Kepala Korlantas Polri Irjen Royke Lumowa

Kalau Mudik Jangan Euforia

Kepala Korlantas Mabes Polri, Irjen Royke Lumowa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Tak terasa bulan Ramadan tahun ini segera berakhir. Masyarakat Indonesia khususnya umat muslim pun akan memasuki Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah atau 2017 Masehi.

Menata Hati Sambut Bulan Suci

Seperti biasanya, suasana jelang lebaran akan diwarnai dengan aktivitas mudik atau pulang ke kampung halaman dari sebagian besar masyarakat kita. Mereka ini biasanya para perantau, pekerja di kota-kota atau daerah tertentu seperti Jakarta. Atau sederhananya, yang biasanya menjalani kehidupan sehari-hari di daerah lain maka pada setiap Idul Fitri tiba akan berbondong-bondong balik ke kampung masing-masing.

Mereka menggunakan moda transportasi baik darat, laut dan udara. Dari semua itu yang menyita perhatian tentunya adalah yang pertama, khususnya mereka yang menggunakan kendaraan pribadi baik mobil dan motor dan juga angkutan umum seperti bus.

UKP Pancasila Bagi-bagi Penghargaan Mudik Lebaran

Alasannya, pertemuan mereka di jalan-jalan dalam waktu yang bersamaan dengan volume yang begitu besar pada akhirnya kemudian menyebabkan kemacetan. Mudik tahun lalu bisa jadi contoh. Saat itu, terjadi kemacetan parah di pintu tol Brebes Exit atau juga dikenal sebagai Brexit bahkan sampai ada pemudik yang meninggal dunia.

Oleh karena itu, penting mengetahui bagaimana persiapan aparat pemerintah dalam menyambut mudik tahun ini. Salah satunya adalah kepolisian yang juga memiliki peran strategis khususnya Korp Lalu Lintas atau Korlantas.

Mudik Lebaran 2017, Sebanyak 5,8 Juta Orang Naik Kereta Api

Dengan maksud seperti itu, kami kemudian melakukan wawancara secara khusus terhadap Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Royke Lumowa, di kantornya, Jakarta, pada Selasa, 14 Juni 2017. Pada kesempatan itu, jenderal bintang dua kelahiran Makassar, 16 September 1962, itu memaparkan banyak hal misalnya soal persiapan dalam penanganan mudik tahun ini.

Kedua, daerah mana saja yang menjadi titik-titik kemacetan dan strategi mereka dalam menghadapinya. Kemudian soal kriminalitas serta kesiapan kepolisian dalam menghadapi kemungkinan adanya aksi teror di momen seperti ini.

Selain itu, Royke juga menyinggung kemungkinan masih banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor. Dia mengingatkan mereka untuk berhati-hati. Di samping itu, dia mengatakan polisi juga akan bertindak tegas bagi mereka yang melanggar.

Lantas, apa target Polri khususnya Korlantas dalam penanganan mudik 2017 ini? Lalu sejauh mana mereka yakin bahwa peristiwa Brexit tahun lalu tidak akan terulang lagi?

Berikut hasil wawancara lengkap kami dengan Kepala Korlantas Polri Irjen Royke Lumowa:

Bagaimana kesiapan Polri, khususnya Korlantas terkait mudik tahun ini? Apa saja yang sudah disiapkan?

Memang mudik tahun ini harus menjadi pembeda dengan tahun lalu. Tahun lalu kan sebagian titik-titik masyarakat trauma dengan Pantura terutama Brexit, Pejagan Exit dan lain-lain. Kami mempelajari itu dan tentu mengambil langkah-langkah dan sikap strategis yang harus jauh lebih baik dari tahun kemarin. Langkah berani harus kami lakukan dan tinggal penyempurnaan. Minimal H-10 lah, itu semua sudah ready for use.

Kali ini, pembeda yang pertama adalah kami integrated. Kami terpadu. Kami ini adalah polisi, TNI kemudian Kementerian Perhubungan, Kementerian PU PERA, Kementerian Kesehatan termasuk Pertamina, Jasa Marga, BPJT, Pemerintah Daerah. Semua kami terintegrasi. Tidak satu instasi pun yang menganggap dirinya berhasil kalau kami berhasil. Dan tidak ada satu instasi pun yang kami salahkan kalau memang ada salah. Semua tanggung jawab bersama. Kami berangkat dari sana itu yang penting.

Begitu juga di internal polisi juga, kami integrated. Dalam pengawasan jaringan jalan, tidak boleh diparsialkan. Artinya, ini punyanya Polda Jawa Barat, ini Polda Jawa Tengah, ini Jawa Timur, Polda Metro, tidak. Kalau masih berpikir begitu kan, kejadian yang lalu akhirnya tidak mau macet di daerahnya, lewat sana aja. Gak boleh masuk wilayah gua, misalnya. Itu tidak boleh. Ini suatu jaringan jalan nasional khususnya di Pantura, jalan tengah dan Pantai Selatan.

Kesiapan yang lain untuk menyikapi itu, personel-personel sudah kami latih, kami susun, floating dari jauh hari sebelumnya. Dan sekarang ini dalam tahap-tahap pelatihan, penyesuaian. Strategi sudah kami susun, SOP kami sudah susun. Kami sedang mempelajari SOP itu sampai kami gelontorkan ke bawah. Biar dari atas dan bawah satu irama, satu gerakan. Semua tahu, oh harus berbuat apa. Kalau terjadi kemacetan di sini, titik mana yang harus dihentikan, di mana harus dialihkan itu namanya SOP atau skenario.

Kami semua sudah siap tentang itu. Sebut saja misalnya, persimpangan Dawuan, Cikopo atau persimpangan di kota Tegal, pengalihan arus di kota Pemalang dan seterusnya seperti apa. Di Tasikmalaya, kapan dia contra flow, kapan dia dibelokkan ke utara atau ke kanan-kiri. Kapan dia harus setop, itu semua sudah kami skenariokan semua. Dan sudah tahap-tahap penyelesaian pelatihannya.

Begitu juga instasi terkait sudah siap dengan situasi daruratnya. Baik itu kesehatan, ambulans, sepeda motor sudah banyak disiapkan oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Daerah. Pertamina untuk BBM juga BBM mobiling baik itu roda empat, roda dua. Pertamina sudah oke.

Sekarang memang masih ada finishing ya. Karena memang targetnya H-10 untuk infrastruktur. Untuk tol sementara fungsional ini belum berfungsi 100 persen. Tapi targetnya tanggal 16 bulan ini. Tinggal 3 hari. Makanya besok (Rabu, 14 Juni 2017) saya mau berangkat ngecek fisik. Begitu juga dengan flyover. Ada 4 flyover yang mengarah ke Prupuk-Purwokerto. Dulu juga menimbulkan macet krusial, macet parah. Mudah-mudahan ini bisa teratasi. Saya pikir ini persiapan yang sampai saat ini progresnya seperti itu.

Berapa personel yang akan dikerahkan untuk mudik tahun ini?

Personel kami mau seluruh daerah pantauan. Itu kan dari Lampung, Banten, Polda Metro, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, Jawa Timur kemudian Bali. Itu kami 150.000-an. Tapi kalau khusus di jalur mudik krusial, Pantura, Pantai Selatan dan Jalur Tengah kami sekitar 15.000 personel. Baik itu di Polda maupun BKO Mabes Polri dan instansi terkait.

Untuk mengatasi kemacetan, apakah ada jalur alternatif?

Kami juga harus siapkan. Kami tidak boleh mengalihkan arus bagi pemudik tapi di jalan yang tidak kondusif. Rambunya tidak lengkap, jalannya rusak. Sudah siapkan kami memang di jalur pengalihan arus itu sudah kami susun dalam SOP itu. Baik itu yang di Pantai Selatan, Jalur Tengah maupun Pantura. Sebut saja Dawuan, itu upaya terakhir diskenario ke lima kalau memang Pantura macet parah jadi pengalihan besar akan terjadi di Dawuan KM 66 Cikampek. Seperti ketika padatnya di Jalur Selatan, Nagreg dan lain-lain parah itu berarti kendaraan yang menuju Purbaleunyi atau Cipularang kami hambat. Kami share, kami bagi ke arah Cipali, Jawa Tengah. Begitu sebaliknya, kalau Jawa Tengah overload ada perhitungannya itu. Berarti sebagian jumlah kendaraan yang harusnya mereka lewat Pantura, Jawa Tengah, kami alihkan ke Purbaleunyi.

Bagaimana dengan penerangan jalan?

Lampu-lampu kalau di arteri jalan lama sih masih oke. Dan di jalan tol operasional tol yang berfungsi baik itu gak ada masalah. Tapi yang difungsional atau tol sementara itu masih minim.

Apakah ada penempatan personel di tol fungsional mengingat minim penerangan?

Ada. Ada penyebaran petugas untuk menyikapi kerawanan yang terjadi.

Untuk penerangan minim itu solusinya seperti apa?

Di beberapa tempat tertentu, kami memberikan penerangan sementara. Mobil polisi kami ada lampu sorot, kami bisa tempatkan. Tapi kan tidak mungkin 110 km loh. Paling di beberapa spot. Terus dari Pemda setempat mereka akan mengeluarkan lampu sementara. Dari pihak jalan tol juga akan menyiapkan, orang sana bilang Tolo-tolo. Ada tiang-tiang yang ada spot light-nya. Ada sorot lampu dia bisa mengetahui pembatas di kiri kanan jalan.

Selanjutnya... Titik Kemacetan

Jalur Jawa titik kemacetan ada di mana?

Oke, macet itu tentu pertama yang besar di Cikarut (Cikarang Utama). Kemudian, kalau dulu Cikopo sekarang sudah gak begitu, ya. Dia akan lurus terus ke Cipali akan ketemu gate Palimanan. Mirip-mirip Cikarut.

Ini tol ya. Di zona Brebes, tuh ada di dalamnya Brebes Timur-Brexit, Brebes Barat, Pejagan dan tol Kaligangsa. Itu tol yang baru. Fungsional. Di zona itu pasti ada antrean. Kemudian khusus Pejagan kan ada dua; ada yang ke Pantura dan Purwokerto. Nah yang jalur tengah Purwokerto ini juga masih rawan walaupun sudah ada 4 flyover dia masih primadona. Para pengemudi yang akan ke Purwokerto dan sekitarnya. Ada Wonosobo, Magelang, Purworejo, Kebumen, mereka akan ke situ. Itu juga rawan macet. Lalu di kota-kota yang dilewati mulai dari Kalimalang sampai dia ke Cikarang terus Cikampek lalu Indramayu kemudian Brebes sampai ke Losari. Lepas dari Losari ketemu kota Tegal, Simpang Maya itu pasti akan padat. Karena menerima buangan exit dari tol terus sampai ke kota Pemalang perempatan itu pasti ada antrean sampai Pekalongan. Itu perlu diantisipasi termasuk Nagreg itu sendiri dan Tasikmalaya dan lain-lain.

Jalur Selatan?

Jawa (selatan) tidak begitu berarti untuk kemacetannya ya. Dalam artian Cilacap, Kebumen, Purworejo itu ada sih antrean tapi tidak separah utara. Justru yang Selatan rawan kecelakaan. Hati-hati. Apalagi antara Kebumen-Purworejo. Lewati Prembun, Karanganyar, Gombong itu hati-hati, rawan kecelakaan.

Kenapa, faktor apa?

Jalannya sepi, terus titik lelah.

Untuk pemudik yang masih menggunakan sepeda motor?

Sepeda motor sih kami mengharapkan menghindar, mudik pakai sepeda motor karena kan sifatnya sangat darurat. Dan sepeda motor ini kan tidak diciptakan untuk long distance - jarak jauh, apalagi bebek. Bebek-lah khususnya. Dengan begitu berjubelnya sepeda motor mengakibatkan angka kecelakaan akan cenderung meningkat dan itu tingkat keselamatan dan kenyamanan sepeda motor memang betul-betul tidak terjamin. Berjibaku, hindarilah. Lebih bagus ambil kesempatan mudik gratis yang digelontorkan oleh pemerintah, BUMN, swasta. Itu cukup banyak. Lewat kereta api, bus dan kapal laut.

Kalau toh terpaksa naik sepeda motor yang sangat kami larang adalah tidak boleh bermuatan lebih. Jangan sampai berboncengan lebih, jangan sampai membawa barang yang over. Sampai pasang papan, bambu depan belakang kopernya dibawa. Tidak boleh. Pasti akan kami tindak itu. Malah demi keselamatan dia dan orang lain itu akan ditindak, jadi mohon maaf saja.

Ditilang?

Ya. Pasti akan ke sana. Ya karena ini kan sudah berkali-kali kami imbau tidak boleh dilakukan. Kalau masih ada lakukan itu kami tegaskan bahwa itu akan kami lakukan penindakan.

Bagi mereka yang terkena penindakan, sampai tilang, nasib mudiknya bagaimana?

Minimal mereka itu kami turunkan. Tidak boleh lanjut atau suruh kembali. Udah suruh kembali, enggak boleh.

Langkah konkret untuk mengurangi angka kecelakaan karena kan pasti ada yang masih menggunakan sepeda motor?

Tahun lalu itu meninggal selama mudik 558 orang karena kecelakaan. Tahun ini obsesi kami harus ditekan jumlah itu dengan berbagai upaya yang kami lakukan. Sosialisasi pada masyarakat, perbaikan infrastruktur, penegakan hukum yang tegas bagi pelanggar lalu lintas yang berpotensi kecelakaan dengan kecepatan tinggi. Berboncengan lebih, bawa barang itu rawan kecelakaan. Faktor kendaraan. Kementerian Perhubungan sudah gencar dengan cek rem ini, berfungsi atau tidak. Angkutan umum kan rawan juga ini. Satu bus isi 50 orang, satu kali celaka hitungannya bisa tinggi itu korban kecelakaan. Makanya angkutan ini betul-betul harus diketati. Persyaratan teknis lainnya itu harus betul-betul prima. Remnya, lampu-lampu, sistem suspensi dan lain-lain.

Biasanya pemudik yang menggunakan sepeda motor selain suami istri, biasanya mereka membawa anak. Apakah mereka termasuk yang ditindak?

Ya ditilang, harus. Mau tidak mau harus tegas demi keselamatan dia, bukan demi gagah-gagahannya polisi.

Akan ada pengawalan bagi rombongan pemudik yang menggunakan sepeda motor?

Pengawalan, biasa-biasanya ada pengawalan. Sekarang saya pikir sepeda motor tak perlu dikawal lagi. Kadang-kadang kami kawal lari sendiri. Kalau dikawal seakan-akan kami justifikasi sepeda motor boleh. Sedangkan kami gencar-gencarnya melakukan imbauan untuk jangan mudik menggunakan sepeda motor. Itu seperti bunuh diri, berjibaku soalnya. Kami sayang mereka sih sebenarnya.

Tahun lalu ada macet parah yang juga dikenal dengan Brexit. Untuk tahun ini, Polri yakin kejadian itu tidak terulang?

Macet pasti ada tapi kami minimalisir. Saya yakin dengan persiapan yang sudah kami lakukan dengan instansi terkait, itu berkurang. Memang antrean pasti ada. Karena bayangkan saja volume kendaraan tumpah ruah hanya dua hari diberi kesempatan untuk pulang kampung. Kalau diberikan kesempatan seminggu saya cukup bernapas lega. Tapi dua hari tok, mereka berbondong-bondong. Misalkan, ruangan ini (ruang NTMC Polri) ada 100 orang, terus kita bareng-bareng keluar, kayak apa rasanya? Pasti desak-desakan. Tapi kalau coba keluar satu per satu, dua-dua, atau tiga-tiga, aman lancar. Gitu itu analoginya.

Titik-titik macet itu sudah ada personel?

Ya. Sudah dibekali segala macam skenario pengendalian arus mereka. Kalau terjadi kemacetan mereka sudah mengerti mana yang dicairkan. Belok mana, siapa yang berbuat, siapa yang komando. Sudah ke sana persiapan.

Mengenai truk yang melintas?

Truk dilarang. Tidak boleh. Semua truk kecuali sembako dan BBM. Tidak boleh mereka, H-7.

Kesiapan di luar Jawa?

Luar Jawa praktis Sumatera paling ya. Lampung agak padat ya. Setelah itu paling spot-spot saja. Mungkin jalan-jalan rusak. Sepanjang Sumatera saya pikir clear-lah dari antrean panjang. Mungkin Sumatera Utara sedikit, Sumatera Selatan sedikit. Terus diantisipasi justru penyeberangan. Kapal Ferry Merak-Bakauheni demikan sebaliknya. Antrean di Merak. Merak sudah tambah satu dermaga jadi 6, tahun lalu 5. Jadi khusus sepada motor disiapkan satu dermaga khusus. Mudah-mudahan antrean tidak 5 km lagi seperti dulu. Luar Jawa lain, Makassar padat ya dengan penumpang kapal laut. Di Indonesia Timur juga ya transportasi laut pasti padat. Penyeberangan Gilimanuk, Banyuwangi ke Bali pasti ada antrean panjang. Tapi sudah ada solusi, bakal ada Roro yang cukup besar disiapkan, kapal Ferry. Kemudian itu bisa mengurangi antrean 12 km di Gilimanuk. Kemudian itu bisa berkurang tidak 12 km lagi.

Apa nama sandi untuk pengamanan mudik tahun ini?

Operasi Ramadaniya 2017.

Selanjutnya... Teroris


Belakangan ini muncul aksi terorisme, seperti apa pengamanannya dalam konteks mudik?

Itu juga kami antisipasi. Personel yang berjaga sudah body system. Dia tidak boleh sendiri-sendiri polisi di jalan. Kriminalitas, hati-hati rumah kosong, titip tetangga, pak RT, titip satpam. Jangan teledor dan lengah. Kemudian perampokan nasabah bank, toko emas. Itu perlu diantisipasi. Biasanya menjelang lebaran pasti ada satu dua perampokan toko emas.

Pengamanan di jalur rawan kriminalitas?

Bajing loncat, ya itu ada jalur-jalur utama kami antisipasi. Khususnya jalur tidak mempunyai jalur penerangan yang di kebun-kebun melewati hutan ini juga rawan kriminalitas. Petugas kami sudah sebar untuk patroli di sana untuk menempati titik-titik rawan tersebut.

Target Korlantas untuk mudik tahun ini?

Targetnya harus lebih baik dari tahun lalu. Dari segi kemacetan, kelancaran, juga kriminalitasnya. Begitu juga keselamatan lalu lintasnya. Ya kalau enggak lebih baik ngapain kami bekerja seperti ini. Sama aja bohong.

Imbauan bagi pemudik?

Kalau mau mudik jangan euforia (perasaan gembira yang berlebihan) tetap harus mawas diri. Periksa kelengkapan kendaraan. Rem, mesinnya, lampu-lampunya, kaca spionnya, wipernya, bannya. Kemudian sopir sendiri tidak boleh sakit, tidak boleh (minum) obat ngantuk flu. Jaga kondisi fisik yang bagus dan prima. Karena sopir ini bawa penumpang apalagi angkutan umum. Hati-hati. Perhatikan rambu-rambu, perhatikan arah-arah polisi yang ada. Ikuti arah dari polisi, petugas-petugas di jalan karena mereka sudah dibekali dengan SOP yang cukup manusiawi tidak arogan. Kooperatif dengan petugas, istirahatlah pada tempat-tempat yang disediakan. Jangan memaksa diri, gas terus. Kalau capek istirahat.

Kabarnya ada aplikasi mudik dari Korlantas? Bisa dijelaskan?

Aplikasi itu untuk memudahkan para pemudik agar bisa di-guide sampai tujuan mudah-mudahan bisa memudahkan. Aplikasi NTMC Traffic itu di dalamnya ada berbagai macam ikon, fungsi. Anda bisa melihat NTMC itu sendiri baik kamera, bisa meihat peta. Di dalamnya kami kerja sama dengan google maps dan waze. Tapi google maps dan waze kami ini agak beda sama yang biasa. Kami ada notifikasi dari admin Polri. Seperti hati-hati di depan ada kecelakaan. Lalu nomor-nomor telepon penting di sekitar kita. Kita ada di Brebes, klik, pom bensin di mana saja ada di situ, keluar. Di sekitar kita loh ya. Dia gak mungkin keluar pom bensin Medan tapi pom bensin yang ada di sekitar kita. Keluar otomatis. Sekitar radius dia (pemudik).

Kami juga link dengan aplikasi Jasa Marga, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan dan Jasa Raharja. Ada 6-8 items.

Cara mengakses bagaimana?

Tinggal download aja, di Android tapi. Mohon maaf. Apps store belum ada karena masih dalam tahap finishing. Kami kan targetnya H-10 ya (baru dilaunching). Paling maksimal.

Anda akan ke mana saja memantau?

Saya pasti akan di lapangan. Saya tentu akan melihat, lebih sering, sekali pun di sini, di ruangan ini, memantau wilayah lewat kamera. Tapi kan saya juga ingin melihat secara pandangan mata. Nanti saya mobiling. Mudah-mudahan mobil komando saya cepat jadi. Mobil Komob (komando mobil). Dalam mobil saya bisa lihat CCTV tertentu. Dan saya akan melihat zona Brebes. Zona Brebes, tadi saya katakan ada Brexit, Brebes Barat, Pejagan, Kanci dan Kaligangsa. Dan sudah sangat parah saya akan mundur ke zona titik Dawuan. Dawuan itu adalah titik pengalihan arus mana ke Jabar, mana ke Jateng.

Kapan akan terjun ke lapangan?

Saya sore ini (Selasa, 14 Juni 2017) berangkat lihat Jawa Timur. Checking terakhir ya. Dari Jawa Timur masuk Solo, Semarang, terus menyusuri Pantura sampai Jakarta. Tanggal 16 sampai sini. Dan tanggal 21 malam dan 22 pagi saya jalan lagi ke sana. Untuk mengisi titik-titik itu.

Kepolisian apakah menyediakan program mudik juga?

Tidak ada kami. Kami fokus pengamanan saja. Lagian kami mau mudik, siapa? Polisi mana ada yang mudik. Kami tidak ada. Kami konsentrasi bagaimana pemudik lancar saja. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya