Rahasia di Balik Gaya Keren Para Artis

Gaya Glamor Bunga Citra Lestari
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAlife -Dua tas besar itu mereka jinjing, dan kadang kala disampirkan di bahu. Tas itu tampak melembung, dan kelihatan berat. Isinya: pakaian, syal, anting, kalung, gelang, sepatu, dan berbagai pernik fesyen lainnya. Tak hanya satu stel pakaian atau satu pasang sepatu. Bisa tiga, empat, atau bahkan lebih.
Momen Ketua MK Semprot Kuasa Hukum KPU yang Puji-puji Hasyim Asy'ari

Tas–tas ini dibawa keluar masuk butik. Pekerjaan mereka menuntut kaki yang tangguh untuk berkeliling dari satu butik ke butik yang lain sampai mendapatkan padanan pas. Butik itu bisa milik desainer atau retail ternama di mal. 
Kubu Ganjar-Mahfud Tidak Terima Gugatannya ke MK Disebut Salah Sasaran oleh KPU

Keluar butik, mereka masih membawa satu kantung besar berisi pakaian. Kadang kantung yang dibawa menenggelamkan tubuh. Ukurannya lebih gemuk dan panjang karena berisi gaun penyapu lantai.
Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK
 
Pekerjaan mereka: personal fashion stylist. Atau lebih dikenal sebagai penata busana. Tapi bukan menata busana untuk pemotretan model di majalah atau lainnya. Mereka menata busana yang dikenakan para artis. Mereka juga yang bertanggung jawab atas penampilan sang artis di panggung atau acara-acara spesial. Mereka menjadi bagian dari citra diri atau imej yang ingin ditampilkan para bintang.

Pasrah Diri Para Artis

Belakangan profesi seperti mereka banyak dicari. Seiring dengan kebutuhan para artis akan kesempurnaan penampilan. Kesibukan artis yang membatasi gerak, membuat mereka memercayakan penampilannya pada para penata busana ini. Mereka mendapat gelar personal fashion stylist karena memang menangani si artis dengan sangat personal. 

Salah satu yang melakoni profesi sebagai personal fashion stylist adalah Ajeng Dewi Swastiari. Wanita berusia 28 tahun ini sudah tujuh tahun belakangan mendandani diva pop Titi Dwi Jayanti atau Titi DJ. 

Soal selera, awalnya Ajeng mengaku kaget dengan koleksi pakaian yang dimiliki Titi. Isi lemarinya semua pakaian dengan warna-warna cerah. Bertolak belakang dengan dirinya yang menyukai warna aman. Hitam, putih, abu-abu, atau cokelat.
 
Tapi toh wanita jebolan LaSalle College International Jakarta ini dapat menyatukan selera dan menjadikan Titi tak pernah salah kostum. Selalu enak dilihat, selalu mengagumkan.

"Titi DJ terkenal dengan gaya berbusana yang glamor. Dia juga suka banget bereksperimen dalam fesyen, aku pernah menempelkan berlian di sepatunya untuk ide eksperimen Titi," ujar wanita pengagum desainer Alexander McQueen ini.

Ajeng yang memilihkan semua gaun untuk Titi. Gaun yang sesuai dengan kepribadian, bentuk tubuh termasuk menyesuaiakan bagian dada, punggung jika ingin mengekspos bagian belakang, menyesuaikan dengan bentuk lengan, kaki, dan segala inci ukuran lekuk tubuh Titi. Semua dihapalnya di luar kepala.

Ia juga yang menyediakan pernik aksesori. Sampai dengan bulu mata yang akan digunakan pelantun Bahasa Kalbu itu. Pokoknya semua yang melekat pada tubuh Titi. 

"Kerjaan saya seputar menentukan konsep busana, termasuk tata rias untuk kepentingan konser, manggung, syuting sinetron, dan iklan klien saya," ucap Ajeng dalam perbincangan dengan VIVAlife di salah satu mal kawasan Jakarta Selatan.

Bukan cuma Titi DJ, Ajeng juga menangani klien eksklusif lain yang juga memasrahkan penampilan padanya. Bunga Citra Lestari. Penyanyi bertubuh mungil yang popular dengan panggilan BCL itu seharusnya selalu kesulitan mencari pakaian yang pas. 

Tapi ini tidak juga terjadi. Ibu muda ini malah menjelma menjadi sosok ideal dengan busana yang fun juga elegan. Ajeng dengan trik-trik yang dimiliki membuat BCL tampil ciamik. 

Untuk menangani Titi DJ dan BCL, ditambah Sherina Munaf dengan gaya tomboi, dan Dira Sugandi yang edgy, Ajeng mengaku hanya memiliki waktu empat jam saja setiap hari untuk beristirahat. 

Tak Kenal Gender

Jasa personal fashion stylist ternyata tak hanya digunakan aktris wanita. Pentolan Republik Cinta Management (RCM) Ahmad Dhani pun dilanda pentingnya penampilan sebagai aset diri. 

Ia juga menggaet personal fashion stylist untuk kesempurnaan. Juga jajaran artis di bawah manajemennya seperti Mulan Jameela, The Virgin, Maha Dewi, The Lucky Laki, dan yang lainnya. 

Dhani memang terkenal bukan orang yang main-main soal penampilan panggung. Selain lagu-lagunya yang selalu meledak, kostum yang dipakai pun selalu terkonsep. Stand out! 

Adalah Ping Ping, orang di balik penampilan keluarga RCM. Baginya, perbedaan masing-masing karakter artis RCM adalah tantangan. Ia mengaku hanya mengandalkan hasrat fesyen yang dimiliki.

Mencarikan kesempurnaan Ahmad Dhani dengan gaya paten rapi dan sedikit nge-rock. Bukan penampilan rock yang lebay atau berlebihan. Padanan sepatunya juga cool.  

Lain lagi dengan Mulan Jameela yang selalu tampil dengan kostum-kostum seksi. Terasa pas meski dengan rambut yang kerap berganti warna. Atau The Virgin yang lebih memilih gaya cuek, atau malah The Lucky Laki yang terdiri dari Al, El, Dul dengan penampilan muda sesuai usia mereka. 

Perbedaan karakter ini sudah menjadi makanan biasa untuk Ping Ping. Sebelumnya, sejumlah band besar  berkarakter kuat juga pernah "diasuh" soal penampilan. Tak tanggung-tanggung, ia digaet God Bless, Slank, /Rif, dan boy band Sm*sh.

Tidak Luput Komplain 

Personal fashion stylist lainnya adalah Vannie Astecat. Wanita yang sempat membantu BCL sebelum ahkirnya dipegang Ajeng ini menceritakan awal perkenalannya mengurus penampilan para artis.

"Kebetulan waktu itu butuh fashion stylist untuk video klip Mulan Jameela yang judulnya 'Makhluk Tuhan Paling Seksi'. Aku yang masih kuliah kebagian mendandani figurannya," tuturnya.

Dari situ Vennie mendapatkan proyek-proyek berikutnya. Ia dipercaya membantu beberapa penampilan panggung dan video klip yang dibuat RCM.

Selain keluarga besar RCM, Vennie juga sempat membantu menangani Wulan Guritno, Marsha Timothy, Tyas Mirasih, dan Band Coklat dalam pembuatan video klip, iklan, dan film. Saat ini ia menangani keseluruhan penampilan penyanyi pop Nindy.

Beruntung kebanyakan klien Vannie mengaku puas dengan hasil kerjanya. Menurut pengalaman selama menjadi personal fashion stylist, umumnya para artis senior memiliki kepercayaan lebih padanya. Mereka percaya penuh dengan pilihan busana para stylist. Tinggal pakai tanpa ada ba bi bu.

"Yang sulit itu justru ketika pihak televisi, agen iklan, atau pihak lain yang meng-hire artis punya permintaan khusus, yang kurang disetujui artis. Disitulah tugas personal fashion stylist untuk mencari jalan tengah untuk kedua belah pihak," ucap Vannie.

Soal ketidaksamaan konsep juga dialami Ping Ping. Salah satunya ketika Dewa 19 harus tampil di acara peluncuran stasiun televisi swasta. Pihak TV meminta personel Dewa 19 tampil menggunakan kostum serba putih dengan dasi berwarna-warni. 

"Pakde (panggilannya pada Ahmad Dhani) saat itu tidak setuju dan bilang ke saya. Pakde kan lebih sering pake baju warna hitam. Akhirnya saya yang negosiasi ke pihak TV dan jalan tengahnya Dewa 19 pakai kostum warna abu-abu tapi tetap dengan dasi warna-warni," ujarnya sambil terkekeh.

Untuk menghindari komplain dan beda pandangan, Ping Ping selalu menggunakan jurus jitu. Mengenal pribadi masing-masing klien lebih dalam. "Saya harus masuk dan mengenal karakter mereka. Itu semua butuh pendekatan," tuturnya. 

Mendalami karakter yang dimaksud tidak hanya kepribadian, tapi juga mengenal aliran musik serta lagu-lagu yang dibawakan. 

"Kalau pun ada yang komplain, itu lebih banyak datang dari artis-artis muda pendatang baru yang memang masih dalam proses mencari karakter mereka," tutur Ping Ping.

Namun komplain dan kerja keras mereka diakui sebanding dengan bayaran yang diterima. Biasanya ketiganya girang saat mengetahui rekening mereka mencetak pertambahan angka setelah menyelesaikan satu proyek. Satu proyek iklan, satu proyek video klip, atau satu proyek penampilan panggung. 

Ajeng misalnya, dari pekerjaan ini ia sudah bisa menyalurkan hobi travelling. Hampir semua Negara di Asia Selatan pernah disambanginya. Belum lama ini ia juga menyempatkan diri berlibur ke Israel, Mesir, Jordania, dan Jepang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya