikan lain berupa tambahan kacang-kancangan.

Sanklish, merupakan sejenis salad dengan campuran keju fetta serta minyak zaitun, tak lupa daun oregano. Keju fetta merupakan sejenis keju klasik asin yang dapat memberikan citarasa berbeda pada hidangan.

Warag aynab adalah makanan yang merupakan komposisi dari nasi, sayuran, dan daging, berbalut daun anggur. Saya ingin Anda berkunjung ke Yordania dan nikmati pengalamannya.

Strategi Yordania menjaga stabilitas dan keamanan? Seperti kita ketahui, Irak dan Suriah sedang mengalami konflik yang berkepanjangan.

Alhamdulillah, meskipun kita berada di kawasan yang penuh turbulensi dan banyaknya pengungsi, namun kita tetap bisa menikmati suasana yang sangat stabil dan damai.

Isu perang di Irak dan Suriah dengan kelompok ISIS memang cukup mempengaruhi kondisi pariwisata di Yordania. Namun, kami menegaskan kalau Yordania sangat aman untuk dikunjungi.

Sejak lama, Yordania kerap dijadikan lokasi netral untuk penyelesaian konflik di Timur Tengah. Saya ingin membuat semua orang percaya bahwa negara kami sangat aman, dan itu tidak diragukan lagi.

Harapan Anda bagi hubungan kedua negara ke depannya?

Saya berharap hubungan ini semakin kuat di berbagai bidang, tak hanya politik, ekonomi, sosial dan pariwisata. Kedua negara juga tidak pernah ada konflik atau misunderstanding.

Selama ini selalu saling berbagi nilai dan prinsip yang sama dalam pendekatan kebijakan luar negeri. Kita juga meraih yang terbaik bagi agama, kemanusiaan dan kawasan. Inilah yang akan terus dijaga dan tingkatkan.

Saya berharap selalu yang terbaik untuk Indonesia dan Yordania. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya