- Imagedynamics
VIVAlife - Indonesia kaya akan budaya. Sebagai Puteri Indonesia yang akan membawa nama bangsa ke kancah nasional dan internasional berarti mereka harus memahami benar kekayaan budaya bangsanya.
Untuk itu, di hari ketiga karantina para finalis Puteri Indonesia mengunjungi Galeri Indonesia Kaya. Sebuah galeri di West Mall Grand Indonesia yang mengemas budaya tradisi dalam kemasan modern.
Selain mencoba berbagai fasilitas galeri, para finalis juga mendapatkan berbagai materi yang terkait dengan budaya bangsa. Salah satunya adalah materi menari oleh Eko Supriyanto.
Seorang maestro tari yang pernah bermain bersama Puteri Indonesia 2004, Artika Sari Devi dalam sebuah film karya Garin Nugroho berjudul Opera Jawa. Eko juga merupakan seorang pengajar tari di Institut Seni Indonesia Surakarta.
"Saya pikir menari itu sangat mudah, nggak butuh waktu yang lama," ujar Eko.
Uniknya, Eko memberikan materi sambil bergerak-gerak dan menari lincah. Mulai dari meliuk-liukkan tangan, kaki, badan bahkan berguling-guling di lantai. Para finalis berkali-kali bertepuk tangan kagum dengan caranya menyampaikan materi. Setelah itu mereka diminta untuk berdiri dan diajari teknik mudah menari.
Acara malam itu tidak berhenti sampai di situ. Suasana semakin meriah ketika Saung Angklung Udjo tampil membawakan sebuah lagu. Setelah itu para finalis dibagikan angklung masing-masing satu.
"Ada berapa tabung di angklung tersebut?" kata pembicara dari Saung Angklung Udjo. Dia mulai bercerita tentang filosofi angklung.
Selesai memberi pengenalan para peserta asyik mengikuti workshop memainkan angklung bersama-sama. Bahkan saat materi akan berakhir para finalis yang ketagihan memainkan alat musik tersebut meneriakkan, "Lagi, lagi, lagi". (umi)