Dian Sastro: Artis Tak Melulu Glamor

Dian Sastrowardoyo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.idArtis berbisnis sudah menjadi hal lumrah dewasa ini. Tak hanya di luar negeri, artis Tanah Air pun banyak yang tercatat sebagai seorang pebisnis. Ada yang terjun ke bisnis fesyen, garmen, kuliner, travel, hingga teknologi. 

Startup Lokal Ini Ingin Menyuburkan Benih Revolusi

Dian Sastrowardoyo adalah salah satu di antara artis Indonesia yang memutuskan untuk merambah dunia bisnis. Tak tanggung-tanggung, wanita kelahiran 16 Maret 1982 ini menjajal tiga bidang sekaligus, yakni fotografi, startup, dan kuliner. 

Lewat startup Frame A Trip, Dian menjadi co-founder bersama empat anak muda lainnya, seperti Michael Tampi, Arief Subardi, Damon Hakim, serta Hermawan Sutanto. Startup yang bergerak di bidang fotografi ini sudah berjalan kurang lebih hampir setahun. Di sana, bintang Ada Apa Dengan Cinta? Itu juga bertindak sebagai Chief of Partnership. 

Profil Sandra Dewi, Artis Cantik yang Suaminya Terjerat Kasus Korupsi

“Saya bersama teman-teman patungan bikin startup baru dan menurut kami ini peluang yang unik banget dan belum banyak orang masuk ke persoalan ini,” ujar Dian saat ditemui VIVA.co.id di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Gairah Dian untuk berbisnis tak berhenti pada startup saja. Ia juga memberanikan diri bergerak sebagai wirausahawan di bidang kuliner.  Lulusan S-2 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut membuka sebuah restoran bernama MAM by 3 Skinny Minnies.

Beli Properti Bisa untuk Rumah Tinggal Sekaligus Investasi Jangka Panjang

Dian mengaku tak pernah terpikir membuka restoran di sebuah mal ternama. Sebab, awalnya ia hanya menyediakan jasa penyedia makanan sehat untuk keluarga dan orang-orang terdekat. Namun, Dian tergerak mengedukasi orangtua agar belajar membuat makanan sehat sekaligus lezat untuk keluarganya.

"Awal ide membuat resto ini sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya,” kata istri Maulana Indraguna Sutowo itu.

Menyapu dan memotong bawang

Di bisnis Frame A Trip, Dian dan co-founder lainnya memang sama-sama sebagai pemodal. Namun bukan berarti peraih penghargaan Festival Film Internasional Singapura kategori pemeran wanita terbaik tahun 2002 tersebut hanya duduk manis di belakang meja. 

Dian mau tak mau turut menyingsingkan lengannya demi membangun bisnis startup-nya itu. Salah satunya adalah merespons keluhan atau komplain pelanggan dengan berkomunikasi langsung via telepon, WhatssApp maupun Instagram. 

Menurut Dian, sentuhan personal sangat penting. Selain menambah nilai, utamanya juga menjaga hubungan baik dengan pelanggan. “Kita enggak cuma hubungan jual beli, tetapi sudah kayak keluarga, teman. Jadi orang pasti akan langganan terus,” ucapnya.

Begitu juga saat Dian menjalankan bisnis restorannya. Ibu dari dua anak ini tak segan masuk dapur dan mengurus segala hal yang biasanya dilakukan oleh staf.  

“Ikut memotong bawang, ikut begadang. Suami di rumah saja ikut begadang,” ucapnya berseloroh.
Restu dan dukungan dari suami serta keluarga, diakui Dian, sangat penting jika seseorang ingin menjadi wirausahawan. Sebab, keluargalah yang nantinya akan terkena dampaknya. 

“Di Frame A Trip, kita semua juga, lima ini sudah berkeluarga semua. Kita punya cita-cita, niat yang baik. Semoga ini bisa memberikan kontribusi yang baik untuk keluarga kita masing-masing. Jadi berangkatnya harus dengan niat yang bagus. Dengan niat yang baik. Insya Allah ada jalannya,” ujarnya.

Dian tak menampik bahwa status artis yang disandangnya membuat orang kerap salah kaprah. Banyak yang memandang bahwa kehidupan artis selalu glamor, naik mobil mewah, dan wajah dibalut make-up.

Padahal jika sudah terjun ke bisnis, kata Dian, seluruh anggapan itu sirna seketika. “Kalau sudah masuk ke bisnis kayak begini ya harus mau jadi babu. Waktu itu buka restoran, saya ikut menyapu juga,” tuturnya.

Menjadi wirausahawan, lanjut Dian, ibarat kembali menjadi siswa. Segala sesuatunya belajar dari nol lagi. “Apa sih yang sebenarnya dibutuhkan, apa sih yang enggak dimiliki oleh market, suplai apa sih yang enggak dimiliki. Jadi itu yang mau coba kita tutup gap-nya,” ujar Dian.

Selanjutnya...Sebagai guru di rumah

Guru di rumah

Pada akhirnya, hari-hari Dian kini tak hanya berkutat sebagai ibu rumah tangga maupun kesibukan di dunia hiburan. Pemilik nama lengkap Diandra Paramita Sastrowardoyo itu juga mesti memantau bisnisnya secara langsung.

Hal inilah yang membuat Dian dan ibu pekerja di manapun memutar otak untuk menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan. Membagi waktu antara bisnis dan keluarga diakuinya bukan perkara mudah.

“Itu memang enggak gampang. Kadang-kadang kan ada banyak tantangannya menjadi seorang ibu. Jadi seorang guru. Kan ibu sebagai seorang guru di rumah, juga sebagai seorang pebisnis,” ucap wanita yang senang mengenakan daster di rumah saat tak sedang bekerja.

Namun Dian beruntung. Bisnis yang dijalaninya ini memungkinkan ia lebih fleksibel. Tak jarang, ia turut serta membawa anak ke tempat kerja. Ini ia lakukan bukan tanpa tujuan. Dian rupanya ingin sekaligus mengajarkan buah hatinya bahwa di balik hidupnya saat ini ada orangtua yang bekerja keras.

“Makanan yang dia makan itu, dari hasil kerja. Bapak kerja begini. Ibu kerja begini. Jadi dia tahu, ‘Oh enggak ada yang gratis’,” tutur bintang film Kartini ini.

Dian berusaha menanamkan pada anak-anaknya bahwa kerja bukan lah sesuatu hal yang memalukan. Budaya magang, kata Dian, sudah seharusnya diterapkan sejak masih kecil. Itulah sebabnya Dian juga kerap meminta anaknya turut bersih-bersih di restoran.

“Bagian malas-malasan, nonton televisi, enak-enakan, itu cuma ada di hari libur. Hari kerja, ya kita semua kerja,” ujarnya.

Dian memiliki dua anak yakni Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo dan Ishana Ariandra Nariratana Sutowo yang masing-masing berusia 5,5 tahun dan 3,5 tahun. Saat bersama kedua buah hatinya, Dian memastikan menginvestasikan waktu pada mereka.

Kepada keduanya, Dian berusaha menyampaikan segala sesuatunya dengan bahasa yang dimengerti anak dan ringan. Bahkan, ketika buah hatinya berantem Dian pun tak serta merta memarahinya.

"Saya selalu mempelajari ketika anak-anak mengalami berantem kecil seperti berebut mainan. Siapa yang ketahuan salah saya akan menasihati dengan baik. Saya selalu mendidik kecerdasan anak dan mengasah kecerdasan melalui ‘semrawutnya anak’," ucap Dian saat diwawancara di tempat terpisah.

Ia berharap kedua buah hatinya kelak tak hanya menjadi orang yang tangguh, namun juga memiliki jiwa sosial dan empati. Caranya dengan mengajarkan anak untuk menghargai orang lain sedini mungkin.

"Sebisa mungkin saat kumpul anak-anak selalu dibawa dan saya dan suami pun mengajarkan anak agar mencium tangan saudara yang lebih tua. Walaupun mereka kadang enggak suka akhirnya mereka selalu menetapkan itu mereka harus familiar dengan keluarga," tuturnya.

Dian lima tahun ke depan?

Dian sempat tertegun sejenak ketika ditanya apakah lima tahun ke depan ia akan terus menjadi bintang film atau fokus berbisnis. Menurutnya, pertanyaan itu juga kerap ia lontarkan pada dirinya sendiri.

“Terus terang itu masih belum saya putuskan. Saya enggak bisa jawab sekarang. Yang pasti sih saya akan jalani sebaik-baiknya,” kata Dian.

Untuk saat ini, bisnis dan film di mata Dian sama-sama penting. Ia berusaha menjalankan keduanya dengan sepenuh hati dan tidak setengah-setengah. Namun, yang jelas pada saatnya nanti Dian pun tetap harus dihadapkan pada pilihan. ”Mudah-mudahan saja nanti saya dikasih tunjuk jalannya,” ucapnya.

Meski demikian, hasrat akting tampaknya masih terpatri pada diri Dian. Ia mengaku tak menolak jika ada tawaran berakting dalam satu atau dua tahun ke depan.

“Selama dapat izin dari anak. Sekarang bukan izin dari suami, tapi izin dari anak. 'Bunda boleh syuting enggak?' tutur lawan main Nicholas Saputra dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2.

Terakhir, VIVA.co.id meminta Dian menggambarkan dirinya dalam tiga kata. “Ibu, hardworker, positive,” ujarnya sambil tersenyum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya