Anggur Merah Dapat Kurangi Risiko Demensia

Arak anggur merah.
Sumber :
  • REUTERS / David Mdzinarishvili

VIVA.co.id – Anggur merah diketahui telah digunakan selama turun menurun untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan kecantikan. Tidak hanya itu, ternyata baru-baru ini peneliti membuktikan bahwa kandungan resveratrol pada anggur merah dapat mengurangi risiko demensia atau penyakit penuaan akibat usia.

Edan, Vey Ruby Jane Kuat Minum Anggur Merah 2 Dus Sehari

Resveratrol adalah salah satu senyawa polifenol yang terdapat pada tumbuhan dan dimanfaatkan dalam bidang medis. Senyawa tersebut digolongkan sebagai fitoaleksin, yaitu senyawa yang dihasilkan tanaman sebagai respons terhadap masuknya patogen atau penyakit.

Pada penelitian yang dilakukan oleh David Geffen School of Medicine, University of California, Los Angeles tersebut disebutkan bahwa resveratrol mampu mengurangi risiko Alzheimer dan Demensia.

Bukan Hanya Menjual Wine, Tempat Ini Siap Beri Pengetahuan

Hal itu terjadi karena kandungan resveratrol diketahui dapat memerangi efek negatif Alzheimer, penyakit otak, dan penyaki degeneratif lain.

Dilansir dari laman Daily Meal, studi ini hanya fokus pada efek kognitif konsumsi anggur merah. Penelitian dilakukan pada 5 wanita dan 5 pria berusia 66 hingga 82 tahun yang memiliki masalah ingatan dan demensia.

Prada MI Minum-minum Anggur Merah di Markas TNI Sendiri

Para partisipan kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Pertama mereka yang mengonsumsi obat-obatan dan kelompok kedua mengonsumsi bubuk anggur kering California. Bubuk ini mengandung resveratrol yang hampir sama dengan satu setengah gelas anggur (wine).

Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa zat antioksidan dan anti peradangan pada resveratrol dapat membantu menstimulasi kinerja otak.

"Setiap bagian otak memiliki kemampuan kognitif berbeda. Kami melihat bagian otak yang kami tahu (aktivitasnya) akan menurun saat berada dalam kondisi penurunan ingat tahap awal akibat penyakit seperti alzheimer," ujar Dr. Daniel Sipverman, kepala Neuronuclear Imaging Section di UCLA.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya