Studi: Anak yang Dipukul Rentan Masalah Kesehatan

Orangtua marahi anak
Sumber :
  • istockphoto

VIVAlife - Sebagian orangtua menghukum anaknya dengan mendorong dan memukul. Hal tersebut ternyata menyebabkan anak cenderung memiliki masalah kesehatan dan gemuk saat dewasa.

Pengusaha Syariah Ini Sebut Babe Cabita Anti Riba

Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Manitoba di Winnioeg, Kanada. Menurut Tracie Afifi, yang memimpin penelitian tersebut, hukuman fisik tidak hanya mengganggu mental sang anak, tetapi juga menimbulkan efek negatif bagi kesehatannya.

Tahun lalu, Tracie dan teman-temannya telah melakukan penelitian yang menghubungkan antara memukul dan menampar anak dengan risiko depresi dan rasa cemas yang dialami anak.  Kali ini, Tracie kembali melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari tahun 2004 dan 2005 yang didapat dari sensus Amerika Serikat.

Seperti dilansir kantor berita Reuters, sebanyak 34 ribu orang dewasa diwawancarai dan disurvei untuk penelitian ini. Para peserta diminta menjelaskan, apakah saat kecil, orangtua mereka menghukum mereka dengan mendorong, menampar, dan memukul.

Sebut Pemilu Hampir Selesai, Tito Karnavian Serukan "Kita Move On"

Kemudian mereka diminta melaporkan kondisi kesehatan mereka saat ini. Hasilnya, sekitar 1.300 orang mendapatkan hukuman fisik dari orangtuanya, atau kadang-kadang mendapatkan hukuman fisik dan emosional yang lebih ekstrem.

Dibandingkan peserta yang tidak dihukum secara fisik saat anak-anak, mereka lebih mungkin didiagnosis memiliki penyakit yang cukup kronis. Secara keseluruhan, 25 persen peserta yang mengalami kekerasan saat anak-anak memiliki penyakit arthritis dan 28 persennya menderita penyakit jantung.

Shin Tae-yong Ungkap Kabar Baik Timnas Indonesia Jelang Piala Asia U-23

Meskipun demikian, peneliti mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi secara kebetulan. Dalam penelitian yang dipublikasikan di Pediatrics terungkap pula bahwa sekitar 31 persen peserta yang menerima hukuman secara fisik saat anak-anak, mengalami obesitas ketika dewasa.

Tracie mengakui, tidak semua anak yang mendapat tamparan dan dorongan sebagai hukuman memiliki masalah kesehatan mental dan fisik. Namun rasa sakit dan peradangan dari hukuman fisik, serta respons psikologis dan perilaku dipukul dapat menyebabkan masalah jangka panjang untuk beberapa anak.

Tracie menambahkan, kekerasan fisik jelas bukan metode paling aman dalam mendisiplinkan anak. Karena meski orangtua melihat anak-anaknya baik-baik saja setelah mendapatkan kekerasan tersebut, fakta sebenarnya bisa saja berbeda.

"Perubahan dalam tidur, perilaku berani mengambil risiko, fungsi kekebalan tubuh dan penataan hormon stres yang dihasilkan dari stres kronis mungkin menjadi faktor penting," ujar Michele Knox, psikiater yang mempelajari keluarga dan kekerasan remaja di University of Toledo College of Medicine.

Untuk itu, Knox menyarankan agar dokter dapat berbicara dengan orangtua mengenai alternatif mendisiplinkan anak tanpa kekerasan fisik.

"Jika ingin yang terbaik untuk anak-anak, kita harus memilih cara disiplin yang tidak mendatangkan risiko," ujarnya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya