- Pixabay/jarmoluk
VIVA.co.id – Usia harapan hidup wanita yang lebih panjang berisiko menyebabkan penyakit. Salah satunya adalah hipertensi yang banyak menyerang wanita di usia di atas 65 tahun.
Hipertensi, jelas Dr. dr. Yuda Taruna, Sp.S, tidak hanya berkaitan dengan stroke tapi juga demensia. Di Amerika Serikat, kini bukan hanya penyakit degeneratif yang banyak digaungkan, tapi lebih kepada masalah kognitif, yakni demensia.
"Hipertensi dan demensia itu seperti kembaran. Dengan usia yang bertambah, risiko demensia juga bertambah. Secara gender, wanita lebih banyak dibanding laki-laki," ujar dr. Yuda kepada VIVA.co.id saat ditemui beberapa waktu lalu.
Sebuah studi yang dilakukan di Yogyakarta tahun 2016 dengan sampel hampir 2.000 orang usia 70-74 tahun menunjukkan, prevalensi demensia mencapai 22,5 persen.
Sementara data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan, di kelompok usia berapapun, prevalensi hipertensi tetap yang paling tinggi.
dr. Yuda mengatakan, gangguan kognitif biasanya dianggap harus dimulai dari stroke terlebih dahulu. Tapi sebenarnya, terjadinya demensia tidak harus mengalami stroke dahulu. Bisa saja seseorang yang sehat mulai mengalami pikun karena hipertensi yang tidak terkontrol. Di usia muda, hipertensi bisa menjadi faktor risiko demensia di usia lanjut tanpa harus mengalami stroke.
"Menjaga kesehatan di usia lanjut bukan mulai di usia 60 tahun tapi pada usia 30 atau 40 tahun harus sudah dijaga. Kalau ada hipertensi tidak dikontrol, cenderung akan mengalami gangguan fungsi kognitif," kata dr. Yuda. (ren)