Lenny Agustin: Fesyen Itu Mix Don't Match

Offerings Lenny Agustin di Indonesia Fashion Week 2012
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAlife - Dunia fesyen butuh berkembang cepat. Hal tersebut membuat para desainer harus memutar otak untuk dapat eksis menghadirkan rancangan baru. Salah satunya Lenny Agustin. Ditemui di salah satu mal di kawasan Jakarta Pusat, Lenny mengatakan bahwa bekerja di dunia fesyen memang dituntut untuk terus berkarya tanpa peduli dengan situasi dan kondisi.
Terpopuler: Ria Ricis Diduga Sindir Teuku Ryan sampai Betharia Sonata Sakit

"Nggak ada ceritanya, perancang busana kerja tergantung mood. Mereka harus terus menciptakan dan mengikuti tren, bukan ngikutin mood," ujar ibu tiga anak ini.
Terpopuler: Kebiasaan yang Tidak Boleh Dilakukan di Mekkah sampai Alasan ke BaliSpirit Festival

Apalagi ketika semakin banyaknya brand-brand luar negeri yang bermuncukan dan menjamur di pusat-pusat perbelanjaan. Memaksa para desainer lokal untuk lebih kreatif dan bekerja cepat.
Jadwal Mobil SIM Keliling Jakarta dan Tangsel Minggu 5 Mei 2024

"Desainer luar tahu kebutuhan masyarakat. Masyarakat beli pakaian ngga selalu pesan, mereka butuh pakaian yang ready to wear. Makanya sekarang mulai banyak desainer yang membuat pakaian ready to wear," ujarnya.

Selain harus bekerja cepat, desainer yang baik menurut Lenny adalah mereka yang memiliki konsistensi mengeluarkan rancangan setiap tahun. Bahkan  setiap enam bulan sekali.

"Publikasi juga diperlukan supaya orang tahu kalau mereka punya rancangan baru," jelasnya.

Meski diwajibkan untuk terus berinovasi, desainer tetap harus memiliki ciri khas desain. Ini yang membedakan satu dengan yang lain. Seperti Lenny sangat terinspirasi dengan gaya harajuku.

"Harajuku itu unik banget. Semakin warnanya nabrak, modelnya berantakan. Semakin bagus menurutku. Makanya buatku fesyen itu bukan mix and match tapi mix don't match," jelas Lenny.

Selain ciri khas, Lenny juga mengatakan bahwa rancangan yang dibuat oleh desainer harus bisa menggambarkan diri desainer itu sendiri. Karena itu, hingga kini Lenny belum tertarik untuk membuat pakaian Muslim meski sekarang banyak desainer yang mulai nyemplung dalam bisnis tersebut. 

"Sebenarnya bukan nggak mau, tapi belum mau. Karena membuat dan menjual baju Muslim itu kan sama dengan mengajarkan seseorang memakai baju Muslim. Sedangkan aku sendiri nggak pakai baju Muslim," ujarnya. (ms)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya