Kelugasan Bahasa dan Kesederhanaan Simbolis

VIVAnews - Sejak awal, pemaparan dan penempatan nama-nama tokoh pewayangan dalam novela Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu karya Ayu Sutarto membuat suatu acuan frame berpikir pembaca, praktis mengarah pada lakon-lakon pewayangan.

Bagaimana pun, setitik cahaya yang terlontar melalui kemiripan nama di novela dengan nama tokoh pewayangan, awalnya menjadi semacam embrio dalam mencipta suatu harapan. Barangkali asa itu adalah harapan untuk melihat konflik sesuai kodrat pewayangan; harapan menemukan kebenaran sinkronisasi antara terkaan dan penyelesaian tentang segala problematika yang ditawarkan pengarang melalui akrobatik wayang; harapan menemukan entitas tak terduga yang terus dikembangkan oleh alur cerita; serta harapan besar lain yang tertanam sejak start awal pembacaan.

Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu bertema tentang kisah asmara. Kisah asmara ini adalah milik pria bujang berusia 40 tahun yang selalu ditinggalkan dan didustai perempuan kekasihnya. Namanya Lesmana. Oleh ayahnya, nama itu konon diambil dari dunia wayang purwa.

Anjani, kekasih pertama Lesmana. Kekasih yang sangat hangat itu juga menempatkan diri sebagai yang pertama meninggalkan Lesmana. Nama Anjani diadopsi dari lakon pewayangan. Anjani tidak kuasa tetap bersama dengan Lesmana dengan alasan bahwa Lesmana terlalu baik dan tidak pantas bersanding dengan dirinya. Ketika meninggalkan Lesmana, Anjani tidak mengindahkan sedikit pun masa tiga tahun kebersamaan di antara mereka.

Ia meninggalkanku secara tiba-tiba dengan alasan ia lebih pantas menjadi isteri seorang duda beranak dua ketimbang perjaka seperti diriku. Percintaan kedua Lesmana yang turut kandas, yakni ketika menjalani cinta bersama Widuri. Jika dianalogikan, menurut Lesmana, lekuk karakter yang dimiliki Widuri serupa Drupadi. Setiap hari, dalam hati, Lesmana kerap diakrabi suara hati sendiri.

Bisakah hidup dengan perempuan yang berperilaku seperti Drupadi, menerima banyak kehadiran lelaki di tubuhnya. Kali pertama salah dalam memilih perempuan boleh dianggap pengalaman. Kesalahan untuk kedua kalinya telah menjadi semacam pelajaran berharga yang tak terlupa. Tapi jika untuk yang ketiga kalinya masih saja tetap sama, maka wajar jika orang tersebut disebut bodoh.

Ungkapan ini sering terdengar dalam arena kisah 1001 percintaan serius di dunia. Tragisnya, kebodohan itu layak disematkan dalam diri Lesmana. Sebab untuk ketiga kalinya, Lesmana tetap kalah dalam bercinta. Perempuan ketiga yang meninggalkannya itu ialah Utari. Ia seorang perempuan yang kurang pergaulan, minder, tidak suka bersolek, tetapi selera hidupnya tinggi.

Mimpinya sangat banyak dan beragam. Seiring dengan melemahnya ekspresivitas Utari dalam menerjemahkan cinta, maka turut pula melemah cinta Utari pada Lesmana. Tak pelak, riwayat kegagalan percintaan Lesmana akhirnya lengkap sudah. Satu, Anjani memberi pengalaman. Dua, Widuri meninggalkan pelajaran berharga.

Tiga, Utari membuat Lesmana mengoreksi diri untuk melihat sendiri kebodohan yang mendekam dalam diri Lesmana.
Kekasih yang ketiga ini memberikan penderitaan yang agak panjang dalam perjalanan hidupku. Semua kegagalan Lesmana itu tertera secara singkat dan hanya dalam porsi halaman yang ala kadarnya.

Sedangkan yang lain, kisah utama yang sebenarnya hendak disampaikan pengarang melalui novela Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu, yakni hubungan antara Lesmana, istri pertama Mayang, istri kedua Adinda Larasati, Mirasanti dan Salindri. Kesan ini terlihat dari penekanan tekstual. Entah mengapa porsi pemaparan tersebut berbeda. Tapi tidak perlu dibahas lebih lanjut, karena sudah jelas sedari dulu kebanyakan laki-laki memang lebih suka memilih bercerita tentang kelemahan ketimbang kekalahannya.

Tak terkecuali, si petani bunga yang sengaja dikonstruks sangat bersahaja oleh teks: Lesmana.
Pemerian sinyal-sinyal yang identik dengan tokoh pawayangan, meskipun tanpa terkatakan, otomatis membentuk spirit stereotipe tokoh yang sesuai dengan kitab pewayangan kuno. Namun dalam Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu ini berbeda. Pasalnya, karakteristik tokoh pewayangan tidak tertransfer dalam jiwa tokoh, kecuali hanya segi penamaannya.

Salindri, misalnya, nama ini digunakan Dewi Sembadra ketika menyamar di negara Wirata. Sementara dalam Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu, Salindri menjadi lesbian hingga akhir hayat. Ada pun dengan Lesmana. Panji Lesmana dalam epos pewayangan adalah ksatria yang tidak memiliki kesaktian.

Hidupnya senantiasa terhina. Perkawinannya dengan putri Kresna batal. Dalam masalah percintaan, Lesmana dengan wayang Panji Lesmana memang sedikit memiliki kesamaan, tetapi Lesmana lebih beruntung karena adanya pernikahan dengan Mayangsari.
Mengingat kapasitas Ayu Sutanto, signifikansi penamaan tokoh yang tidak berkaitan langsung pada jagad pewayangan memungkinkan adanya makna lain.

Mungkin pendekonstruksian teks sengaja dipraktikan dalam Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu. Namun kalau toh benar, bukan berarti pembaca yang menilai karya melalui kerangka dekonstruksi bisa dikatakan lebih baik ketimbang tafsiran-tafsiran lain. Masih terdapat tafsir tekstual lain. Salah satunya, katakanlah, ketika pembaca mengerucutkan pandangan pada tokoh utama: Lesmana. Kegemaran Lesmana pada tanaman hias; terutama tanaman aglaonema patut dicermati.

Pasalnya, keseluruhan perempuan yang berhubungan dengan Lesmana memiliki kesamaan nama dengan beberapa jenis tanaman hias aglaonema. Taruhlah aglaonema widuri. Aglaonema widuri pernah direalease oleh Greg Hambali sekitar tahun 2004. Sementara aglaonema berjenis identitas pewayangan juga kebanyakan telah direalease Hambali sekitaran 2004-2005.

Setiap tanaman hias memang memiliki keindahan tersendiri. Karena itu, perlu dirawat, dikenali sekaligus dipahami segala pantangannya. Pesona aglaonema memang dikenal sebagai si ratu daun. Pesona si ratu daun ini senantiasa terpancar, jika si pemilik mengerti syarat penting, yakni tentang teknik perawatan. Perawatan aglaonema memang terkenal sulit.

Sebab, ia termasuk tanaman manja. Namun bila si pemilik tahu kelemahan, kelebihan, dan pantangan tanaman hias ini, sinar daunnya akan terpancar indah nan mengkilap. Terdapat setitik pesan. Pesan ini sekaligus dapat mengcounter pernyataan umum sebelumnya yang mengatakan bahwa kegagalan merasakan cinta selama tiga kali bagi Lesmana adalah pelegalitasan kebodohan pada diri Lesmana.

Dengan mencintai tanaman hias, kesalahan tiga kali mencintai ternyata bukan hal yang patut disesali, juga bukan menunjukkan sikap yang bodoh. Sebab, Lesmana mengaku tidak merugi mengenal tiga perempuan dalam hidup, meskipun tidak bisa dimiliki untuk selamanya. Tuhan memang Maha Pencipta Yang Luar Biasa.

Ia ciptakan berbagai tanaman hias dengan keindahan dan pesona masing-masing. Aku puas. Tidak rugi aku menginap satu hari di Surabaya. Terlepas dari telaah pemaknaan. Keunggulan novela ini terletak pada kesederhanaan bahasa. Kelugasan ini mendekatkan cerita pada pembaca. Bahkan mudah terinternalisasi menjadi milik pembaca. Halus, tidak eksplosif menjadi bagian kekuatan tulisan-tulisan Ayu Sutarto.

Sayang, pemaparan cerita masih bertahan dalam kriteria sastra koran. Padahal eksplorasi peristiwa, permainan kata dan teknik bercerita yang lebih dramatis ala novela dapat disempurnakan sedemikian rupa. Sehingga pembaca bisa merasakan ketegangan yang dikembangkan dalam tempo-tempo yang beraneka ragam.
Pun demikian dengan penyimbolan.

Dalam Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu, simbol yang digunakan kurang liar dan masih pada tataran batas wajar. Pembaca akan menemukan banyak kemuraman hidup Lesmana yang diwakili oleh kegelapan, sementara Adinda yang merupakan penolong dilukiskan dengan cahaya yang menerangi kegelapan. Metafora yang umum dan sangat klise.

Kendati demikian, kesederhanaan bahasa dan simbolik Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu seperti itu tetap menjadi kekuatan yang sulit ditandingi karya-karya lain. Apalagi di dalamnya terkandung beraneka macam pelajaran hidup yang berharga.

(b2)

Shin Tae-yong Galau Harus Hadapi Negara Sendiri
Anies hadiri acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih di KPU.

Terpopuler: KPU Tetapkan Presiden Baru, Prabowo Sebut Senyum Anies Berat

Terpopuler: KPU Tetapkan Presiden Baru, Prabowo Sebut Senyum Anies Berat.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024