IDI: Kematian Dokter Stefanus Bukan Karena Lima Hari Jaga

Dokter Stefanus Taofik.
Sumber :
  • Facebook.

VIVA.co.id – Simpang siur kematian dokter spesialis anestesi, dr Stefanus Taofik, Sp.An., yang viral karena disangkutpautkan dengan beban kerjanya sebagai dokter jaga di Hari Raya Idul Fitri, mendapat perhatian dari khalayak ramai. Menurut kabar yang beredar, dokter Stefanus harus berjaga selama lima hari lima malam tanpa istirahat.

IDI Minta Dispensasi Selama PSBB, Apa Saja Permintaannya

Namun, berita tersebut disanggah oleh pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dikonfirmasi oleh VIVA.co.id, Sekretaris Jenderal IDI, dr Adib Khumaidi Sp.OT., mengatakan bahwa dokter Stefanus hanya bekerja selama 2x24 jam.

Posisinya sebagai dokter anestesi juga berbeda dengan dokter jaga di Unit Gawat Darurat (UGD) yang harus berjaga tanpa henti.

20 Dokter Meninggal karena Corona, Mayoritas Dokter Gigi dan THT

"Beliau bukan lima hari kerja, tapi 2x24 jam. Pemahamannya di sini, dokter Stefanus adalah dokter terkait anestesi yang dihubungi saat ada pasien yang butuh konsultasi. Bukan seperti dokter UGD yang harus stand by betul di ruang emergency. Kalau tidak ada operasi, emergency terkait anestesi, pasien UGD terkait anestesi, dia bisa istirahat di kamar jaga," ujar dokter Adib saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis, 29 Juni 2017.

Menurutnya, dengan kondisinya yang bisa beristirahat itu, membuatnya mampu mencegah kondisi kelelahan. Terlebih, dokter Stefanus seharusnya bisa terhindar dari kondisi overwork yang merugikan tubuhnya, yang mungkin bisa menyebabkan kematian.

Tangisan Saat Jenazah dr Ketty Perawat Menhub Dibawa Pulang

"Karena dia dokter on call, dia juga bisa koordinasi dengan perawat yang jaga. Kami selalu tekankan agar beban kerja dokter itu tidak overwork, jadi kerjaannya harus disesuaikan juga dengan kemampuan," katanya menambahkan.

Adib pun meminta agar masyarakat tak lagi berspekulasi mengenai kematian dokter Stefanus sebelum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga. Apalagi, kasus kematian tersebut bukan berarti hanya dipicu oleh satu faktor.

"Kalau karena kelelahan dan memicu penyakit jantung, perlu dilihat lagi riwayat penyakit terdahulunya. Yang tahu kan hanya keluarga. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kematian. Jangan berspekulasi dulu sebelum ada pernyataan dari keluarga," ucapnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya